Sabrina Gonzalez Pasterski (http://www.vagabomb.com/)
Dream - Sabrina Gonzalez Pasterski. Inilah dara berjuluk " Einstein" masa depan. Julukan itu disematkan karena perempuan 22 tahun ini sangat jenius. Kecerdasannya disebut-sebut di atas rata-rata.
Lihat saja, pada usia 13 tahun dia sudah bisa membangun pesawat bermesin tunggal. Semua itu dilakukan sendirian di belakang garasi milik sang ayah, di rumah mereka yang terletak di Chicago, Amerika Serikat.
Sembilan tahun setelah karya mencengangkan itulah orang menyebutnya sebagai Albert Einstein masa depan. Sebuah sebutan yang bukan main-main. Sebab, Albert Einstein merupakan figur ilmuan. Ikon manusia jenius.
Sabrina merupakan sarjana lulusan Massachusetts Institute of Technology (MIT). Sebuah universitas yang kondang di negeri Abang Sam. Dan lihatlah dia kini, tengah menempuh gelar Ph.D di Harvard University. Dalam usia sebelia itu!
Foto Sabrina juga muncul dalam daftar Forbes's 30 Under 30. Dan sekarang, dia menjadi manusia dengan otak cerdas dunia setelah Einstein dan Stephen Hawking.
Sabrina memiliki nilai rata-rata yang sempurna: 5.0. Perekrut terbaik dunia, Jeff Bezos dari Amazon tengah mengantre untuk menggunakan jasanya. Sementara, Badan Antariksa AS, NASA, juga tertarik merekrut Sabrina.
Sebagai mahasiswi Fisika di Harvard, Sabrina mempelajari black hole (lubang hitam), ruang waktu, dan gravitasi. Studi yang juga dipelajari oleh Einstein maupun Hawking.
" Bertahun-tahun mendorong batas-batas apa yang bisa saya capai telah membawa saya mempelajari fisika," kata Sabrina sebagaimana dikutip Dream dari India Times, Selasa 19 Januari 2016. " Menemukan keindahan dalam kekacauan."
Gadis jenius ini bukanlah penyuka media sosial, seperti kebanyakan pemuda di muga jagat ini. Sehingga, jangan harap menemukannya di jejaring media sosial yang kebanyakan menampilkan hal-hal semu itu.
Telusuri saja Facebook, Instagram, maupun LinkedIn. Anda akan kesulitan menemukannya. Sabrina bahkan tidak memiliki ponsel. Semua yang dia punya tertuang dalam sebuah laman PhysicGirls. Di sanalah dia mengupdate semua prestasinya.
(Ism, Sumber: www.australianetworknews.com)
Dream - Jonah Soewandito, bocah 11 tahun kini menjadi perbincangan publik negeri Kanguru, Australia. Dia merupakan bocah jenius dengan umur yang terbilang masih belia.
Jonah sudah mengikuti ujian akhir SMA di usia 11 tahun. Hebatnya lagi, bocah yang tinggal di Sydney itu mendapat nilai di atas 90 untuk mata pelajaran Matematika dan Kimia.
Hasil ujian akhir SMA di negara bagian New South Wales yang biasa dikenal dengan nama HSC (High Schol Certificate) diumumkan minggu lalu. Berkat pencapaian itu Jonah masuk dalam daftar murid dengan prestasi tertinggi.
Secara umum, mereka yang mendapat angka di atas 90 dalam mata pelajaran yang diujikan di ujian akhir SMA, dimasukkan ke dalam golongan yang berprestasi.
Dalam laporan Sydney Morning Herald, Jonah adalah murid termuda yang ikut ujian SMA tahun ini. Dia juga menjadi salah satu murid termuda yang pernah mengikuti HSC di New South Wales.
Untuk murid seusia Jonah, 11 tahun, kebanyakan teman-temannya baru duduk di Tahun ke-6, namun Jonah sudah mengikuti pelajaran untuk murid tahun ke-12.
Dari namanya, Jonah Soewandito kemungkinan berasal dari Indonesia atau memiliki orangtua berdarah Indonesia.
Namun, pihak Sekolah Swasta Scots College enggan mengungkap identitas pelajarnya tersebut. " Yang kami tahu dia lahir di Australia," kata salah seorang guru seperti dilansir Sydney Morning Herald, akhir pekan lalu.
Menurut si guru, sejak Jonah menjadi pemberitaan di Sydney menjelang ujian beberapa bulan lalu, orangtuanya masih belum mau memberikan wawancara kepada media.
Sejak kecil bakatnya Jonah memang telah terlihat. Usia 3 tahun, ia sanggup membaca dan menulis huruf latin. Tak perlu TK, dia langsung dapat mengikuti intisari pelajaran level SD hanya dalam waktu dua tahun.
Banyak guru di tempat Jonas sekolah mengaku, baru kali ini menemui murid sejenius Jonah.
Selepas lulus SMA, Jonah ingin segera lanjut kuliah bidang kedokteran. Sekolahnya telah menghubungi Universitas Sydney membicarakan kemungkinan bocah semuda itu lanjut studi strata satu.
" Saya ingin menemukan obat kanker, karena itu salah satu penyakit paling mematikan di dunia," kata Jonah. (Ism)
Dream - Wang Zhengyang. Dialah bocah yang tengah menjadi buah bibir di China. Bocah berusia 13 tahun ini menjadi sorotan masyarakat karena kelihaiannya membobol sistem keamanan komputer. Sehingga dia dijuluki 'hacker ajaib' China.
Sebagaimana dikutip Dream dari laman Shanghaiist, Kamis 9 Oktober 2014, karena kemahirannya, Zhengyang telah menjadi pembicara pada the 2014 Chinese Internet Security Conference di Beijing. Dia juga sudah melakukan kerja sama dengan Tsinghua University.
Namun, di tengah reputasi yang menanjak, tudingan miring tertuju pada bocah ini. Zhengyang dituduh telah menggunakan kemahirannya untuk melakukan kejahatan. Dia dituduh telah membobol sistim komputer sekolahnya untuk mencuri kunci jawaban pekerjaan rumah. Selain itu, dia juga dituding membobol sistim komputer milik toko penjual mainan.
Tapi semua dibantah oleh Zhengyang. Dia mengatakan upaya pembobolan itu bukan untuk kejahatan. " Anda pertama kali harus menyerang website untuk menemukan kelemahannya," kata Zhengyang sambil menjelaskan bahwa dia membobol sistim komputer sekolahnya bukan untuk mendapatkan kunci jawaban atas PR di kelasnya, melainkan untuk siswa SMA yang satu sekolah dengannya.
Dia juga menolak telah berniat jahat dengan membobol situs milik toko online penjual mainan dan mengubah harga dari 2.500 yuan menjadi 1 yuan. Dia mengaku hanya memberi tahu toko online itu akan kelemahan sistim pada website mereka. Zhengyang mengaku tak melakukan pembelian saat membobol website itu.
Pada bulan April lalu, Zhengyang memperingatkan sebuah perusahaan perangkat lunak yang berbasis di Beijing, Qihoo 360, tentang kerusakan sistim yang dapat mempengaruhi lebih dari 100 institusi pendidikan di negara Tirai Bambu ini.
" Saya pikir orang-orang pembobolan sistim sepanjang hari untuk keuntungan yang tidak bermoral," kata Zhengyang.
" Sangat menarik untuk mencari risiko keamanan situs web dan saya sangat gembira ketika saya menemukan satu. Tapi saya tidak akan menggunakan bakat saya untuk sesuatu yang ilegal," tambah dia.
Dream - Ben Pasternak bukanlah remaja Australia biasa. Pada usia 15 tahun, ia telah menciptakan sebuah game iPhone yang menaikkan statistik App Store ke tingkat yang lebih tinggi.
Dalam waktu hanya 6 minggu setelah diluncurkan pada Oktober 2014, game ciptaan Pasternak,Impossible Rush telah di-download 500 ribu kali.
Akibatnya, statistik App Store mampu melampaui Vine, Google dan Twitter seiring makin membengkaknya jumlah download game yang membuat ketagihan itu.
Pasternak, remaja dari Eastern Suburbs Sydney, menciptakan Impossible Rush bersama temannya sesama remaja dari Chicago, Austin Valleskey, di saat ia bosan dengan pelajaran sekolah.
Sekarang, remaja ajaib ini sedang berada di Amerika Serikat untuk memenuhi undangan para raksasa teknologi seperti Google, Facebook dan Yahoo. Pasternak pun berharap bisa magang di salah satunya.
Departemen Magang Facebook telah mengundang Pasternak untuk melihat-lihat markas perusahaan tersebut di California. Tak cuma Facebook, perusahaan mesin pencari, Google, pun terpincut.
Wakil Presiden Pencarian Google, Yossi Matais juga mengundang langsung Pasternak berkunjung ke kampus perusahaan yang berbasis di Menlo Park, California itu.
Di markas perusahaan teknologi dunia, Silicon Valley, Pasternak diminta hadir dalam sebuah even kompetisi aplikasi remaja, Hack Generation Y. Ajang itu merupakan kompetisi menciptakan game dalam waktu 36 jam.
Pasternak adalah di antara 20 anak muda yang mendapat undangan khusus di luar AS. Undangan lainnya termasuk seorang CEO asal Lebanon berusia 17 tahun dan CEO muda, juga berusia 17 tahun, dari Israel.
Ketua penyelenggara hackathon yang juga putra Yossi, Michael Matais, mengatakan Pasternak terlihat lebih menonjol dari yang lainnya selama proses pendaftaran. Terutama dengan karya yang sudah diselesaikannya berupa aplikasi agregator media sosial bernama One.
" Pasternak adalah seorang wirausahawan muda dan benar-benar ambisius. Ia telah menunjukkan kepada dunia bahwa usia hanyalah angka," komentar Michael.
Karyanya berupa aplikasi One dan aplikasi iPhone sebelumnya sangat mengesankan. " Dan kami tidak akan pernah membayangkan semuanya dibuat oleh remaja berusia 15 tahun," imbuhnya.
Menyadari jadi incaran perusahaan teknologi dunia, Pasternak tetap tak sombong.
" Motivasi terbesar saya adalah bisa melihat kehidupan orang lain sedikit lebih mudah dan menyenangkan dengan aplikasi yang saya buat. Tidak ada perasaan yang membahagiakan selain melihat orang mengambil manfaat dari kreasi Anda," kata Pasternak kepada situsMashable.
Dream - Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Indonesia (FHUI) menyabet prestasi gemilang. Mereka menjadi jawara di ajang the 21st Willem C Vis International Commercial Arbutration Moot (Vis Moot).
Prestasi itu diraih dengan menyisihkan 291 univeritas ternama dari 67 negara. Sebut saja seperti Yale Universitu, Harvard University, University Collage London, King's College London, Leiden University dan University of Washington.
Kompetisi bergengsi ini merupakan ajang pembuktian bagi para mahasiswa yang menjadi calon advokat. Mereka melakukan simulasi layaknya ruang persidangan. Acaranya digelar 6 April 2014 di Praha, Republik Cheko.
" Ini bukan teori. Betul-betul praktek, ada kasus lalu dipelajari dan diperdebatkan," kata Farida Haryoko, Kepala Kantor Komunikasi UI, 25 April 2014.
Tim FHUI bukan hanya menang di satu ajang kompetisi. Mereka juga meraih posisi 2 dalam The 4th Budapest (CEU) Vis Pre-Moot and Conference on International Commercial Law and Arbitration, 9 April 2014 di Budapest, Hungaria.
Serta mendapat Honorable Mention of Frederic Eisemann Award. Tim ini terdiri dari 5 mahasiswa FHUI. Mereka adalah Jeremiah Purba mahasiswa FHUI angkatan 2010, Artika Nuswaningrum mahasiswa angkatan 2013, Putri Meisita Kusuma mahasiswa FHUI angkatan 2010, Kezia Minar Paladina mahasiswa FHUI angkatan 2012, dan Asri Rahimi mahasiswa FHUI angkatan 2011.
Sebagai individu, Asri Rahimi, juga membawa pulang Honorable Mention of Martin Domke Award, 17 April 2014. Dia terpilih sebagai oralist terbaik pada ajang yang berlangsung di Wina, Austria.
Menurut Farida, Tim FHUI selama dua tahun terakhir selalu masuk dalam jajaran 64 fakultas hukum terbaik dunia.
Prestasi tim kali ini akan makin mengukuhkan nama besar UI. Sebab Willem C Vis International Commercial Arbitration Moot merupakan ajang kompetisi arbitrase internasional terbesar dan paling bergengsi di dunia. (Ism)
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Kata Ahli Gizi Soal Pentingnya Vitamin C untuk Tumbuh Kembang Anak
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR