5 Hal yang Diajarkan Rasulullah Pada Ayah Bunda Saat Ibu Hamil dan Setelah Melahirkan

Reporter : Mutia Nugraheni
Minggu, 9 April 2023 18:02
5 Hal yang Diajarkan Rasulullah Pada Ayah Bunda Saat Ibu Hamil dan Setelah Melahirkan
Ilmu agama sangat dibutuhkan dalam mengasuh anak.

Dream - Dalam Islam, mengasuh dan mendidik anak memiliki keutamaan yang luar biasa. Merupakan bagian dari ibadah dan menyiapkan generasi Islam bermental dan berakhlak Islami dengan menjadikan Nabi Muhammad SAW sebagai teladan utama.

Ilmu agama sangat dibutuhkan dalam mengasuh anak. Untuk itu, ayah dan bunda penting untuk menyiapkan diri dengan modal pengetahuan Islami yang mumpuni untuk mendidik dan mengasuh.

Dikutip dari BincangMuslimah.com, Nabi Muhammad SAW, menurut Imam al-Ghazali dalam kitab Ihya’ ‘Ulum al-Din (jus 2, hal 73-76), ada lima sikap yang dicontohkan Rasulullah kepada kedua orangtua yang mempunyai anak, baik pada saat hamil sampai pasca melahirkan, yang sangat penting untuk diketahui.

1. Tidak Boleh Berperasaan Lebih Senang Punya Anak Laki-Laki daripada Perempuan

Sikap ini disebut pertama kali disebutkan oleh Imam al-Ghazali karena beliau menyadari bahwa budaya jahiliyah selalu menempatkan kaum perempuan lebih rendah daripada kaum laki-laki. Perbuatan yang demikian bukan termasuk ajaran Islam.

Islam datang dengan membawa prinsip kesetaraan dan keadilan. Hal itu dibuktikan dari beberapa Hadis Nabi yang sangat prihatin dan peduli kepada anak perempuan. Nabi Muhammad Saw bersabda,

Imam Althabrani

Artinya: “ Barang siapa yang mempunyai anak perempuan kemudian mendidiknya dan memberi makan (merawat) dengan baik, serta memuaskannya dengan segala nikmat yang diberikan oleh Allah Swt. kepadanya maka dia akan sejahtera dalam hidupnya dan diberikan kemudahan (diloloskan) dari api neraka menuju surga”. (Imam al-Thabrani, al-Mu’jam al-Kabir, jus 9, hal 45)

Dalam Hadis lain, Nabi Muhammad SAW. juga bersabda,

Imam Al Suyuthi

Artinya: “ Barang siapa yang mempunyai dua anak perempuan atau dua saudara perempuan kemudian dia selalu berperilaku baik kepada keduanya maka dia dan aku (Nabi Muhammad Saw.) seeperti dua ini (jari telunjuk dan tengah yang saling berdampingan) di surga”. (Imam al-Suyuthi, Jami’ al-Ahadits, jus 21, hal 336)

 

1 dari 4 halaman

2. Mengazani Bayi dan Iqamah

Disebutkan dalam sebuah Hadis,

Azan anak

Artinya: “ Diriwayatkan oleh sahabat Rafi’ dari ayahnya, beliau pernah melihat Nabi Muhammad Saw. mengazani Sayyidina Husain di telinganya setelah dilahirkan oleh Sayyidah Fatimah R. Anha”. (al-Naisaibury, al-Mustadrak ‘ala al-Shahihain li al-Hakim, jus 3, hal 213)

Dalam Hadis Lain, Nabi tidak hanya mengajarkan azan, melainkan juga iqamah. Tepatnya, mengazani bayi di telinga kanan dan iqamah di telingan kiri sang bayi,

Imam Albaihaqi

Artinya: “ Diriwayatkan dari Nabi Muhammad Saw., Beliau bersabda: Barang siapa yang (baru) mempunyai (dilahirkan) anak kemudian diazani di telinga kanannya, serta iqamah di telingan kirinya maka akan diangkat (segala penyakit dan musibah) dari ibu sang bayi”. (Imam al-Baihaqi, Sya’b al-Iman, jus 6, hal 390)

Tidak hanya itu, Rasulullah juga menganjurkan kepada kedua orangtua untuk mengajarkan anaknya lafaz “ La Ilaha Illa Allahu” di saat si kecil sudah mulai bisa berbicara, serta mengkhitannya di hari ketujuh pasca kelahiran.

 

2 dari 4 halaman

3. Memberi Nama yang Baik kepada Anak

Pemberian nama yang baik termasuk dari hak-hak anak. Oleh karena itu, wajib bagi kedua orangtua memberikan nama yang baik kepada anaknya. Perihal tentang ini, Nabi Muhammad SAW pernah bersabda,

Al Baihaqi


Artinya: “ Nabi Muhammad Saw. bersabda: Sesungguhnya kalian akan dipanggil di hari kiamat dengan nama kalian dan nama ayah kalian. Oleh karena itu, berilah nama yang baik pada kalian”. (Imam al-Baihaqi, al-Sunan al-Kubra, jus 9, hal 306)

 

3 dari 4 halaman

4. Akikahi Anak

Dalil anjuran mengakikahi anak adalah Hadis Nabi Muhammad SAW:

Akikah anak

Artinya: “ Dari Salman bin ‘Amir Ad-Dhabiy, dia berkata: Aku pernah mendengar Rasulullah Saw. bersabda: Aqiqah dilaksanakan karena kelahiran bayi. Maka dari itu, sembelihlah hewan dan hilangkanlah semua gangguan darinya”. (al-Naisaibury, al-Mustadrak ‘ala al-Shahihain li al-Hakim, jus 6, hal 241)

Terkait dengan hukum akikah, ulama fikih masih berbeda pendapat. Menurut mazhab Hanafi, hukum akikah adalah boleh, bukan sunah. Sementara menurut jumhur ulama (selain mazhab Hanafi), hukum akikah adalah sunah.

 

4 dari 4 halaman

5. Mentahnik Anak dengan Kurma atau Sesuatu yang Manis

Tahnik adalah mengunyahkan kurma atau sesuatu yang manis kemudian dimasukkan ke mulut bayi dengan digosokkan ke langit-langitnya. Sebaiknya, hal ini dilakukan oleh orang yang saleh dengan harapan anak tersebut bisa mendapatkan keberkahan Allah SWT dari perantara orang saleh yang mentahniknya.

Disebutkan dalam sebuah Hadis,

 

Albukhari

Artinya: “ Diriwayatkan oleh sahabat Asma’ binti Abu Bakr R. Anhuma, beliau berkata: Ketika aku melahirkan Abdullah bin Zubair di daerah Quba’, datanglah Rasulullah Saw. Kemudian, Beliau meletakkannya di pangkuannya seraya meminta kurma dan mengunyahnya lalu meludahkannya (menggosok-gosok kurma) di (langit-langit) mulut Abdullah bin Zubair”. (Imam al-Bukhari, Shahih al-Bukhari, jus 9, hal 520)

Selengkapnya baca di sini

Beri Komentar