Membiarkan Depresi Pasca Persalinan Bisa Berujung Fatal

Reporter : Mutia Nugraheni
Senin, 21 Maret 2022 16:12
Membiarkan Depresi Pasca Persalinan Bisa Berujung Fatal
Kasus ibu kandung menikam buah hatinya kembali terjadi. Depresi pasca melahirkan tak boleh dianggap sepele.

Dream - Sahabat Dream mungkin pernah mendengar atau membaca berita seputar kasus penganiayaan pada bayi yang dilakukan ibunya sendiri. Bukan hanya menimbulkan luka tapi bahkan sampai meninggal dunia.

Seperti yang baru saja terjadi di Brebes, Jawa Barat. Ibu menikam tiga anaknya sendiri. Anak pertama tewas, lalu dua lainnya harus menjalani operasi. Sang ibu diamankan oleh pihak Kepolisian.

Diduga ibu tersebut mengalami depresi berat berkepanjangan. Mungkin sebagian orang menganggap hal tersebut merupakan sebuah kekejian luar biasa, tapi di balik hal tersebut banyak sekali faktor yang terlibat.

Mulai dari dari kondisi mental ibu, keluarga, lingkungan, ekonomi, ketidakstabilan hormon pasca persalinan dan masih banyak lagi. Sejumlah ibu memang mengalami depresi dan perubahaan mood ekstrem setelah melahirkan.

Bila tak ditangani dengan baik secara medis bisa jadi mengalami psikosis, yaitu penyakit mental parah yang ditandai dengan kesulitan ekstrem dalam merespons secara emosional bayi yang baru lahir — bahkan dapat mencakup pikiran untuk menyakiti anak.

Kondisi ini berbeda dengan depresi pascamelahirkan, meskipun kedua kondisi tersebut dapat terjadi bersamaan.

" Ini biasanya merupakan gangguan bipolar, bukan hanya gangguan depresi," kata psikiater Charlotte Ladd, MD, profesor psikiatri di University of Wisconsin di Madison dikutip dari Everydayhealth.com.

 

1 dari 4 halaman

Berpotensi Membahayakan

Berpotensi Membahayakan © Dream

Dokter Ladd mengkualifikasikan psikosis pascapersalinan sebagai " kedaruratan psikiatri," karena berpotensi membahayakan bayi atau ibu baru. Psikosis pascapersalinan adalah kondisi yang relatif jarang terjadi.

Diperkirakan 1 hingga 2 dari setiap 1.000 ibu baru menghadapi psikosis pascapersalinan, hal tersebut menurut sebuah laporan yang diterbitkan pada Januari 2014 di Psychiatric Times.

Sekitar setengah dari ibu dengan psikosis pascapersalinan juga memiliki riwayat penyakit mental. Penyebab psikosis postpartum tidak dipahami dengan baik. Ada kemungkinan bahwa perubahan hormon yang tiba-tiba setelah melahirkan dapat memicu kondisi tersebut.

 

2 dari 4 halaman

Gejala Psikosis Persalinan

Gejala Psikosis Persalinan © Dream

Untuk gejala, sedikit mirip dengan depresi pasca melahirkan. Berikut beberapa tanda yang harus diperhatikan:

- Pikiran tiba-tiba untuk membuang bayi atau menyakitinya dengan cara tertentu
- Delusi (keyakinan yang tidak memiliki dasar dalam kenyataan)
- Halusinasi (melihat atau mendengar hal-hal yang tidak ada)
- Kurangnya respons emosional atau ekspresi wajah kosong
- Kesulitan merespons bayi secara emosional
- Kesulitan tidur
- Perubahan nafsu makan ekstrem
- Mudah emosi
- Kebingungan
- Ketidakmampuan untuk terikat dengan bayi
- Pikiran untuk bunuh diri, atau keyakinan bahwa bayi atau keluarga akan lebih baik tanpa ibu

Ladd menambahkan bahwa setiap ibu yang memiliki gangguan mood pada hari-hari atau minggu-minggu pertama setelah melahirkan harus konsultasi dengan dokter. Bisa dengan psikiater atau dokter kandungan dan ditanya apakah mereka memiliki pemikiran untuk melukai diri mereka sendiri, bayi mereka, atau orang lain.

" Pikiran mengganggu untuk membuang bayi ke luar jendela atau ke seberang ruangan sering kali muncul entah dari mana, dan wanita takut membicarakannya," kata Ladd.

Pikiran-pikiran ini mungkin disebabkan oleh " naluri bersarang yang serba salah" . Ia menjelaskan bahwa ibu yang mengalaminya terkadang merasa hampir obsesif dengan fokus bayi mereka.

" Jika seseorang menderita psikosis, penting untuk membawa mereka ke fasilitas psikiatri segera," pesan Ladd.

3 dari 4 halaman

Tak Merasa Nyaman dan Stres Saat Hamil? Segera Cari Pendampingan

Tak Merasa Nyaman dan Stres Saat Hamil? Segera Cari Pendampingan © Dream

Dream - Perubahan hormon yang terjadi saat hamil membuat perubahan drastis pada tubuh ibu. Ada yang merasa penuh semangat, berenergi, namun banyak juga yang sebaliknya. Stres, penuh beban, tak nyaman dan merasa tersiksa.

Mendengar banyak ibu bisa menikmati kehamilannya mungkin membuat 'terintimidasi'. Padahal faktanya tak semua ibu bisa menikmati proses kehamilan. Seperti kita tahu, ibu hamil mengalami kenaikan berat badan, sensitif, penuh rasa khawatir.

Menurut Jasmin Tecson, seorang bidan profesional asal Toronto, hal itu normal. Perasaan ini muncul bahkan dengan kehamilan yang memang disiapkan, atau yang telah dicapai dengan kerja keras.

" Ada banyak konstruksi tentang betapa mulianya kehamilan. Ini adalah waktu yang spesial, tetapi juga merupakan periode perubahan fisik, mental dan emosional yang sangat intens. Beberapa emosi negatif bisa jadi sangat normal, dan penting untuk mengetahuinya, atau ibu bisa merasa terisolasi dan bersalah," kata Tecson, seperti dikutip dari Todays Parent.

 

4 dari 4 halaman

Bisa Jadi Depresi Pascamelahirkan

Bisa Jadi Depresi Pascamelahirkan © Dream

Bagi ibu yang mengalami sakit, tidak nyaman atau sedih, harus segera mencari pertolongan dan jangan menyendiri. Bisa berkonsultasi dengan bidan, doula, psikolog atau mungkin psikiater.

" Beberapa resistensi mental atau emosional mungkin disebabkan oleh hal-hal seperti kesulitan menyesuaikan diri dengan hilangnya kendali atau perubahan citra tubuh," ujar Tecson.

Ibu mungkin akan merasa lebih baik jika mereka memiliki pelepasan atau ruang untuk mengatakan 'Ini benar-benar menyebalkan' tanpa dihakimi. Terkadang hal ini tak bisa disampaikan pada orang terdekat seperti pasangan, ibu atau mungkin saudarinya.

Rasa tak nyaman dan masalah psikologis saat hamil harus diatasi karena jika didiamkan akan sangat berisiko berkembang menjadi depresi pascamelahirkan. Ibu mungkin saja membutuhkan lebih banyak dukungan dari teman dan keluarga untuk penyembuhannya.

" Alangkah baiknya jika kehamilan bisa menjadi hal yang baik untuk semua orang. Tetapi jika tidak, jangan membuatnya lebih buruk dengan menyalahkan diri sendiri," pesan Tecson.

Beri Komentar