Hadiah Besar dari Allah SWT Bagi Ibu yang Sabar Saat Keguguran

Reporter : Mutia Nugraheni
Sabtu, 29 Juli 2023 13:20
Hadiah Besar dari Allah SWT Bagi Ibu yang Sabar Saat Keguguran
Akan selalu ada balasan bagi mereka tertimpa musibah ketika ia sabar menghadapinya, termasuk

Dream - Tak semua ibu hamil bisa berbahagia memeluk bayinya dalam dekapan. Ada yang diberi cobaan luar biasa, mengalami keguguran. Janin dalam kandungan tak bisa bertahan hingga persalinan.

Kedukaan para ibu yang keguguran pastinya luar biasa. Dalam cobaan yang begitu tersebut, ingatlah untuk tetap berprasangka baik kepada Allah SWT yang Maha Penyayang. Akan selalu ada balasan bagi mereka tertimpa musibah ketika ia sabar menghadapinya, termasuk keguguran.

Berat memang menerima kalau janin yang sudah ada di kandungan harus meninggal. Dikutip dari BincangMuslimah, dalam kondisi tersebut ingatlah perkataan Rasulullah dalam hadis di bawah ini:

HR Muslim


Artinya: “ Dari Abu Hasan dia berkata; ‘Aku berkata kepada Abu Hurairah; Kedua putraku telah meninggal, Apakah kamu mendengar dari Rasulullah ï·º sebuah hadits yang dapat engkau bacakan untuk kami, dengannya kami dapat menenangkan hati kami dari kesedihan atas sepeninggalnya anak-anak kami?” Abu Hurairah berkata; Ya; “ Anak-anak kecil mereka berlarian di surga dengan bebas, salah seorang dari mereka berjumpa dengan bapaknya atau kedua orang tuanya, lalu dia meraih ujung bajunya, atau beliau mengatakan; ‘Dengan tangannya sebagaimana aku memegang ujung bajumu ini, dia tidak akan berpisah dengan bapaknya sehingga Allah memasukkan dia dan bapaknya ke dalam surga.” (HR. Muslim)

Hadis tersebut bisa memberikan ketenangan pada ibu yang sedang begitu sedih kehilangan bayinya. Balasan yang begitu indah akandimiliki oelh setiap ibu atau orang tua yang sanggup menerima dan bersabar kala Allah memberi cobaan dalam bentuk hilangnya anak yang diinginkan dalam kandungan.

1 dari 6 halaman

Tidak hanya itu, Allah pun rupanya telah menyiapkan bangunan indah dan kokoh yang bernama Baitul Hamdi. Bangunan tersebut untuk ibu dan orangtua yang sabar menghadapi cobaan dari-Nya berupa keguguran. Dari Abu Musa Al-Asy’ari radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

HR Tirmidzi


Artinya: “ Apabila anak seorang hamba meninggal dunia, Allah berfirman kepada malaikat-Nya, “ Kalian telah mencabut nyawa anak hamba-Ku?” Mereka berkata, “ Benar.” Allah berfirman, “ Kalian telah mencabut nyawa buah hatinya?” Mereka menjawab, “ Benar.” Allah berfirman, “ Apa yang diucapkan oleh hamba-Ku saat itu?” Mereka berkata, “ Ia memujimu dan mengucapkan istirja’ (innaa lilaahi wa innaa ilaihi raaji’uun).” Allah berfirman, “ Bangunkan untuk hamba-Ku di surga, dan namai ia dengan nama baitul hamdi (rumah pujian).” (HR. Tirmidzi).

Selengkapnya baca di sini.

2 dari 6 halaman

Pahala yang Begitu Besar Mengurus Anak Menurut Islam

Dream - Menjadi orangtua berarti harus memikul tanggung jawab yang begitu besar. Memenuhi kebutuhan anak, bukan hanya materi tetapi juga membentuk akhlak dan kepribadiannya.

Kelak, Allah SWT akan meminta pertanggungjawaban kita sebagai orangtua. Tak hanya itu, pahala yang mengalir deras juga diberikan pada orangtua yang mengurus putra-putrinya dengan baik sesuai dengan tuntunan Islam.

Dikutip dari DalamIslam.com, berikut sumber pahala bagi orangtua yang ikhlas dan merawat buah hatinya dengan baik.

- Mendapat syafaat di hari kiamat
Rasulullah SAW bersabda, “ Dari Anas bin Malik Ra., ia berkata, ‘Rasulullah Saw telah bersabda, ‘Barang siapa dapat mengasuh dua orang anak perempuannya hingga dewasa, maka aku akan bersamanya di hari Kiamat kelak.’ Beliau merapatkan kedua jarinya.” (HR. Muslim).

- Pahala memberi penghidupan
Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda: “ Satu dinar yang engkau keluarkan di jalan Allah, lalu satu dinar yang engkau keluarkan untuk memerdekakan seorang budak, lalu satu dinar yang engkau yang engkau keluarkan untuk satu orang miskin, dibandingkan dengan satu dinar yang engkau nafkahkan untuk keluargamu maka pahalanya lebih besar (dari amalan kebaikan yang disebutkan tadi, pen)” (HR. Muslim).

- Pahala bekerja keras untuk keluarga
Dari Sa’ad bin Abi Waqqosh, Rasulullah SAW bersabda: “ Sungguh tidaklah engkau menginfakkan nafkah (harta) dengan tujuan mengharapkan (melihat) wajah Allah (pada hari kiamat nanti) kecuali kamu akan mendapatkan ganjaran pahala (yang besar), bahkan untuk makanan yang kamu berikan kepada istrimu.” (HR. Bukhari)

Selengkapnya baca di sini

3 dari 6 halaman

Islam Ajarkan Orangtua Penuhi 4 Kebutuhan Psikologis Buah Hatinya

Dream - Orangtua akan rela bekerja keras melakukan apapun untuk memenuhi kebutuhan materi anak. Sekolah yang bagus, makanan bergizi, fasilitas bermain dan belajar yang memadai dan masih banyak lagi.

Selain materi, ada juga yang sangat dibutuhkan anak, yaitu perhatian, komunikasi dan lingkungan sosial yang sehat. Hal ini merupakan kebutuhan psikologis yang juga harus dipenuhi oleh orangtua.

Dikutip dari BincangMuslimah.com, Dr. Faizah Ali Syibromalisi dalam salah satu makalahnya yang berjudul “ Pengasuhan Anak Usia Dini dalam Sorotan Agama” menjelaskan bahwa ada kebutuhan psikologis anak yang harus dipenuhi orantua dalam sorotan Islam. Apa saja?

1. Pelukan dan ciuman

Dari Abu Hurairah r.a., ia berkata, Al-Aqra’ bin Habis At-Tamimi pernah melihat Nabi Muhammad SAW sedang mencium Hasan bin Ali (cucunya), lalu ia berkata, “ Sungguh, aku memiliki sepuluh anak, namun aku tidak pernah mencium satupun dari mereka.” Nabi Muhammad bersabda, “ Siapa yang tidak menyayangi, maka ia pun tidak akan disayangi.” (H.R. Ibnu Hibban)

Hadis tersebut menunjukkan bahwa Nabi Muhammad SAW sangat menyayangi anak-anak kecil, terlebih bila anak itu berasal dari darah dagingnya sendiri, yakni cucu beliau. Bahkan di dalam hadis lainnya, beliau bersabda, “ Bukan termasuk dari golongan dari kami orang yang tidak menyayangi anak kecil kami dan tidak menghormati orang tua (orang dewasa) kami.” (H.R. At-Tirmidzi). Dan memberikan pelukan dan ciuman kepada anak-anak adalah salah satu bentuk sentuhan psikologis yang sangat dibutuhkan mereka.

 

4 dari 6 halaman

2. Menghormati dan mengelus anak

Dari Anas r.a., bahwa Rasulullah pernah mengunjungi sahabat-sahabat Anshar (di Madinah), beliau memberi salam kepada anak-anak kecil mereka dan mengelus kepala mereka. (H.R. Ibnu Hibban).

Mengelus kepala anak merupakan bentuk ekspresi kasih sayang kepada anak. Pada hadis tersebut Rasulullah telah memberikan teladan yang baik sebagai seorang dewasa, beliau tidak hanya menghormati dan menyayangi sahabat-sahabatnya saja, tetapi juga kepada anak-anak mereka.

Teladan beliau ini pun diikuti oleh sahabat Anas bin Malik r.a. sebagaimana dikisahkan di dalam kitab Shahih Al-Bukhari. Setiap ia melewati anak-anak kecil di jalan, pasti ia akan memberi salam kepada mereka seperti yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW.

 

5 dari 6 halaman

3. Mengajak bermain dan bercanda

Abu Hurairah mengatakan bahwa ia melihat Rasulullah dengan mata kepalanya sedang bermain dengan kedua cucunya. Keduanya bergantian menaiki punggung Nabi Muhammad SAW sampai puas.

Dari Abu Hurairah r.a., ia berkata, “ Pada suatu siang saya keluar bersama Rasulullah. Beliau tidak berbicara kepada saya dan saya pun tidak berbicara kepada beliau hingga beliau mendatangi pasar Bani Qainuqa. Kemudian, beliau pulang dan mendatangi tenda Fatimah seraya bertanya, “ Apakah ada Luka’? Apakah ada Luka’? (Yang dimaksud dengan Luka’ adalah Hasan) Kami menduga bahwasannya Hasan sedang dibawa oleh ibunya untuk dimandikan dan dipakaikan seutas kalung tanpa permata. Tak lama kemudian, Hasan muncul dan akhirnya keduanya (Rasulullah dan Hasan) saling berpelukan. Lalu, Rasulullah saw. berdoa, Ya Allah sungguh, saya mencintainya. Oleh karena itu, cintailah ia dan cintailah orang yang mencintainya.” (H.R. Muslim)

 

6 dari 6 halaman

4. Komunikasi

Komunikasi sangat penting antara orangtua atau pengasuh dengan anak. Melalui komunikasi, terjadi kedekatan dan saling pengertian. Anak dengan mudah diajak kerjasama. Sebaliknya, kurangnya komunikasi antara orang tua atau pengasuh dengan anak menyebabkan anak sulit diajak kerjasama. Bahkan, anak akan berpikiran negatif dengan aturan-aturan yang ada.

Salah satu contoh komunikasi yang baik antara orangtua dan anak digambarkan oleh Al-Qur’an tentang Nabi Ibrahim a.s. dan putranya; Ismail a.s. yang akan disembelihnya.

Dan dia (Ibrahim) berkata, “ Sesungguhnya aku harus pergi (menghadap) kepada Tuhanku, Dia akan memberi petunjuk kepadaku.” Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang yang shaleh.” Maka Kami beri kabar gembira kepadanya dengan (kelahiran) seorang anak yang sangat sabar (Ismail). Maka ketika anak itu sampai (pada umur) sanggup berusaha bersamanya, (Ibrahim) berkata, “ Wahai anakku! Sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah bagaimana pendapatmu!” Dia (Ismail) menjawab, “ Wahai ayahku! Lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu; insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar. (Q.S. As-Shaffat: 99-102).

Penjelasan selengkapnya baca di sini

Beri Komentar