Ibu Melahirkan/ Foto: Shutterstock
Dream - Rasa sakit perut di penghujung kehamilan seringkali membuat ibu hamil bertanya-tanya, apakah hal tersebut sakit perut biasa atau kontraksi. Terkadang, kedua hal tersebut sulit untuk dibedakan.
Pada dasarnya, pengalaman kontraksi dan sensasi yang dirasakan setiap orang sedikit berbeda. Sebagian orang mengatakan bahwa kontraksi terasa seperti kram menstruasi yang intens sementara yang lain menggambarkan banyak tekanan dan sakit punggung.
" Selalu sulit untuk menggambarkan seperti apa rasanya kontraksi persalinan. Ini sedikit berbeda untuk semua orang, jadi tidak bisa benar-benar mengatakan apa yang akan dirasakan," kata Paul du Treil, M.D., Direktur Kesehatan Ibu dan Anak di Touro Infirmary, New Orleans.
Lalu apa pemicu kontraksi persalinan? Kontraksi persalinan terjadi karena pengencangan otot rahim untuk mendorong bayi ke posisi yang tepat untuk melahirkan. Saat otot rahim berkontraksi dapat terjadi ketidaknyamanan atau nyeri di dalam perut di sisi kanan, kiri, maupun belakang.
Adapun tingkat keparahan nyeri berbeda-beda pada setiap ibu hamil, hal tersebut bisa terjadi karena berbagai faktor diantaranya posisi bayi di perut, gerakan sang ibu selama persalinan, dan persepsi tentang rasa sakit itu sendiri.
Seperti Nyeri Menstruasi
Beberapa wanita menggambarkan nyeri kontraksi persalinan sebagai kram menstruasi yang intens yang meningkat intensitasnya. " Ini dimulai seperti kram menstruasi - dan sensasi kram semakin memburuk," ujar Dr. du Treil.
Kembung hebat
Perut terasa kembung adalah deskripsi yang juga sering diungkapkan ibu yang mengalami kontraksi. Perut terasa penuh seperti ingin buang angin dan terasa sangat tidak nyaman.
Nyeri punggung
Persalinan bisa menjadi rasa sakit di punggung. Jika bayi menghadap ke atas ketika mereka memasuki jalan lahir, tekanan tengkorak mereka pada saraf punggung Anda dapat menyebabkan rasa sakit yang luar biasa.
Dengan memantau kekuatan nyeri kontraksi persalinan, bisa diketahui peningkatan intensitas. Jika kontraksi tidak hilang, dan mulai berdekatan secara bertahap, lebih lama dan lebih kuat, maka persalinan akan segera terjadi.
Laporan: Meisya Harsa Dwipuspita/ Sumber: Parents
Dream - Para ibu yang tengah hamil di trimester akhir, tingkat kecemasannya cenderung naik drastis. Ditambah lagi dalam situasi pandemi seperti sekarang. Persiapan persalinan pastinya akan lebih banyak dan kompleks dibandingkan sebelumnya.
Bagi yang berencana melakukan persalinan pervaginam atau normal, hal yang paling membuat galau adalah menanti kontraksi atau 'gelombang cinta'. Usia kehamilan sudah matang tapi kontraksi tak kunjung datang, hal ini kerap membuat ibu bingung.
Lanny Kuswandi, bidan senior yang juga pakar hypnobirthing, melalui akun Instagramnya mengingatkan para ibu hamil untuk tetap tenang. Jangan sampai stres saat menunggu kontraksi.
" Kalau sudah mendekati HPL tapi belum ada tanda-tanda gelombang cinta, banyak yang panik. Duh kok belum ya? Apakah aman? Ingat bun, HPL= Hari Perkiraan Lahir. Bukan Hari Pasti Lahir. Tenang dulu, jangan langsung stres," tulis bidan Lanny di akun Instagramnya.
Ibu sebaiknya mencari ketenangan, karena tenang dan sabar adalah kunci. Cobalah untuk terus berkomunikasi dengan si kecil di dalam rahim untuk bekerja sama dan ungkapkan kalau ibu ingin segera bertemu.
" Ajak komunikasi juga dede bayinya serta hypnobirthing karena ibu dan dede bayi adalah tim!," pesan Lanny.
Konsultasi juga dengan dokter dan bidan untuk memantau kondisi janin dalam rahim. Cobalah berjalan kaki atau berhubungan intim dengan pasangan, yang diketahui bisa memicu kontraksi. Jangan lupa konsumsi makanan kaya gizi agaar tubuh ibu selalu fit dan siap menjalani persalinan.
Dream - Persalinan jadi momen yang paling ditunggu para ibu. Buah hati yang dinanti, akhirnya lahir ke dunia dan berada dalam dekapan. Banyak ibu yang tak menyadari setelah melahirkan, perubahan pada tubuh bakal terjadi secara drastis.
Rasa tak nyaman, nyeri, perasaan yang campur aduk bakal muncul dan membuat ibu terkaget bahkan mengalami stres hingga depresi. Persiapan sangat dibutuhkan ibu jelang persalinan.
Bukan hanya menyiapkan kebutuhan bayi tapi juga kebutuhan ibu. Termasuk menyiapkan diri mengalami perubahan berikut selama 24 jam pasca persalinan. Minta dukungan suami, karena melewati masa 24 jam setelah melahirkan tidaklah mudah.
Perubahan apa saja yang bakal dihadapi?
Perut masih buncit dan bergelambir
Bayi dan plasenta sudah keluar tak lantas membuat perut ibu langsung kempes dan ramping. Jika sebelumnya saat hamil perut kencang, maka setelah melahirkan perut tetap membuncit tapi bergelambir. Hal ini memang sangat tidak nyaman. Kulit masih merenggang, meski bayi sudah keluar. Untuk membuat ibu lebih nyaman, sangat direkomendasikan mengunakan korset berbahan lembut.
Segera setelah melahirkan, berat akan menurun 4,5 hingga 5 kg, ini meliputi gabungan berat bayi, plasenta, dan cairan ketuban. Tetapi ibu masih akan membawa kelebihan berat badan dalam 24 jam pertama, yang sebagian besar adalah air. Setelah operasi caesar ibu mungkin akan mengalami pembengkakan ekstra di seluruh tubuh sebagai akibat dari cairan IV.
Kelebihan air dalam tubuh ibu selama 24 jam akan dikeluarkan melalui urine dan keringat. Jangan kaget jika ibu terus-menerus berkeringat dan buang air kecil lebih sering.
Setelah persalinan pervaginam atau operasi caesar, ibu akan mengalami masa nifas dan mengeluarkan lokia dari vagina, yang terdiri dari sisa darah, lendir, dan jaringan yang mengelupas dari lapisan rahim. Bagi banyak wanita, pendarahan cukup berat dalam tiga sampai 10 hari pertama pascapersalinan, tetapi ini normal dan akan berkurang selama beberapa minggu berikutnya.
Jangan mengira ibu tak akan mengalami kram dan kontraksi lagi setelah melahirkan. Kontraksi di area panggul dan perut masih akan terjadi terutama ketika menyusui. Ini merupakan tanda kalau rahim sedang kembali ke bentuk semula.
Menyusui jadi salah satu pemicu kontraksi rahim setelah melahirkan agar kembali pada ukuran normal. Merupakan sistem alami tubuh yang kerap memicu rasa nyeri, tak nyaman hingga sulit tidur pada ibu. Kontraksi ini bisa terjadi hingga 6 minggu.
Advertisement
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN
Trik Wajah Glowing dengan Bahan yang Ada di Dapur