Dream - Nama adalah doa orangtua untuk anaknya. Begitulah pemahaman yang dianut sebagian besar masyarakat Indonesia.
Dalam Islam sendiri terdapat anjuran memberi anak nama yang bermakna baik. Sehingga, kebanyakan bayi yang lahir dari keluarga Muslim akan memiliki nama Arab.
Tetapi, haruskah memberi anak kita nama dalam bahasa Arab?
Terdapat riwayat dalam kitab Shahih Bukhari yang menjelaskan Rasulullah Muhammad SAW pernah mengganti nama-nama para sahabat dengan nama yang bermakna baik. Salah satunya, kakek dari Sa'id bin Al Musayyib yang bernama Hazan, artinya keras kepala.
Bapak Sa'id, Al Musayyib, pernah bercerita, " Suatu hari kakekmu itu pernah datang ke Rasulullah SAW." Rasulullah SAW. menanyakan nama kakek Sa'id, " Siapa namamu?" " Namaku Hazan," jawab kakek Sa'id. " Namamu Sahal saja," tawaran Rasulullah mengganti nama Hazan. " Saya tidak mau mengganti nama yang diberikan ayahku," tolak kakek Sa'id bin Al Musayyib. " Karena kakek namanya tak mau diganti, keluarga kami pun tidak sedikit yang keras kepala," tutup Sa'id bin Al Musayyib.
Sa'id sempat kesal pada kakeknya. Karena tidak mau mengubah nama dengan nama pemberian Rasulullah, keturunannya menjadi keras kepala semua. Termasuk salah satu anak dari Sa'id.
Meski demikian, tidak ditemukan adanya dalil mengenai keharusan memberi anak nama dalam bahasa Arab. Baik itu dalam Alquran maupun hadis. Riwayat yang ada hanya menjelaskan tentang anjuran untuk memberikan nama bermakna baik kepada anak.
Advertisement
Celetukan Angka 8 Prabowo Saat Bertemu Presiden Brasil

Paspor Malaysia Duduki Posisi 12 Terkuat di Dunia, Setara Amerika Serikat

Komunitas Rubasabu Bangun Budaya Membaca Sejak Dini

Kasus Influenza A di Indonesia Meningkat, Gejalanya Mirip Covid-19

Wanita 101 Tahun Kerja 6 Hari dalam Seminggu, Ini Rahasia Panjang Umurnya
