Rahaf Khatib, Atlet Atletik AS
Dream - Rahaf Khatib, 31 tahun, tetap konsisten dengan dunianya sebagai atlet lari meski berhijab. Ibu tiga anak dari Dearborn, Michigan, Amerika Serikat (AS) ini merasa bangga memakai hijab saat mengikuti lomba lari maraton di AS.
Baru-baru ini wanita kelahiran Damaskus, Suriah, tersebut melangkah lebih jauh. Dia mengikuti kontes untuk menjadi sampul di Runner's World, sebuah majalah olah raga untuk komunitas atlet lari.
Dalam kontes tersebut, Khatib berada di peringkat delapan, berdasarkan pada jumlah voting. Dan Khatib berharap, teman dan kerabatnya bisa mendukungnya melalui voting yang akan ditutup pada 22 Juli mendatang.
" Saya berharap bisa naik ke posisi lima," katanya kepada The Arab American News seperti dikutip Dream, Minggu, 5 Juli 2015. " Saya ingin fokuskan energi pada kontes ini. Karena belum ada sekali pun wanita berhijab tampil di sampul majalah ini."
Khatib sepertinya memenuhi persyaratan untuk menjadi sampul dari komunitas atlet lari. Dia telah berpartisipasi dalam beberapa lomba lari marathon jarak jauh dan pendek beberapa tahun terakhir.
Dia pernah mengikuti lomba lari marathon Detroit Free Press Marathon dan Bank of America Chicago Marathon.
Dibesarkan di Dearborn, Khatib kuliah di Wayne State University dan memperoleh gelar sarjana biologi. Setelah menikah, dia pindah ke Farmington Hills dan membesarkan keluarganya.
Awalnya, pilihan untuk menjadi seorang pelari muncul secara tak terduga. Saat itu di sekolah putranya terdaftar di Mars Marathon beberapa tahun yang lalu.
Setiap tahun diadakan lomba maraton di Ford Field Park di Dearborn. Guru olahraga membujuk Khatib untuk berpartisipasi dalam lomba pertamanya.
Selanjutnya, Khatib menjadikan lari maraton sebagai bagian dari gaya hidupnya. Dia menggunakannya untuk terus tetap fit dan termotivasi.
Khatib mengatakan ia sering melihat dirinya sebagai satu-satunya wanita berhijab saat berlomba. Dia berharap hal itu bisa mengirim pesan ke wanita di lingkungannya
Menurutnya, dalam mengejar kebugaran jangan memiliki keraguan karena terkendala stigma budaya.
Penampilan Khatib telah menjadi subyek dari beberapa artikel di media lokal. " Saya pikir itu olahraga yang kurang terwakili (oleh wanita muslim)," katanya.
Khatib mengatakan mungkin beberapa orang berpikir wanita tidak bisa menjadi atlet lari karena harus menutupi tubuh mereka.
Tetapi bagi Khatib memakai hijab seharusnya tidak menghentikan wanita muslim dari melakukan apa yang disukainya.
Ramadan bukan menjadi penghalang bagi Khatib untuk tetap berolahraga.
Khatib masih melakukan latihan selama bulan suci, meskipun tidak bisa minum air atau makan sampai matahari terbenam.
" Saya masih lari meski sedang puasa, tapi saya tidak melakukannya lebih dari satu jam," katanya. " Memang agak sulit, tapi jangan melakukannya jika Anda belum pernah menjalankan sebelumnya." (Ism)
Advertisement
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
UU BUMN 2025 Perkuat Transparansi dan Efisiensi Tata Kelola, Tegas Anggia Erma Rini
Masa Tunggu Haji Dipercepat, dari 40 Tahun Jadi 26 Tahun
Viral Laundry Majapahit yang Bayarnya Hanya Rp2000
NCII, Komunitas Warga Nigeria di Indonesia
Azizah Salsha di Usia 22 Tahun: Keinginanku Adalah Mencari Ketenangan
Benarkah Gaji Pensiunan PNS Naik Bulan Ini? Begini Penjelasan Resminya!
Timnas Padel Indonesia Wanita Cetak Sejarah Lolos ke 8 Besar FIP Asia Cup 2025
Hore, PLN Berikan Diskon Tambah Daya Listrik 50% Hingga 30 Oktober 2025
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
Hasil Foto Paspor Shandy Aulia Pakai Makeup Artist Dikritik, Pihak Imigrasi Beri Penjelasan