Dream - Memakai jepitan warna, kunciran rambut dengan berbagai bentuk atau aksesori rambut lainnya ke sekolah sudah jadi hal biasa di Indonesia. Biasanya murid TK dan SD yang mengenakan hiasan rambut penuh warna agar tampilan jadi lebih cerah.
Rupanya di Jepang, hal tersebut dilarang. Wawan Supriyanto, seorang warga negara Indonesia (WNI) yang bekerja di Jepang dan memboyong keluarga membagikan pengalamannya lewat akun Instagram @kanankiriwow.
.
Wawan punya satu anak perempuan yang sekolah di salah satu SD di Jepang. Saat pertama kali sekolah, sang putri mengenakan seragam dan rambutnya pun dikuncir rapi tapi dengan kunciran warna. Siapa sangka karena kunciran tersebut Wawan mendapat teguran dari sekolah.
" Dulu waktu awal-awal kakak masuk SD di sini, di Jepang, sama seperti anak kecil lainnya di tanah air, jadi kita ingin dia kelihatan segar, kelihatan enak dilihat. Jadi kita dandanin belum berangkat sekolah ya nggak berlebihan sih, hanya pakein ikat rambut yang warna-warni. Setelah dia masuk sekolah tiba-tiba ditelpon sama pihak sekolah," kata Wawan.
Dari telepon tersebut Wawan diminta sekolah agar memakaikan kunciran rambut hitam, biru gelap dan warna soft lainnya. Tidak boleh menggunakan kunciran warna-warni selain yang dibolehkan.
" Setelah saya cek di kertas edaran yang diberikan sekolah, ternyata benar warna yang diperbolehkan adalah warna hitam, cokelat. Semenjak itu, akhirnya kita stok ikat gigi yang warna seperti ini (hitam). Jadi warna hitam dan warna biru dongker," ungkap Wawan.
Ia pun penasaran dengan aturan sekolah tempat anaknya menuntut ilmu dan bertanya pada teman-temannya di Jepang. Ternyata aturan tersebut juga diterapkan di banyak sekolah.
" Jadi alasan tersebut adalah di sekolah, penampilan yang modis tidak diperlukan. Karena ini tempat belajar, maka difokuskan untuk belajar mengajar. Dengan menetapkan warna hitam cokelat biru dongker ya semua orang dianggap sama," ujar Wawan.
Sekolah juga tak ingin munculnya kesenjangan di antara para siswa. Sehingga, aturan dibuat agar murid memakai pakaian atau aksesori yang sewajarnya dan tidak berlebihan.
" Mungkin jika ada tren warna atau aksesoris ikat rambut tertentu, banyak orang yang akan berbondong-bondong untuk membelinya. Saat itu mungkin akan ada kesenjangan bagi anak yang mampu beli dan yang nggak beli. Dengan menggunakan warna warna yang sama dan mirip, semua orang dianggap sama, tidak ada anak sekolah yang memakai aksesori yang berlebihan atau mewah," kata Wawan.
Laporan Salma Rihhadatul Aisy
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN