Bripda Galih, Polwan Berhijab Jawara Beladiri

Reporter : Ahmad Baiquni
Jumat, 1 April 2016 20:03
Bripda Galih, Polwan Berhijab Jawara Beladiri
Galih telah mengantongi 15 medali emas di pelbagai kejuaraan tae kwon do. Prestasi itu mengantarkannya menjadi anggota Polsek Purwokerto Selatan.

Dream - Galih Windiani masih berusia 19 tahun. Meski begitu, dia ternyata punya segudang prestasi.

Galih merupakan salah satu atlet beladiri tae kwon do kebanggaan Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Prestasinya dalam seni beladiri asal Korea itu mengantarkannya untuk mengabdi kepada Negara sebagai Polwan di Polsek Purwokerto Selatan.

Dara kelahiran 2 Oktober 1996 itu mulai tertarik mempelajari tae kwon do saat duduk di kelas 5 Sekolah Dasar (SD). Berlatih tae kwon do kemudian menjadi hobinya hingga saat ini.

" Sejak kelas 5 SD tertarik tae kwon do. Awalnya melihat anak-anak berlatih di GOR Satria. Ya sudah, saya langsung daftar dan langsung latihan," ujar gadis yang kini berpangkat Bripda tersebut, dikutip dari akun instragram divisihumaspolri, Jumat, 1 April 2016.

Baru setahun menjadi siswa tae kwon do, Galih langsung dipercaya mewakili Kabupaten Banyumas untuk berlaga di ajang Pekan Olahraga Pelajar Daerah (Popda). Kala itu, Galih mencatatkan prestasi yang cukup membanggakan.

" Saat itu belum mendapat juara satu, hanya juara tiga," kata dia.

Capaian itu membuat Galih semakin bersemangat dalam melatih diri. Dia pun sering melibatkan diri dalam sejumlah kejuaraan untuk meningkatkan prestasi.

Luka ringan hingga cidera fatal merupakan resiko yang harus dihadapi atlet beladiri. Galih juga mengaku pernah mengalami semuanya, namun justru membuat semangatnya semakin bertambah.

" Bengkak dan memar sudah biasa. Bahkan pernah tangan digips selama tiga bulan karena dislokasi lengan," kata bungsu dari pasangan Siswanto dan Astuti tersebut.

Jika dihitung, Galih telah mengikuti sebanyak 20 kejuaraan tae kwon do. Dari jumlah tersebut, dia mampu meraih 15 medali emas dan sisanya adalah perak serta perunggu.

Pengalaman paling mengesankan bagi Galih adalah saat mengikuti kejuaraan internasional di Yogyakarta. Kala itu, dia harus tumbang di babak perempat final.

" Saat itu di Atmajaya Yogyakarta, event International Frienship. Bisa hingga babak perempat final dan melawan dari Malaysia. Tapi hanya dapat juara harapan satu," ucap Galih.

Pelbagai catatan prestasi itulah yang kemudian menjadi bekal Galih mengabdi kepada negara. Dia diterima menjadi anggota polisi karena memiliki keunggulan di bidang olahraga.

" Saat mendaftar menjadi polisi, saya melampirkan semua sertifikat kejuaraan. Kata panitia pendaftaran, itu bisa jadi nilai plus," tutur Galih.

Berkarir sebagai Polwan tidak menghalangi Galih untuk terus mencatatkan prestasi. Dia berhasil menjadi juara dalam ajang olahraga Polwildulongmas 2015 lalu. (Ism) 

Beri Komentar
Jangan Lewatkan
More