7 Penyebab Radang Otak pada Anak yang Perlu Diwaspadai Orang Tua

Reporter : Hevy Zil Umami
Kamis, 16 Oktober 2025 20:15
7 Penyebab Radang Otak pada Anak yang Perlu Diwaspadai Orang Tua
Radang otak atau ensefalitis pada anak sering kali datang tanpa tanda awal yang jelas, namun bisa berujung fatal bila terlambat ditangani.

DREAM.CO.ID - Radang otak atau ensefalitis pada anak sering kali datang tanpa tanda awal yang jelas, namun bisa berujung fatal bila terlambat ditangani. Meski termasuk penyakit langka, data dari World Health Organization (WHO) menunjukkan bahwa ensefalitis masih menjadi salah satu penyebab utama gangguan neurologis serius pada anak di negara berkembang, termasuk Indonesia.

Banyak orang tua mengira demam tinggi biasa atau anak rewel hanya tanda kelelahan. Padahal, bisa jadi itu gejala awal radang otak. Yuk, kenali penyebab radang otak pada anak agar bisa dicegah sejak dini.

1 dari 8 halaman

1. Infeksi Virus: Penyebab Utama Radang Otak

Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), penyebab paling umum ensefalitis pada anak adalah infeksi virus. Virus seperti Herpes Simplex (HSV), Japanese Encephalitis Virus (JEV), Coxsackie, dan Enterovirus bisa menyerang sistem saraf pusat dan menyebabkan peradangan di otak.
Penularannya bisa terjadi lewat gigitan nyamuk, kontak cairan tubuh, atau makanan dan minuman yang terkontaminasi. Anak dengan daya tahan tubuh rendah jauh lebih rentan terinfeksi.

2 dari 8 halaman

2. Infeksi Bakteri dan Jamur

Selain virus, bakteri seperti Streptococcus pneumoniae atau Neisseria meningitidis juga bisa menyebabkan ensefalitis. Biasanya, infeksi bermula dari sinus, telinga, atau saluran pernapasan yang menyebar ke otak.
Dalam kasus tertentu, infeksi jamur seperti Candida dan Aspergillus juga bisa menjadi penyebab, terutama pada anak dengan kondisi imun lemah seperti pasien kanker atau HIV.

3 dari 8 halaman

3. Reaksi Autoimun

Kadang tubuh justru menyerang dirinya sendiri. Inilah yang disebut autoimmune encephalitis — kondisi ketika sistem imun salah mengenali sel otak sebagai ancaman.
Menurut jurnal medis The Lancet Neurology (2023), kasus autoimun menjadi penyebab sekitar 20% dari total ensefalitis anak di dunia. Pemicunya bisa dari infeksi sebelumnya atau kelainan genetik tertentu.

4 dari 8 halaman

4. Gigitan Nyamuk dan Hewan Pembawa Virus

Anak-anak yang sering bermain di luar rumah lebih berisiko terpapar virus dari gigitan nyamuk atau hewan terinfeksi. Salah satunya virus Japanese Encephalitis, yang ditularkan lewat nyamuk Culex.
WHO mencatat, lebih dari 68.000 kasus baru Japanese Encephalitis terjadi setiap tahun di Asia, dengan tingkat kematian mencapai 30%. Maka, vaksinasi dan pencegahan gigitan nyamuk menjadi langkah penting.

5 dari 8 halaman

5. Komplikasi dari Infeksi Lain

Penyakit seperti campak, gondongan, atau cacar air yang tidak ditangani dengan baik juga bisa menyebabkan peradangan otak.
Biasanya, komplikasi ini muncul beberapa hari setelah gejala utama penyakit mereda. Karena itu, anak yang sedang sakit menular sebaiknya benar-benar diistirahatkan dan dipantau suhu tubuh serta respons kesadarannya.

6 dari 8 halaman

6. Paparan Racun dan Logam Berat

Meski jarang, paparan zat beracun seperti timbal, arsenik, atau pestisida dapat merusak jaringan otak anak. Menurut Environmental Health Perspectives, paparan logam berat dalam jangka panjang bisa menimbulkan gejala mirip ensefalitis — seperti kejang, kehilangan kesadaran, dan gangguan perilaku.
Pastikan anak tidak bermain di area dekat limbah industri atau menggunakan mainan tanpa sertifikasi keamanan.

7 dari 8 halaman

7. Faktor Genetik dan Kondisi Kesehatan Kronis

Beberapa anak lahir dengan sistem kekebalan tubuh yang tidak sempurna, sehingga sulit melawan infeksi. Anak dengan penyakit autoimun, gangguan metabolik, atau defisiensi imun memiliki risiko lebih tinggi terkena radang otak.
Dalam beberapa kasus, faktor genetik juga bisa membuat anak lebih rentan terhadap peradangan sistem saraf pusat.

8 dari 8 halaman

Kapan Harus ke Dokter?

Gejala awal ensefalitis biasanya berupa demam tinggi, kejang, muntah, lemas, dan perubahan perilaku seperti mengantuk terus atau sulit dibangunkan. Bila anak menunjukkan tanda-tanda tersebut, segera bawa ke dokter. Penanganan cepat bisa menyelamatkan nyawa dan mencegah kerusakan otak permanen.

Kesimpulan

Mengetahui penyebab radang otak pada anak adalah langkah awal untuk melindungi mereka dari risiko serius. Pencegahan terbaik selalu dimulai dari vaksinasi lengkap, menjaga kebersihan lingkungan, dan memastikan anak cukup nutrisi serta istirahat.

Ingat, radang otak bukan sekadar “ demam biasa”. Waspada lebih baik daripada menyesal.

Beri Komentar