Ilustrasi
Dream - Kasus gagal ginjal akut misterius pada anak saat ini masih dalam investigasi Kementerian Kesehatan dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Hal ini karena peningkatkan kasusnya sangat signifikan dan terus bertambah.
Penyebab utamanya belum diketahui secara detail. Dicurigai, kandungan etilen glikol pada sirup obat yang banyak dikonsumsi anak adalah penyebab.
Pihak Kementerian Kesehatan sudah meminta apotek untuk menghentikan penjualan sirup obat pada konsumen. Tenaga kesehatan juga untuk sementara diminta untuk tidak meresepkan obat sirup.
Menurut data IDAI, jumlah kasus gagal ginjal akut hingga 18 Oktober 2022, terdapat 206 kaus dengan jumlah korban meninggal sebanyak 99 anak. Hal tersebut tentunya membuat banyak orangtua khawatir.
Sebagai langkah preventif, jangan berikan obat yang dijual bebas jika anak punya keluhan kesehatan seringan apa pun. Dalam situasi seperti sekarang, konsultasi dulu dengan dokter agar lebih aman.
Ketahui juga ciri atau gejala gagal ginjal akut misterius pada anak atau dalam istilah medis disebut Acute Kidney Injury (AKI). Dokter S.Tumpal Andreas, M.Ked(Ped), Sp.A lewat akun Instagramnya @dr.andreas.spa menjelaskan beberapa gejala khas gangguan ini.
Gejala yang banyak ditemui pada pengidap gagal ginjal akut yaitu bengkak pada saluran kemih. Gejala lain dapat berupa munculnya suatu zat dalam air kencing, seperti hematuria atau sel darah merah, leukositoria atau sel darah putih dan proteinuria atau protein yang terdapat dalam urine.
Ciri atau gejala lainnya adalah pasien anak akan mual, muntah, pucat, hilangnya nafsu makan, lemah, lesu, sesak napas dan sakit perut.
Anak juga mengalami peningkatan jumlah buang air kecil. Setelah itu menurun drastis, bahkan tidak buang air kecil sama sekali.
Mulai sekarang, selalu perhatikan anak saat buang air kecil, Ayah Bunda.
Dream - Investigasi terus dilakukan untuk mengetahui pemicu peningkatan kasus gangguan ginjal akut progresif atipikal (GgGAPA) yang menyerang anak-anak di Indonesia. Kementerian Kesehatan dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) sudah membentuk tim khusus.
IDAI lewat surat edaran yang mengumumkan beberapa imbauan, baik untuk para tenaga kesehatan dan masyarakat. Bagi para dokter, diminta untuk menghentikan peresepan obat sirup.
" Tenaga kesehatan menghentikan sementara peresepan obat sirup yang terduga kontaminasi etilen glikol atau dietilen glikol sesuai hasil investigasi Kemenkes dan BPOM," tulis pengumuman IDAI.
Bila anak memerlukan obat sirup khusus, misalnya obat anti epilepsi atau lainnya, yang tidak dapat diganti sediaan lain, konsultasikan dengan dokter spesialis anak/ konsultan anak. Tenaga kesehatan dapat meresepkan obat pengganti yang tidak terdapat dalam daftar dugaan obat terkontaminasi atau dengan jenis sediaan lain seperti suppositoria atau dapat mengganti dengan obat puyer dalam bentuk monoterapi.

Untuk orangtua, juga diimbau tak membeli dan memberikan obat yang dijual bebas pada anak. Terutama obat sirup yang banyak digunakan untuk redakan nyeri dan demam.
" Masyarakat untuk sementara waktu tidak membeli obat bebas tanpa rekomendasi tenaga kesehatan sampai didapatkan hasil investigasi menyeluruh oleh Kemenkes dan BPOM," pengumuman IDAI.

Para orangtua juga diminta tetap tenang dan waspada terhadap gejala GgGAPA. Salah satu gejala khasnya adalah berkurangnya atau tidak adanya buang air kecil.
Dream - Kasus gagal ginjal akut pada anak di Indonesia naik drastis selama Januari 2022 hingga Oktober 2022. Hal ini tak dipungkiri memunculkan kekhawatiran di kalangan orangtua.
Pasalnya, tim dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) masih mencari tahu penyebab utama gangguan gagal ginjal yang perburukannya terjadi sangat cepat ini. Untuk di Jakarta sendiri, menurut data resmi yang dipublikasi oleh Dinas Kesehatan Jakarta di akun Instagram @dinkesdki, kasus gagal ginjal anak akut paling banyak terjadi pada balita.
Jumlahnya dari periode Januari hingga Oktober 2022 mencapai 37 kasus. Sementara di usia 5 hingga 18 tahunnya terjadi 5 kasus.
Penyebab gangguan ginjal akun misterius tersebut ada beberapa yang sudah diketahui. Antara lain karena infeksi leptospirosis, influenzae, parainfluenzae, MISC/ long Covid19, virus CMV, virus HSV, bocavirus, legionella, shigella dan e.coli.
" Data surveilans kematian DKI Jakarta tidak ada kenaikan tren kematian pada balita dan anak di DKI Jakarta pada tahun 2022 dan tidak ada kenaikan kematian pada balita dan anak dikarenakan gagal ginjal akut," tulis keterangan dari Dinkes DKI.

Dinkes juga meminta orangtua jika anak mengalami demam, diare, muntah dan frekuensi buang air kecilnya berkurang dalam 12 jam, harus segera dibawa ke dokter. Semakin cepat gangguan gagal ginjal terdeteksi, semakin baik perbaikan penyakit.
Advertisement

Penampilan Alya Zurayya di Acara Dream Day Ramadan Fest 2023 Day 6

IOC Larang Indonesia Jadi Tuan Rumah Ajang Olahraga Internasional, Kemenpora Beri Tanggapan

Ada Komunitas Mau Nangis Aja di X, Isinya Curhatan Menyedihkan Warganet

Wanita 101 Tahun Kerja 6 Hari dalam Seminggu, Ini Rahasia Panjang Umurnya

Kenalan dengan CX ID, Komunitas Customer Experience di Indonesia

Ranking FIFA Terbaru, Indonesia Turun ke Peringkat 122 Dunia

Warung Ayam yang Didatangi Menkeu Purbaya Makin Laris, Antreannya Panjang Banget