Musa Saat Lomba Di Mesir (Facebook-La Ode Abu Hanifa)
Dream - Hafiz cilik, Musa, yang menjadi wakil Indonesia dalam ajang lomba menghafal Alquran di Mesir berhasil melaju ke babak final. Kini, bocah asal Bangka ini berjuang menjadi hafiz terbaik tingkat internasional untuk kategori anak-anak.
“ Musa sudah sampai pada tahap akhir, tinggal 6 yang tersisa,” tutur paman Musa, La Ode Abu Hanafi, saat berbincang dengan Dream, Selasa 12 April 2016.
Lomba ini diikuti oleh peserta dari berbagai negara. Kategorinya, umur peserta tak boleh lebih dari 12 tahun. Dan Musa saat ini baru berusia 7 tahun.
Ayah Musa, La Ode Abu Hanafi, juga mengunggah foto-foto musa selama mengikuti lomba di Mesir. Salah satunya, saat Musa –yang mengenakan baju batik –menjalani lomba tahap pertama.
“ Tes pertama, lolos tanpa ditegur,” tulis La Ode Abu Hanafi pada akun Facebook.
Musa merupakan hafic cilik yang sudah hafal 30 juz Alquran. Beberapa waktu yang lalu, Musa juga mengikuti lomba menghafal Alquran tingkat internasional di Arab Saudi.
Kala itu, Musa menjadi peserta termuda. Dari 25 peserta dari berbagai negara, Musa berhasil menempati posisi ke 12. Sebuah prestasi yang patut dibanggakan. (Ism)
Dream - Nama Musa dicatat oleh Museum Rekor Indonesia (Muri) sebagai penghafal Alquran termuda di Indonesia. Piagam penghargaan atas prestasi itu telah diberikan oleh Muri kepada Musa.
" Sebagai pemegang rekor hafiz 30 juz termuda di Indonesia," kata paman Musa, Abu Unaisah saat berbincang dengan Dream, Selasa 19 Agustus 2014.
Menurut Abu Unaisah, piagam penghargaan itu diserahkan kepada Musa di rumah dinas Bupati Bangka Barat, Bangka Belitung, pada Minggu malam.
Musa pecahkan rekor Muri
Sumber: Facebook
" Kami bersyukur kepada Allah dan terima kasih kepada pemkot Bangka yang penuh apresiasinya kepada Musa. Karena Bupati Bangka yang mengusulkan agar Musa didaftarkan kepada Muri," kata dia.
Nama Musa mencuri perhatian saat tampil dalam lomba menghafal Alquran di sebuah stasiun televisi. Karena kemampuan menghafal Alquran, Musa kemudian diundang ke Jeddah, Arab Saudi, untuk mengikuti lomba hafiz tingkat internasional.
Di Jeddah, penampilan Musa juga menawan. Meski menjadi peserta paling muda, bocah berusia enam tahun itu mampu menempati peringkat ke-12 dari 25 peserta dari berbagai negara. (Ism)
Dream - Peran ibu ternyata sangat besar dalam membentuk Musa sebagai penghafal Alquran dan Hadis. Sang ibu sangat bersemangat untuk menjadikan bocah berumur enam tahun itu sebagai hafiz, mendampingi suaminya, La Ode Abu Hanafi.
" Sejauh mana peran istri, ini yang saya bilang keutamaan istri solehah. Istri di rumah ngajar Musa, Musa belajar dari istri saya hafalan hadis," kata ayah Musa, Hanafi, di Jakarta, Sabtu kemarin.
Menurut Hanafi, setiap hari sang istri tak pernah melewatkan waktu untuk mengajar Musa. Padahal, pekerjaan rumah tangga lainnya yang juga berat tetap dijalani sang bunda.
" Bagaimana dengan pekerjaan rumah, dia sekarang nuggu anak keempat. Itu suah hamil besar nyetrika baju, pergi ke majelis taklim tidak pernah luput," ujar dia.
Hanafi mengakui peran istrinya sangatlah besar dalam membentuk Musa sebagai penghafal Alquran. Tak hanya saat ini saja, sang istri sudah mengajar Musa dengan ilmu agama semenjak anak pertamanya itu masih berada di dalam kandungan.
" Istri saya mengajar Musa tidak pernah luput. Bahkan lahirnya Musa itu sepulang dari majelis taklim. Itu saking semangatnya istri saya mengajar Musa," ujar Hanafi.
Musa adalah salah satu hafiz yang mampu menghafal Alquran dalam usia yang masih kecil. Bocah Bangka Besar, Bangka Belitung, ini sudah hafal 30 juz saat berusia lima tahun sebelas bulan.
Prestasi ini menarik perhatian Kementerian Agama dan Kedutaan Besar Arab Saudi. Sehingga Musa diikutkan dalam lomba hafiz cilik tingkat internasional di Jeddah. Sebagai peserta paling muda, Musa menempati peringkat 12 dari 25 peserta dari berbagai negara.
Dream - Nama hafiz cilik Indonesia, Musa, tak hanya terkenal di Tanah Air. Bocah yang baru saja ikut lomba menghafal Alquran di Jeddah, Arab Saudi, itu ternyata juga kondang hingga ke Malaysia.
Setelah tiba di Indonesia, Kamis 10 Juli 2014, bocah berusia enam tahun itu langsung terbang ke Negeri Jiran. Musa beserta sang ayah diundang untuk memberikan motivasi kepada muslim Malaysia.
" Sebenarnya Kamis siang Musa sudah di Jakarta, tapi langsung dijemput lagi untuk ke Malaysia," tutur paman Musa, Abu Unaisah, kepada Dream.co.id.
Di Malaysia, sebuah acara yang dibungkus dalam program Ramadan telah disiapkan untuk Musa. Pada Jumat 11 Juli 2014, penghafal Alquran asal Bangka itu akan tampil dalam acara " Meet & Greet bersama Adik Musa & Sheikh Ali Jaber" .
Dua hari berikutnya, atau 14 Juli, Musa dijadwalkan menghadiri acara buka puasa bersama, pembacaan Alquran, dan salat tarawih, yang diadakan oleh muslim Malaysia.
Tak hanya Malaysia, Musa juga tengah menunggu undangan dari Singapura untuk acara serupa. " Itu pun masih menunggu undangan dari Singapura," tutur Abu Unaisah.
Sebelumnya, Musa tampil memukau saat mengikuti lomba menghafal Alquran tingkat internasional di Jeddah. Dia mendapat nilai istimewa, yaitu 90,83.
Sebagai peserta termuda, Musa menjadi peserta yang paling banyak menghafal Alquran. Musa menempati peringkat 12 dari 25 peserta dari berbagai negara pada ajang tersebut.
Kini, musa telah menjadi inspirasi banyak orang, khususnya kaum muslim. " Itulah tujuan dari orangtua Musa, agar orangtua semangat mendidik anaknya kepada Alquran," tutur Abu Unaisah. (Ism)
Dream - Hafiz cilik, Musa, membagi kiat menghafal Alquran. Bocah asal Bangka Belitung itu hadir bersama sang ayah, La Ode Abu Hanafi, dalam Tablig Akbar di Masjid Astra, Sunter, Jakarta.
" Awalnya, mengapa saya begini, karena teringat dosa yang sangat besar. Sehingga, kalau punya anak, harus hafal Alquran," kata Hanafi, Sabtu 23 Agustus 2014.
Dengan mengajari Musa menghafal Alquran, Hanafi berharap bisa mendapat pahala. Sebab, kata dia, orang yang mengajari seseorang membaca Alquran akan mendapat pahala yang sama dengan orang yang diajari. " Dan itu yang nendorong saya mencetak penghafal Alquran," kata dia.
Menurut Hanafi, orangtua harus selalu mendekatkan diri pada Allah jika ingin mendidik anaknya sebagai penghafal Alquran. Dan untuk mencetak anak menjadi hafiz, orangtua tak harus menjadi penghafal Alquran terlebih dahulu. " Tapi kalau bisa demikian lebih baik."
Tak mudah bagi Hanafi untuk mencetak anak menjadi hafiz. Apalagi, Musa masih kecil dan harus memperkenalkan huruf-huruf Arab kepadanya. " Mulanya susah. Saya tempel satu-satu huruf itu. Sampai Musa hafal," ujar dia.
Yang tak kalah penting, Hanafi mendidik Musa dengan disiplin. Memanfaatkan waktu menjadi salah satu kunci sukses Musa menghafal Alquran. Jangan sampai waktu terbuang sia-sia. " Belajar mulai setengah tiga dini hari sampai pagi," ujar Hanafi.
Berkat latihan rutin tiap hari itu, Musa akhirnya berhasil menghafal Alquran sebelum genap berusia enam tahun. " Sebenarnya saya target Musa hafal Alquran umur lima setengah tahun. Tapi meleset, hafal lima tahun sebelas bulan." (Ism)
Advertisement
Museum Louvre Dibobol Hanya dalam 4 Menit, 8 Perhiasan Raib
Warga Keluhkan Panas Ekstrem di Indonesia, Ini Penyebabnya!
PT Taisho Luncurkan Counterpain Medicated Plaster, Inovasi Baru untuk Atasi Nyeri Otot dan Sendi
Sudah Tahu Belum? Ini 5 Cara Mudah Mengenali Uang Palsu
Begini Beratnya Latihan untuk Jadi Pemadam Kebakaran
Harapan Baru bagi Pasien Kanker Payudara Lewat Terapi Inovatif dari AstraZeneca
Sentuhan Gotik Modern yang Penuh Karakter di Koleksi Terbaru dari Dr. Martens x Wednesday
Panas Ekstrem, Warga Cianjur Sampai Tuang 2 Karung Es Batu ke Toren
ParagonCorp Sukses Gelar 1’M Star 2025, Ajang Kompetisi para Frontliners
PT Taisho Luncurkan Counterpain Medicated Plaster, Inovasi Baru untuk Atasi Nyeri Otot dan Sendi