Dream - Sejumlah kawasan di Jabodetabek dan beberapa daerah di pulau Jawa beberapa waktu lalu memiliki kualitas udara yang sangat buruk karena polusi. Salah satu dampaknya adalah paparan timbal.
Salah satu zat pencemar udara yaitu logam berat Timbal (Pb) dihasilkan dari pembakaran yang kurang sempurna pada mesin kendaraan. Sebuah fakta miris menunjukkan level timbal pada darah anak-anak di pulau Jawa.
Kajian Kadar Timbal Darah (KTD) pada anak-anak di Pulau Jawa yang dilakukan Occupational and Environmental Health Research Center (OEHRC) IMERI Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) bekerja sama dengan Yayasan Pure Earth (PE) Indonesia, menunjukkan hampir 90 persen anak memiliki KTD melebihi batas rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO).
Dari prevalensi kontaminasi timbal di atas, 19 anak (3 persen) di antaranya, membutuhkan pemberian terapi.
Kajian dilakukan pada periode Mei – Agustus 2023 pada anak usia 12 - 59 bulan. Didapatkan hasil bahwa dari anak yang memiliki KTD lebih dari 20 ug/dL, 34 persen di antaranya mengalami anemia.
Keterlambatan Tumbuh Kembang
Anak dengan KTD lebih dari 20 ug/dL yang disertai dengan anemia, 14 persen di antaranya juga mengalami keterlambatan tumbuh kembang. Efeknya adalah anak yang memiliki KTD lebih dari 20 ug/dL dengan anemia lebih berisiko 4 kali lipat mengalami keterlambatan tumbuh kembang.
Guru Besar Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas FKUI, Muchtaruddin Mansyur mengatakan, KTD pada anak yang didapatkan pada penelitian ini merupakan suatu keadaan yang mendesak untuk ditangani.
" Keterlambatan dalam penanganan akan memengaruhi kualitas generasi mendatang akibat keterlambatan tumbuh kembang anak," kata Muchtaruddin, dikutip dari Liputan6.com.
Muchtaruddin juga menjelaskan risiko lain pada anak-anak yang terpapar timbal melebihi ambang batas WHO. Mereka lebih berisiko terkena penyakit jantung dan penyakit kronis lain.
" Melonjaknya penyakit jantung dan pembuluh darah serta penyakit kronis lainnya. Penguatan kapasitas sektor kesehatan untuk mengenal dan mencegah pajanan timbal lingkungan serta dampak kesehatannya harus menjadi prioritas," ungkapnya.
Paparan timbal juga bisa mengakibatkan cacat lahir, kerusakan otak, kardiovaskular, penyakit ginjal, dan lainnya.
Timbal dapat ditemui di alam dan digunakan dalam berbagai jenis produk di sekitar kita. Banyaknya pekerjaan seperti daur ulang baterai-asam bertimbal secara informal di lingkungan rumah tangga maupun kegiatan sehari-hari yang terkait timbel dapat menyumbang pencemaran timbal pada lingkungan.
Tim peneliti mencatat, pencemaran timbal terjadi pada tanah, air, udara yang menyebabkan dampak buruk pada kesehatan anak dan dewasa.
WHO merekomendasikan Kadar Timbel Darah (KTD) 5 µg/dL sebagai penanda sumber pajanan lingkungan yang perlu diwaspadai sehingga disarankan agar KTD tidak lebih dari itu.
Sementara 45 µg/dL merupakan batas KTD untuk pertimbangan pemberian terapi.
Budi Susilorini Direktur Yayasan Pure Earth Indonesia, mengungkap kalau timbal sangat berbahaya bagi anak-anak dan juga orang dewasa. Perlu dilakukan langkah konkret oleh banyak pihak untuk menangani hal ini.
" Kita dapat terpapar dari lingkungan rumah kita. Kontaminasi timbal di lingkungan dan dampaknya pada kesehatan perlu menjadi dorongan bagi kita untuk segera melakukan tindakan penanganan dan pencegahan," ujarnya.
Sumber: Liputan6.com
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Rangkaian acara Dream Inspiring Women 2023 di Dream Day Ramadan Fest Day 5
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Kata Ahli Gizi Soal Pentingnya Vitamin C untuk Tumbuh Kembang Anak
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR