Cara Tanamkan Growth Mindset Biar Si Kecil Tak Mudah Menyerah

Reporter : Mutia Nugraheni
Senin, 8 Agustus 2022 12:45
Cara Tanamkan Growth Mindset Biar Si Kecil Tak Mudah Menyerah
Bila anak tak memiliki kekuatan mental yang baik dan pola pikir yang bertumbuh (growth mindset) kegagalan bisa membuatnya langsung menyerah.

Dream - Kecenderungan orangtua memang selalu melindungi anank-anaknya. Hal apapun akan dilakukan agar anak merasa aman dan nyaman. Satu hal yang sering dilupakan orangtua, anak akan tumbuh menjadi pribadi yang mandiri dan harus membuat banyak keputusan penting dalam hidupnya.

Seringkali saat membuat keputusan tersebut, efeknya adalah kesalahan dan kegagalan. Bila anak tak memiliki kekuatan mental yang baik dan pola pikir yang bertumbuh (growth mindset) kegagalan bisa membuatnya langsung menyerah.

Audrey Susanto, seorang psikolog anak profesional, memberi penjelasan lewat akun Instagramnya @audreytsusanto mengungkap kalau sangat penting bagi orangtua untuk mengembangkan growth mindset pada anak sejak dini, sehingga anak cenderung punya growth mindset dibandingkan fixed mindset .

" Apa itu growth mindset? Kepercayaan diri bahwa kemampuan bisa berkembang melalui cara yang tepat," ungkap Audrey.

Ia mencontohkan perbedaan antara growth mindset dan fix mindset. Misalnya saat anak gagal/ tidak bisa mengerjakan sesuatu, ia berkata " sudah banget aku pasti gak bisa, mending nyerah aja" , hal itu menandakan pola pikirnya cenderung fix/ kaku.

Sementara jika anak mengatakan " sekarang aku belum bisa melakukannya, namun aku akan terus berlatih dan mencoba berbagai cara sampai aku bisa melakukannya" , maka pola pikirnya berkembang atau bertumbuh (growth mindset). Untuk membuat anak memiliki growth mindset dibutuhkan pendampingan dan stimulasi dari orangtua terus menerus.

 

1 dari 5 halaman

Ada banyak hal yang bisa dilakukan orangtua, seperti melakukan banyak diskusi pada anak terkait pengambilan keputusan yang membantunya melakukan pertimbangan baik dan buruk. Perbanyak juga mengajukan pertanyaan yang membantu anak mengenali kemampuan dirinya.

Audrey mengungkap ada beberapa pertanyaan yang memicu growth mindset pada anak. Ini bisa dijadikan contoh bagi para orangtua.

anak belajar

" Apa yang bisa kamu pelajari dari kejadian ini? Apa kegiatan yang menurutmu sulit dilakukan? Apa hal yang membuat kamu tidak menyerah? Apa yang bisa lakukan untuk tingkatkan skill kamu?," ungkapnya.

Ia juga menjelaskan growth mindset ini sangat penting ditanamkan pada anak. Efeknya adalah anak jadi suka belajar hal baru, mudah beradaptasi ketika berada di situasi dan lingkungan yang sangat berbeda, termasuk juga mereka lebih siap menghadapi tantangan yang lebih besar. Terutama ketika mulai memasuki usia remaja dan dewasa di mana tantangan kehidupan semakin berat.

2 dari 5 halaman

4 Kebiasaan Orangtua yang Berdampak Pada Kesehatan Psikologis Anak

Dream - Isu seputar kesehatan mental, terutama dalam lingkup keluarga sedang ramai dibicarakan. Kesehatan mental dan psikologis sama pentingnya dengan kesehatan fisik, dan ini harus dianggap serius oleh para orangtua.

Anak-anak masih dalam tahapan tumbuh kembang yang signifikan, baik fisik maupun psikologisnya. Leslie Becker-Phelps, seorang psikolog, mengungkap ada 4 poin dalam pengasuhan yang sebaiknya dilakukan orangtua agar anak tumbuh dengan psikologis yang sehat. Apa saja?

Cintai anak apa adanya
Orangtua mungkin ingin anak-anak belajar lebih giat, penurut, disiplin, dan sukses. Sesekali lihatlah apa yang sudah dimiliki anak. Mungkin sulit untuk benar-benar melihat dan menerima anak-anak apa adanya.

" Ini karena orangtua ingin membentuk anak jadi seperti apa yang diinginkannya. Pastikan untuk fokus tidak hanya pada harapan pada anak dan bagaimana Anda ingin mereka berperilaku, tetapi juga pada mencintai anak dengan kepribadiannya," ujar Leslie.

 

3 dari 5 halaman

Bantulah anak menjadi cerdas secara emosi

Orang merasa sangat puas dengan dirinya dan dalam hubungan ketika mereka merasakan empati dan kasih sayang, dapat mengatasi emosinya secara efektif, dan dapat berkomunikasi secara efektif. Kemampuan ini pertama kali dipelajari atau diserap selama masa kanak-kanak.

Bantulah anak menjadi cerdas secara emosi

" Mengajarkan kecerdasan emosi dimulai dengan orangtua yang berempati kepada anak-anak mereka ketika mereka masih bayi. Ketika orang tua dapat terhubung dengan pengalaman dan menerima anak apa pun yang mereka rasakan, anak menila dirinya sebagai sesuatu yang berharga dan dicintai," kata Leslie.

Seiring berlalunya waktu, orangtua dapat membantu anak-anak mereka berpikir lebih dalam dan mengekspresikan emosinya dengan cara lebih sehat. Termasuk ketika berada dalam sebuah konflik.

 

4 dari 5 halaman

Buat anak merasa penting

Unsur penting dalam mengasuh anak adalah menunjukkan kepadanya kalau mereka benar-benar penting. Ini berarti terlibat dengan mereka di saat-saat bahagia dan sulit. Tentu saja, saat-saat indah terasa menyenangkan dan membuat kita semakin ingin bersama. Tetap terlibat dengan anak saat ada konflik juga sama pentingnya.

Buat anak merasa penting

" Ketika semuanya berjalan dengan baik, kemampuan ini pada akhirnya menjadi bagian penting dari menjaga hubungan yang erat di masa dewasa," ungkap Leslie.

 

5 dari 5 halaman

Lakukan perbaikan

Ketika hubungan orangtua dengan anak menjadi tegang karena suatu hal, penting bagi ita untuk mencoba memperbaiki. Ini akan menanamkan harapan pada anak bahwa gangguan dalam hubungan dapat diperbaiki.

Kemampuan memperbaiki hubungan ini kelak akan sangat dibutuhkan anak saat dewasa. Saat ia berkonflik dengan teman, kerabat, teman kantor atau pasangan kelak. Melakukan perbaikan hubungan ini begitu penting bagi kesehatan psikologisnya.

Sumber: WebMD

Beri Komentar