Ilustrasi (Foto: Shutterstock)
Dream - Kesehatan sistem pencernaan pada balita memang harus diperhatikan dengan seksama. Dengan pencernaan yang bekerja optimal, kebutuhan gizinya bakal terpenuhi dengan baik.
Hal itu akan berdampak signifikan pada perkembangan fisik dan kognitif dan mentalnya. Salah satu cara untuk menjaga kesehatan pencernaan anak adalah dengan memberinya makanan kaya akan probiotik.
Probiotik merupakan bakteri baik yang hidup secara alami di dalam tubuh, khususnya pada saluran penceraan. Sebagai bakteri baik, probiotik cukup memegang pengaruh besar bagi daya tahan tubuh manusia. Jika seorang anak kekurangan probiotik, maka ia akan mudah terserang penyakit dan tumbuh kembangnya pun terhambat.
Anak bisa mendapatkan probiotik dari susu maupun suplemen khusus yang meningkatkan probiotik dalam tubuh. Namun, kadar probiotik yang dibutuhkan setiap anak juga berbeda. Hal itu tergantung pada usia, jenis kelamin, aktivitas, gaya hidup hingga pola makan yang orangtua berikan.
Apakah memberikan suplemen probiotik dianjurkan? Snehal Doshi, M.D, ahli di Millennium Neonatology, berusaha menjelaskannya.
Probiotik merupakan mikroorganisme hidup, yang ketika dikonsumsi, memberikan manfaat pada kesehatan tubuh manusia. Zat ini dapat ditemukan dalam makanan tertentu (seperti yogurt dan kimchi), suplemen makanan dan bahkan beberapa produk kecantikan.
Ketika dikonsumsi sebagai suplemen, tujuannya adalah untuk 'menjajah' usus dengan bakteri baik yang meningkatkan kesehatan. Sementara penelitian lebih lanjut, semakin banyak bukti menunjukkan bahwa probiotik dapat memiliki efek positif pada kesehatan pencernaan, peradangan, kondisi kulit tertentu dan banyak lagi.
Dr. Doshi mengungkap, memberikan probiotik pada bayi sehat merupakan hal yang tidak perlu dilakukan. Namun, jika bayi memiliki masalah tertentu, penggunaan probiotik dapat membantu kesembuhan bayi.
" Saya pikir itu tidak ideal untuk memberikan setiap bayi yang sehat probiotik, namun, untuk kondisi tertentu, penelitian menunjukkan bahwa probiotik dapat membantu," ungkapnya.
“ Untuk bayi prematur, misalnya, probiotik dapat mengurangi risiko terkena infeksi yang disebut enterokolitis nekrotikans, “ imbuhnya.
Penggunaan probiotik untuk membantu pemulihan masalah kesehatan pada bayi telah banyak dibuktikan di berbagai negara di dunia.
Kolik
Ditandai dengan menangis berlebihan, diyakini terkait dengan masalah pencernaan dan kadang-kadang disebut sebagai salah satu bentuk dari irritable bowel syndrome pada bayi.
Kondisi ini telah lama menjadi sumber kecemasan bagi orangtua baru, yang sering terdorong untuk mencoba semua jenis pengobatan di rumah untuk menenangkan bayi mereka karena tidak adanya obat-obatan yang diindikasikan untuk pengobatan kolik. Sebuah penelitian baru menemukan bahwa sebanyak 20% bayi menderita kolik pada tiga bulan pertama kehidupan.
Dalam studi yang dipublikasikan Monday, ilmuwan dari Aldo Moro University di Bari, Italia, telah meminta orangtua untuk memberikan lima tetes larutan yang mengandung Lactobacillus reuteri, bakteri baik yang telah dipelajari untuk efek kesehatannya.
Diare
Masalah ini yang kerap dialami oleh kebanyakan bayi (terutama jika mereka menggunakan antibiotik untuk infeksi telinga atau masalah lain), tetapi jika diare berlanjut, itu dapat menyebabkan dehidrasi. Beberapa penelitian seperti yang baru-baru ini diterbitkan dalam World Journal of Gastroenterology, strain bakteri probiotik tertentu, seperti Lactobacillus rhamnosus GG (LGG), dapat membantu mencegah atau mengurangi diare pada bayi.
Eksim
Penelitian dari Belanda menemukan bahwa kombinasi tertentu dari bakteri probiotik (Bifidobacterium bifidum, Bifidobacterium lactis dan Lactococcus lactis) yang diberikan kepada ibu selama kehamilan dan bayi selama 12 bulan pertama kehidupan mencegah kejadian eksim pada anak-anak berisiko tinggi ( yaitu, mereka yang memiliki riwayat alergi keluarga). Studi Finlandia lainnya menyimpulkan bahwa LGG mengurangi kejadian dermatitis atopik pada bayi berisiko sampai usia 7 tahun.
Sementara sebagian besar penelitian tentang bayi dan probiotik menganggapnya aman, tapi perlu dicatat bahwa belum banyak penelitian yang dilakukan di bidang ini. Untuk anak-anak yang sehat, Dr. Doshi merekomendasikan menundanya.
" Penelitiannya belum cukup. Probiotik terdengar hebat, tetapi harus ingat bahwa itu adalah bakteri hidup. Dengan kata lain, jangan hanya memberi anak probiotik tanpa alasan yang jelas," kata Doshi.
“ Orang tua harus memastikan mendapatkan sesuatu yang benar-benar bermanfaat dan bukan hanya sesuatu yang telah dipasarkan, jadi pastikan itu berasal dari merek yang memiliki reputasi baik,” ungkap Dr. Doshi.
Jika memang ingin memberikan suplemen probiotik, pastikan berkonsultasilah dulu dengan dokter anak. (mut)
Advertisement
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
UU BUMN 2025 Perkuat Transparansi dan Efisiensi Tata Kelola, Tegas Anggia Erma Rini
Masa Tunggu Haji Dipercepat, dari 40 Tahun Jadi 26 Tahun
Viral Laundry Majapahit yang Bayarnya Hanya Rp2000
NCII, Komunitas Warga Nigeria di Indonesia
9 Kalimat Pengganti “Tidak Apa-Apa” yang Lebih Hangat dan Empatik Saat Menenangkan Orang Lain
PT Taisho Luncurkan Counterpain Medicated Plaster, Inovasi Baru untuk Atasi Nyeri Otot dan Sendi
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
Hasil Foto Paspor Shandy Aulia Pakai Makeup Artist Dikritik, Pihak Imigrasi Beri Penjelasan
Zaskia Mecca Kritik Acara Tanya Jawab di Kajian, Seperti Membuka Aib