Ilustrasi/ Foto: Shutterstock
Dream - Menjaga kesehatan area intim atau vagina bagi kaum Hawa sangat penting dilakukan secara rutin. Hal yang paling mendasar untuk memastikan vagina selalu sehat adalah dengan membersihkannya dengan rutin.
Apakah Sahabat Dream sudah tahu cara membersihkan vagina dengan sehat? Beberapa orang membersihkan vagina dengan cara yang kurang tepat. Misalnya, sembarangan menggunakan produk-produk pembersih yang justru dapat memicu peradangan dan mengubah pH vagina yang semestinya.
Biar tak salah dan vagina selalu sehat, simak cara tepat membersihkannya berikut. Lakukan secara rutin.
1. Perhatikan Bagian Vagina yang Harus Dibersihkan
Menurut American College of Obstetricians and Gynecologists, vagina memiliki mekanisme untuk membersihkan dirinya sendiri. Karena itu, tidak disarankan untuk mencuci bagian dalam atau liang vagina.
Cukup bersihkan bagian luar vagina atau vulva. Jika mencuci bagian dalam vagina, malah bisa memicu masalah. Vagina mengandung banyak bakteri " baik" yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan pH idealnya yang sedikit asam. PH asam ini akan mempersulit bakteri " jahat" untuk menginfeksi vagina.
Saat mencuci bagian dalam vagina, justru hal ini akan mengganggu keseimbangan bakteri. Alhasil, vaginosis bakterialis, infeksi jamur, dan iritasi lainnya bisa terjadi. Selain mencuci vulva, ada baiknya juga mencuci anus dan area di antara vulva dan anus setiap harinya.
Dalam membersihkan vagina, cara yang penting diketahui adalah hindari penggunaan sabun. Vagina memiliki banyak bakteri “ baik” yang membantu menjaga pH tetap seimbang dan ideal, yaitu sedikit asam.
Tingkat keasaman vagina berkisar antara 3,8-4,5. Kondisi ini dapat membuat bakteri “ jahat” menjadi sulit untuk menginfeksi vagina. Produk pembersih kimia seperti sabun, spray, atau gel untuk membersihkan vagina akan mengganggu keseimbangan bakteri yang ada. Hal ini dapat menyebabkan infeksi bakteri, infeksi jamur, dan masalah lainnya.
Tidak disarankan untuk menggunakan sabun atau produk kebersihan lainnya, karena dapat mengganggu keseimbangan bakteri baik yang ada di vagina. Oleh karena itu, cara membersihkan miss v sebaiknya hanya dilakukan dengan air hangat atau air bersih.
Bersihkan bagian dengan lipatan-lipatan yang memungkinkan adanya kotoran terselip. Ingat, hanya dianjurkan untuk membersihkan bagian vulva, jadi sebaiknya hindari tindakan memasukkan air, apalagi sabun ke dalam vagina.
5. Perhatikan Arah Membersihkan Vagina
Alat bilas seperti semprotan atau bidet memudahkan membersihkan area sekitar organ intim setelah buang air besar atau buang air kecil. Penting diingat, arah air dari alat ini memudahkan kotoran, bakteri, atau virus yang berasal dari anus mencapai vagina.
Dalam membersihkan vagina, cara yang bisa lakukan adalah dengan membilas dari bagian depan ke belakang, atau dari bagian vulva ke anus, bukan sebaliknya.
Mengapa demikian? Apabila membersihkan dengan arah dari anus ke vulva, bakteri yang ada di anus dapat terbawa ke vulva hingga vagina. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya infeksi. Inilah alasan mengapa toilet dengan semprotan air yang terpisah lebih dianjurkan. Pasalnya, kita lebih bisa mengatur arah semprotan air.
Penjelasan selengkapnya baca di Klikdokter.
Dream - Kehamilan pastinya membawa banyak perubahan dalam tubuh ibu. Mulai dari hormon, perut, rambut, payudara hingga area intim atau vagina.
Nantinya, jika persalinan berjalan normal, bayi juga akan keluar lewat vagina. Sejak hamil, area intim mengalami perubahan yang mungkin tak disadari ibu.
Apa saja yang terjadi? Cari tahu faktanya.
1. Kondisinya bisa membiru
Apakah vagina berubah warna selama kehamilan? Ternyata, jawabannya mungkin ya! Merah muda merupakan warna khas are intim. Saat kehamilan terjadi, warnanya bisa berubah menjadi biru atau ungu (disebut tanda Chadwick).
Faktanya, perubahan warna mungkin salah satu tanda pertama bahwa ibu sedang hamil. " Sejak enam minggu kehamilan Anda, vagina, labia, dan serviksmungkin berwarna biru atau ungu, berkat peningkatan aliran darah," kata Brett Worly, MD, seorang spesialis obstetri dan ginekologi di The Ohio State University, dikutip dari Parents.
2. Mengalami varises
Kaki bukan satu-satunya bagian tubuh yang rentan terhadap tonjolan, nyeri, dan varises. Area intim saat hamil juga bisa mengalaminya. Hal ini karena kombinasi aliran darah yang meningkat, rahim yang membesar (yang menekan pembuluh darah di panggul), dan hormon kehamilan.
Sekitar 10 persen wanita hamil mengalami varises vulva, umumnya selama lima bulan kehamilan kedua, dan risikonya meningkat seiring dengan jumlah kehamilan, menurut jurnal Phlebolymphology.Kabar baiknya adalah bahwa masalah ini biasanya teratasi dalam waktu enam minggu setelah persalinan.
3. Terjadi pembengkakan
Darah ekstra yang mengalir melalui area vagina dapat membuat bagian kewanitaan terasa penuh dan berat. Kondisinya tampak membengkak, tetapi mungkin terasa seperti itu dan tak selalu jadi pertanda buruk.
an itu tidak selalu merupakan hal yang buruk. " Untuk beberapa wanita, suplai darah ekstra meningkatkan sensasi," kata Dr. Rosser. Dengan kata lain, area vagina yang bengkak selama kehamilan bisa membuat Anda berkata, " Halo, orgasme!"
4. Mengeluarkan gas
Kantong udara yang terperangkap di dalam vagina akan terdorong keluar dan mengeluarkan suara seperti gas. Ini bukan pertanda sesuatu yang buruk. Kemungkinan kombinasi dari kondisi perut, posisi hubungan seksual yang berbeda, dan otot-otot dasar panggul yang bekerja terlalu keras.
Advertisement
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Penampilan Alya Zurayya di Acara Dream Day Ramadan Fest 2023 Day 6
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Kebiasaan Pakai Bra saat Tidur Berbahaya? Cari Tahu Faktanya