Kehebatan Atlet Angkat Besi Berhijab Amerika

Reporter : Sandy Mahaputra
Senin, 4 Agustus 2014 08:28
Kehebatan Atlet Angkat Besi Berhijab Amerika
Di luar angkat-mengangkat lifter, Kulsoom adalah wanita dengan pendidikan tinggi. Dia bergelar PhD untuk teknik komputer dari Universitas Georgia.

Dream - Tak banyak atlet Amerika Serikat yang seperti Kulsoom Abdullah. Tentu saja, salah satu ciri dari sosoknya begitu mudah dikenali. Karena dia satu-satunya atlet angkat besi yang mengenakan hijab.

Keputusan dia menggeluti olahraga itu dengan penampilan berhijab awalnya banyak mendapatkan pertanyaan,
kritikan, bahkan sampau melarangnya tampil sebagai atlet angkat besi.

Tapi Kulsoom tak goyah, dia ingin membuktikan kepada dunia bahwa wanita berhijab bisa berprestasi, termasuk di olahraga.

Wanita keturunan Pakistan ini tak pernah berhenti berbicara lantang kepada pihak-pihak yang menentang pemakaian hijab saat bertanding.

Akhirnya pada 2011, di saat usianya 35 tahun, Federasi Angkat Besi Internasional (IWF) menyetujui pedoman baru, memberikan pilihan bagi wanita yang ingin menutupi rambut (hijab), lengan dan kaki, seperti Kulsoom.

Perjuangan Kulsoom pun berakhir manis, ia boleh ikut serta di ajang kompetisi nasional angkat besi AS. Kala itu, Kulsoom berhasil mencatatkan sejarah sebagai wanita pertama atlet besi AS berhijab yang mengikuti kejuaraan nasional.

Meski pada kejuaraan tersebut ia hanya berhasil mencapai posisi kelima dari enam kompetitor dalam kelas 48 kg.

Kehebatan Atlet Angkat Besi Berhijab Amerika

Usai kejuaraan, Kulsoom mencoba menembus skuat AS untuk Olimpiade 2012 lalu. Tapi dia gagal. Tak putus asa, ia terus berlatih keras agar bisa masuk tim AS untuk berbagai kejuaraan internasional.

Kulsoom kini membidik masuk daftar peserta Olimpiade 2016 mewakili Amerika Serikat. " Saya ingin menciptakan kebanggaan untuk perempuan-perempuan yang seperti saya (berhijab)," ujarnya beberapa waktu lalu.

Saat bulan Ramadan, Kulsoom tetap berlatih keras. Hebatnya, dia tetap menjalankan ibadah puasa. " Motivasi saya semakin berlipat ganda untuk ikut serta di Olimpiade 2016," kata dia.

Olimpiade 2016 bisa jadi tempat terakhir Kulsoom dalam mencari mimpinya. Maklum, ketika ajang itu berlangsung, dia berarti sudah berusia 40 tahun.

Di luar angkat-mengangkat lifter, Kulsoom adalah wanita dengan pendidikan tinggi. Dia bergelar PhD untuk teknik komputer dari Universitas Georgia.

" Bagi saya kekuatan utama adalah ilmu pengetahuan. Saya sadar dari cabang olah raga angkat besi saja, saya tak bisa disebut sebagai perempuan kuat. Saya sangat mementingkan sebuah pendidikan" .

(Ism, Sumber: Daily Mail, ESPN)

Beri Komentar