Wanita WNI Dipukuli di Korea, Astaga Penyebabnya Bikin Geram

Reporter : Ratih Wulan
Selasa, 5 September 2017 12:02
Wanita WNI Dipukuli di Korea, Astaga Penyebabnya Bikin Geram
Bibir gadis berusia 21 tahun harus mendapatkan delapan jahitan.

Dream - Seorang wanita Indonesia menjadi korban kekerasan dari penjaga sebuah klub di Korea Selatan. Penyebabnya diduga hanya karena wanita tersebut berkewarganegaraan Indonesia.

Insiden pemukulan itu menyedot perhatian pengguna media sosial sepanjang akhir pekan lalu. Korban tersebut diketahui bernama Jessica Setia, pelajar Indonesia yang sedang melanjutkan pendidikan di Korsel.

Gadis berusia 21 tahun telah tinggal di Korea selama dua tahun. Ia mengalami luka sedalam 0,5 cm di bibirnya dan memar di dagunya akibat perkelahian dengan penjaga klub di Busan sekitar Jumat malam waktu setempat.

Dalam laporan The Star, Setia mengatakan pemukulnya, yang merupakan seorang pria, bertindak kasar dan rasis kepadanya tanpa alasan yang jelas. Si penjaga memperlakukan Setia secara diskriminatif.

" Mereka membiarkan teman-temanku yang berkewarganegaraan Korea masuk dengan mudah. Tapi ketika saya dan teman Indonesia datang, dia mempersulit," ungkap Setia dalam wawancara kepada The Herald Korea.

 

1 dari 1 halaman

8 Jahitan Karena Bibir Robek

8 Jahitan Karena Bibir Robek © Dream

Ketika dia melihat temannya, orang Indonesia lain yang hanya memberinya nama depan Gabrielle, didorong oleh penjaga pintu dan melempar kartu identitasnya ke trotoar.

Pertarungan pun terjadi dan mulutnya dipukul oleh petugas itu sampai beberapa kali. Hingga membuat bibirnya robek dan berdarah. Dia dibawa ke rumah sakit dan diberi delapan jahitan.

" Saya terbiasa dengan orang-orang yang memandang rendah orang Indonesia. Saya pikir dia tidak menyukai orang asing sehingga dia mungkin bersikap kasar kepada kami terutama karena kami bukan bule kulit putih. Ketika kita kesal dan menunjukkan kekesalan kepadanya, saya pikir itu membuatnya marah," imbuh Gabrielle.

Klub tersebut akhirnya angkat bicara dan menegaskan jika tidak ada diskriminasi berdasarkan etnis atau gender malam itu. Mereka juga menyatakan penyesalan atas kritik sepihak itu.