Ilustrasi (Foto: Shutterstock)
Dream - Hubungan saudara atau kakak beradik kemungkinan besar merupakan hubungan terpanjang dan paling berpengaruh yang bakal dimiliki anak-anak. Ada kalanya hubungan saudara seperti musuh bebuyutan, jarang sekali akur.
Persaingan atau pertikaian antar saudara adalah normal. Faktanya, hal itu bisa menjadi kesempatan belajar yang penting. Hanya karena kakak beradik bertengkar, bukan berarti mereka tidak bisa tetap dekat.
Ada beberapa hal yang dapat kita lakukan untuk membina ikatan yang lebih kuat di antara saudara, terlepas dari apakah mereka saudara kandung, saudara tiri, atau adopsi. Penelitian menunjukkan bahwa saudara kandung adalah bagian integral dalam mengajar satu sama lain bagaimana berinteraksi secara sosial.
" Saudara kandung adalah panutan yang lebih baik dari perilaku yang lebih informal — bagaimana bertindak di sekolah atau di jalan, atau, yang paling penting, bagaimana bersikap keren di sekitar teman — yang merupakan bagian terbesar dari pengalaman sehari-hari seorang anak," kata Laurie Kramer, Profesor Psikologi di University of Illinois.
Membina ikatan yang erat antar saudara dapat membantu anak tumbuh dengan kepribadian yang baik. Meskipun saudara kandung bakal berkelahi dan bertengkar, mengatasi perbedaan mereka dapat membantu mempersiapkan mereka untuk hubungan dewasa dengan satu sama lain dan dengan orang lain.
© Dream
Cobalah untuk membuat suasana bermain bersama. Bisa juga mengajak pergi ke suatu tempat berdua saja untuk anak yang lebih besar. Catatlah aktivitas yang mereka sukai dan saat-saat mereka bermain bersama dengan baik. Kemudian, jadwalkan lebih banyak aktivitas ini untuk membantu mereka menjalin ikatan.
" Ketika anak-anak tertawa dan bersenang-senang, mereka mengalami perasaan yang lebih positif. Dan saat mereka mengalami perasaan positif ini bersama saudara mereka, mereka akan merasa lebih positif satu sama lain," ujar Kramer.
Fokuslah pada kerja sama daripada persaingan. Bicarakan tentang bagaimana semua orang dalam keluarga bisa kerja sama dalam tim yang sama dan membantu satu sama lain. Saat bekerja bersama sebagai satu keluarga, semua orang bisa belajar bekerja sama.
Biarkan juga anak untuk berlatih berkompromi, berbagi, dan mendengarkan jika memungkinkan. Kadang-kadang, yang terbaik adalah duduk dan membiarkan mereka menyelesaikan masalah daripada menjadi wasit setiap perselisihan.
Sumber: Verywell
© Dream
Dream - Tak semua anak mudah bersosialisasi dan memulai hubungan pertemanan. Bagi beberapa anak, berada di lingkungan ramai, memulai percakapan, membangun komunikasi dengan orang baru, bukanlah hal mudah.
Ada kalanya orangtua butuh memberikan bantuan. Bagaimana caranya? Dengarkan anak, dan jika ia melontarkan beberapa keluhan di bawah ini, coba trik-trik berikut.
1. " Aku tidak punya siapa-siapa untuk diajak bermain"
Seperti yang dilansir dari Parents, menurut psikolog klinis, Carol Baicker-McKee, Ph.D., beberapa anak khawatir bahwa mereka akan ditolak saat bergabung dengan anak-anak lain. Sebagai orangtua, ceritakan pada anak bahwa orang dewasa sekalipun gugup ketika mendekati orang yang belum terlalu kenal.
Ajari mereka untuk berdiri di dekat sekelompok anak-anak dan saksikan apa yang sedang mereka lakukan. Kemudian latih anak-anak untuk bergabung dengan mereka sambil berkata, " Bisakah aku ikut bermain?"
Sampaikan juga ke anak untuk tersenyum dan melakukan kontak mata dengan teman-teman barunya. Cara ini cenderung membuat mudah diterima.
© Dream
Beberapa anak adalah pemimpin sementara yang lain adalah pengikut. Mayoritas adalah pengikut. Bila anak termasuk pengikut, dorong anak untuk membela dirinya sendiri dan mengungkapkan apa yang diinginkan dan keberaniannya.
3. Libatkan pada banyak kegiatan berkelompok
Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Child Development menemukan bahwa anak perempuan usia 3 sampai 5 tahun cenderung lebih suka bermain satu lawan satu. Sementara, anak laki-laki pada usia yang sama cenderung lebih suka bermain berkelompok.
Ketika anak bermain dengan dua anak atau lebih, cobalah mengarahkannya ke dalam kegiatan kelompok, seperti permainan petak umpet. Seringkali hal itu mengarah ke waktu bermain yang lebih alami dan harmonis.
© Dream
Anak-anak bisa sangat mementingkan diri sendiri. Mereka terpaku dengan apa yang mereka inginkan pada saat tertentu yang mengakibatkan sulit bernegosiasi dan menyelesaikan masalah.
Memberikan anak-anak kesempatan untuk menyelesaikan masalah sendiri merupakan hal bijak. Jika mereka tak dapat menyelesaikannya, minta mereka untuk bertukar pikiran mengenai cara menyelesaikan perselisihan mereka.
Anda dapat juga memberikan pilihan kepada anak-anak, seperti " Bagaimana kalau memainkan permainan yang diinginkan Danny selama 10 menit dan kemudian memainkan permainan yang diinginkan Brian?"
Jika upaya tersebut juga gagal, mintalah anak-anak untuk mengambil jeda bermain. Ajak buah hati untuk bermain di area terpisah selama beberapa waktu.
Laporan Salsabila Fauziah Rahman/ Sumber: Liputan6.com
Advertisement
Kemenag Bakal Monitoring Jaminan Produk Halal MBG

Menkeu Purbaya Salurkan Rp200 Triliun ke Bank Himbara, Ini Tujuannya

7 Benda di Kamar Tidur yang Wajib Dibersihkan Lebih Sering dari yang Kamu Kira

Komunitas Wisata Panti, Selalu Bikin Aktivitas Seru untuk Anak Panti Asuhan

Tahu Siksa, Kuliner Khas Betawi yang Kini Kian Langka


Girangnya Bocah 7 Tahun Bisa Kuliah Kimia di Nanyang Technological University
Hj.Erni Makmur Berdayakan Perempuan Kalimantan Timur Lewat PKK

Mantan PM Kanada Justin Trudeau dan Katy Perry Akhirnya Mesra di Depan Publik

Pria Ini Dirikan Pusat Terapi dengan Anjing, Bantu Pasien Autisme hingga Alzheimer

Potret Tak Biasa Prilly Latuconsina, Pede Meski Pakai Banyak Koyo


Menkeu Purbaya Salurkan Rp200 Triliun ke Bank Himbara, Ini Tujuannya

7 Benda di Kamar Tidur yang Wajib Dibersihkan Lebih Sering dari yang Kamu Kira