Dream - Mengalami masalah keuangan banyak terjadi pada sebuah keluarga. Tentunya kondisi ekonomi tak selalu di atas dan kadang sampai harus membuat pengeluaran diperketat. Hal ini tentunya berdampak pada anak-anak.
Ada orangtua yang dengan gamblang mencerita kondisi keuangan keluarga pada anak, tapi ada juga yang sebaliknya karena menganggap itu adalah urusan orang dewasa. Lalu bagaimana sebaiknya bersikap ketika kondisi keuangan keluarga sedang tak baik dan anak-anak bertanya?
" Meskipun orangtua tidak ingin membebani anak dengan masalah sebesar orang dewasa, anak-anak akan mengalami stres. Jadi berpura-pura segala sesuatunya baik-baik saja padahal sebenarnya tidak membantu. Adalah hal yang sehat untuk berbagi situasi dengan anak-anak sehingga mereka memahami apa yang terjadi, namun penting untuk tidak memberi mereka informasi lebih dari yang dapat mereka tangani," kata Amy Morin, seorang psikoterapis.
Orangtua bisa berbagi kondisi keuangan tapi jangan sampai hal tersebut membuat anak terbebani dan stres. Kemampuan psikologis anak dalam menerima suatu kondisi buruk sangat berbeda dengan orang dewasa.
Menurut Morin, ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menjelaskan kondisi keuangan pada anak.
Bila memang ingin membicarakan dengan serius, gunakan bahasa dan istilah yang dimengerti anak. Fokus pada apa yang bisa dilakukan, dibanding apa yang tak bisa dilakukan.
" Lebih baik beri tahu anak-anak bahwa kita sedang sangat irit untuk membayar tagihan listrik/ internet/ keperluan sehari-hari, daripada memberi tahu mereka bahwa kita tidak mampu membeli sepatu baru," ungkap Morin.
Selanjutnya, Morin menyarankan orangtua untuk berbagi dengan anak-anak langkah-langkah diambil untuk mengatasi situasi tersebut. Seperti, " ayah/ibu bekerja ekstra agar kita punya lebih banyak uang," atau " ayah/ibu bertemu dengan beberapa orang yang akan membantu kami membayar sewa bulan ini" .
Jika sudah menetapkan anggaran dan memprioritaskan pengeluaran, bagikan strategi ini dengan anak-anak. Pada anak usia 8 tahun ke atas sudah bisa menerima penjelasan ini.
" Komunikasikan rencana tersebut dengan anak sehingga mereka tahu apa yang diharapkan,” ujar Morin.
Misalnya, dia menyarankan orangtua mengeluarkan pernyataan, " Kita tidak akan mengeluarkan uang untuk hal-hal yang tidak kita perlukan bulan ini. Tapi kita tetap bisa bersenang-senang dengan melakukan hal-hal yang tidak memerlukan biaya, seperti pergi ke taman" .
Boleh saja berterus terang dan menyampaikan bahwa kita membatasi sejumlah pengeluaran dan memprioritaskan kembali pengeluaran. Cobalah cara terbaik untuk meredakan kekhawatiran anak.
" Pesan yang sehat melibatkan penjelasan sederhana tentang apa yang diharapkan anak-anak dan kepastian bahwa orang dewasa dapat mengendalikannya,” kata Morin.
Morin menyarankan percakapan bisa berupa, " Ayah/ibu bekerja keras untuk membayar tagihan, namun untuk beberapa minggu ke depan kita tidak akan membeli pakaian baru atau makan di luar" . Menurutnya, anak-anak merasa aman ketika ayah/ibunya mengakui kondisi yang sedang dialami namun memberikan solusi.
Sumber: Parents
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN