Tiga Remaja Muslim Disanjung Obama Saat Buka Puasa

Reporter : Eko Huda S
Kamis, 25 Juni 2015 12:15
Tiga Remaja Muslim Disanjung Obama Saat Buka Puasa
Mereka dinilai berprestasi dan memberikan kontribusi yang sangat besar untuk negeri Paman Sam yang dipimpinnya.

Dream - Tiga remaja muslim Amerika Serikat menuai pujian Presiden Barack Obama. Mereka dinilai berprestasi dan memberikan kontribusi yang sangat besar untuk negeri Paman Sam yang dipimpinnya.

" Kita memiliki banyak warga Amerika yang inspiratif," kata Obama, sebagaimana dkutip Dream dari laman www.whitehouse.gov, Rabu 24 Juni 2015.

Pujian tersebut disampaikan Obama dalam acara buka puasa bersama di Gedung Putih yang diselenggarakan pada Senin 22 Juni 2015. Acara tersebut dihadiri oleh sejumlah diplomat dari berbagai negara, komunitas muslim AS, dan staf Gedung Putih.

Tiga remaja muslim itu adalah Ziad Ahmed, Munira KHalif, dan Batoul Abuharb. Mengapa keempat pemuda muslim ini mendapat pujian Obama? Baca selengkapnya di halaman berikutnya.

1 dari 3 halaman

Ziad, Perangi Stereotipe Negatif terhadap Islam

Ziad, Perangi Stereotipe Negatif terhadap Islam © Dream

Ziad, Perangi Stereotipe Negatif terhadap Islam

Dream - Ziad Ahmed merupakan remaja keturunan Bangladesh-Amerika. Tumbuh di New Jersey. Namanya banyak dibincangkan karena kegigihannya menentang stereotypes negatif atas keyakinan yang dianutnya.

Saat diwawancara oleh MTV News beberapa waktu lalu, remaja 16 tahun ini menjelaskan bahwa media telah menggambarkan Islam dengan salah. Dia juga berkisah bagaimana mendapat perlakuan berbeda.

Dua tahun silam, Ziad mendirikan Redefy, situs yang memerangi stereotipe buruk dengan mendorong para remaja untuk berani bicara. Memberikan pemahaman yang benar tentang Islam. " Dia baru 16 tahun, saya kira teman termuda kita malam ini," kata Obama.

Ziad menyatakan ketidakpedulian bisa dikikis melalui pendidikan. " Dia ingin melakukan perannya untuk memastikan bahwa muslim bisa menjadi anggota masyarakat yang setara dan masih memegang keyakinan dan identitas mereka," tutur obama.

" Oleh karena itu, kami sangat bangga kepadamu Ziad," tambah dia.

2 dari 3 halaman

Munira, `Pahlawan` Remaja Putri Islam

Munira, `Pahlawan` Remaja Putri Islam © Dream

Munira, `Pahlawan` Remaja Putri Islam

Dream - Munira Khalif merupakan remaja AS keturunan imigran Somalia. Dia asalah  penggagas organisasi untuk mendukung pendidikan anak-anak perempuan di Afrika Timur.

Langkah Munira memang luar biasa. Untuk tujuan organisasi yang dia prakarsai itu, Munira melobi Kongres AS untuk mengesahkan The Girl Count Act yang membuat anak-anak perempuan di dunia berkembang mendapat sertifikat kelahiran. " Undang-undang yang saya tandantangani dengan bangga minggu lalu," kata Obama.

Presiden AS itu juga merasa bangga, sebab dalam usia yang masih belia Munira telah berbicara di depan forum Perserikatan Bangsa-Bangsa. " Saya tidak bisa melakukannya di usianya," tambah Obama.

Musim gugur ini, kata Obama, Munira akan masuk Harvard. Universitas kenamaan negeri Paman Sam. Munira akan memperdalam ilm pelayanan masyarakat. Ini merupakan pilihan berat, sebab Munira memiliki nilai yang memungkinkan masuk ke perguruan tinggi beken lainnya.

" Tapi kami sangat, sangat bangga kepadamu, dan dan saya tahu komunitasmu sangat baik," kata Obama memuji Munira.

3 dari 3 halaman

Batoul, `Pahlawan` Gaza

Batoul, `Pahlawan` Gaza © Dream

Batoul, `Pahlawan` Gaza

Dream - Batoul Abuharb merupakan remaja putri yang lahir di kamp pengungsian Gaza, Palestina. Saat bayi, dia dibawa oleh kedua orangtuanya pindah ke Houston, AS.

Dia kemudian menuntut ilmu di Rice University. Setelah lulus, kemudian bekerja selama musim panas sebagai tenaga kesehatan PBB di Gaza.

Keterlibatan dengan program PBB itu membawa Batoul membuat program dunia Health yang bertujuan meningkatkan distribusi vaksin.

Lembaga itu memulai pelayanan terhadap pengungsi Palestina di Jordania. Program ini sangat sukses, sehingga PBB memperluas program ini ke negara-negara lain di Timur Tengah. " Batoul, kami sangat bangga kepadamu. Selamat," ungkap Obama.

Beri Komentar