Dream - Kemampuan adaptasi anak dengan lingkungan baru tentu tidak mudah. Terutama jika anak pindah sekolah dan sistem pelajaran berbeda jauh dari sebelumnya. Apalagi jika sampai pindah negara, adaptasi yang dilakukan anak pastinya jauh lebih besar.
Kadang hal tersebut sampai membuat culture shock, seperti pengalaman seorang anak Indonesia yang lama tinggal di Jepang. Seorang ibu, pemilik akun Instagram @ameliamuriza_ , membagikan curahan hati putranya yang baru saja pindah ke Indonesia dan harus menjalani ulangan di sekolah.
Sang putra ternyata kebingungan saat ulangan karena materi soal terdapat beberapa pertanyaan yang tidak ia ketahui. " Umi kenapa yang diujiankan sesuatu yang belum aku ketahui," tanya sang anak.
Amelia pun berusaha menjelaskan karena ada perbedaan sistem belajar. Hal tersebut sampai membuat putranya agak 'shock' dengan model pembelajaran di Tanah Air.
Menurutnya pada anak-anak saat sekolah di jepang tidak ada persiapan fokus belajar untuk ujian tapi nilai tes bisa maksimal sampai 100. Ternyata di Jepang anak-anak sekolah selalu diberikan pekerjaan rumah (PR) yang cukup banyak sehingga memaksa anak membaca buku dan memahami materi setiap hari.
" Di Jepang tiada hari tanpa PR bahkan saat liburan kan, harus ada PR tentang apa yang sedang dipelajari di sekolah. Setiap hari bawa kertas PRmu yang berlembar-lembar itu. Kelebihannya, saat sekolah mengadakan test, otomatis otakmu sudah hapal dan bisa mengerjakannya. Kan setiap hari sudah latihan," ungkap Amelia menuliskan pengalaman saat memberi jawaban dari pertanyaan putranya.
Amelia mengungkap saat anaknya sekolah di Indonesia tak ada PR sama sekali. Hanya ada ketika tugasnya belum selesai di sekolah dan harus dilanjutkan di rumah dan kadang putranya juga tak menyelesaikannya.
Ia pun menjelaskan pada putranya kalau banyaknya PR di Jepang 'memaksa' anak membaca materi. Sehingga saat ujian materi yang diujikan lebih mudah dihafal dan dimengerti.
Sementara di Indonesia, hanya mengandalkan saat belajar di sekolah dan belajar saat jelang ujian. Hal itulah yang membuat putranya menganggap kalau ada materi yang tak diajarkan tapi muncul di ujian.
Unggahan tersebut memicu banyak respons warganet. Ada yang pro dan ada yang kontra.
" Soalnya kl anak skrg dikasih PR nanti ga bisa main katanya," komentar @riiiindu_
" Yang jadi masalaah di indonesia murid/siswa blom terlatih bertanggung kawab atas PR nya sehingga ortunya yang kerepotan," respons @ha_ayasa.
" Sistem belajar sekolah di Jepang sm dgn sekolah di SD Yunani...tiap hari anak.di kasih lembaran PR, untuk mengulang pelajaran hari itu," ungkap @yusnitaelzantina.