Ilustrasi (Foto: Shutterstock)
Dream - Menghormati orangtua merupakan hal yang wajib dilakukan setiap anak, baik kepada ayah maupun ibu. Khusus untuk ibu, Nabi Muhammad SAW memiliki pesan khusus. Rasulullah menekankan pentingnya memuliakan dan memperlakukan ibu dengan baik.
Dikutip dari Bincang Muslimah, Abu Hurairah meriwayatkan sebagaimana berikut, “ Ada seorang laki-laki datang kepada Rasulullah SAW, lalu ia bertanya, ‘Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling berhak aku perlakukan dengan baik?” Beliau menjawab, “ Ibumu.” “ Lalu siapa lagi?” “ Ibumu” “ Siapa lagi?” “ Ibumu” “ Siapa lagi” “ Bapakmu.” (H.R. Al-Bukhari dan Muslim)
Berdasarkan hadis tersebut, Nabi Muhammad SAW menegaskan kepada umatnya bahwa orang yang paling berhak diperlakukan dengan baik dan dimuliakan adalah ibu. Bahkan beliau mengulanginya sebanyak tiga kali.
Imam Ibnu Hajar Al-Asqalani di dalam kitabnya Fathul Bari mengutip pendapat Ibnu Battal tentang alasan Nabi Muhammad SAW mengulang kata 'ibu' tiga kali. Menurut Ibnu Battal, hal ini disebabkan karena sosok ibulah yang menanggung tiga kesulitan yakni ketika mengandung, melahirkan, dan menyusui.
Tiga hal inilah yang harus ditanggung sendirian oleh seorang ibu. Sementara sang ayah ikut serta mendidik anak bersama–sama dengan ibu. Ibu lah yang harus merasakan beratnya mengandung. Selama sembilan bulan harus pergi ke mana pun dengan membawa perut yang besar.
Setelah itu ibu lah yang harus menanggung beratnya proses melahirkan. Bahkan, harus bertaruh dengan nyawa. Apalagi jika harus menjalani operasi caesar yang risikonya juga sangat besar.
Selama dua tahun, ibu juga menyusui anaknya. Terbangun di malam hari selama untuk menyusui. Termasuk menjaga makanan dan minumannya agar kualitas ASI untuk bayinya selalu baik.
Tidak heran saat seorang sahabat bertanya siapa yang paling berhak untuk diberlakukan baik, sehingga Rasulullah SAW menyebut ibu sampai tiga kali.
Penjelasan selengkapnya baca di sini.
Dream - Menjadi orangtua berarti harus memikul tanggung jawab yang begitu besar. Memenuhi kebutuhan anak, bukan hanya materi tetapi juga membentuk akhlak dan kepribadiannya.
Kelak, Allah SWT akan meminta pertanggungjawaban kita sebagai orangtua. Tak hanya itu, pahala yang mengalir deras juga diberikan pada orangtua yang mengurus putra-putrinya dengan baik sesuai dengan tuntunan Islam.
Dikutip dari DalamIslam.com, berikut sumber pahala bagi orangtua yang ikhlas dan merawat buah hatinya dengan baik.
- Mendapat syafaat di hari kiamat
Rasulullah SAW bersabda, “ Dari Anas bin Malik Ra., ia berkata, ‘Rasulullah Saw telah bersabda, ‘Barang siapa dapat mengasuh dua orang anak perempuannya hingga dewasa, maka aku akan bersamanya di hari Kiamat kelak.’ Beliau merapatkan kedua jarinya.” (HR. Muslim).
- Pahala memberi penghidupan
Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda: “ Satu dinar yang engkau keluarkan di jalan Allah, lalu satu dinar yang engkau keluarkan untuk memerdekakan seorang budak, lalu satu dinar yang engkau yang engkau keluarkan untuk satu orang miskin, dibandingkan dengan satu dinar yang engkau nafkahkan untuk keluargamu maka pahalanya lebih besar (dari amalan kebaikan yang disebutkan tadi, pen)” (HR. Muslim).
- Pahala bekerja keras untuk keluarga
Dari Sa’ad bin Abi Waqqosh, Rasulullah SAW bersabda: “ Sungguh tidaklah engkau menginfakkan nafkah (harta) dengan tujuan mengharapkan (melihat) wajah Allah (pada hari kiamat nanti) kecuali kamu akan mendapatkan ganjaran pahala (yang besar), bahkan untuk makanan yang kamu berikan kepada istrimu.” (HR. Bukhari)
Selengkapnya baca di sini
Dream - Dalam Islam, para orangtua dianjurkan untuk mengakikahkan putra putrinya, dengan cara menyembelih kambing. Dua kambing untuk laki-laki dan satu kambing untuk anak perempuan.
Hukum akikah menurut pendapat yang paling kuat adalah sunah muakkadah, dan ini adalah pendapat jumhur ulama menurut hadits. “ Bersama anak laki-laki ada akikah, maka tumpahkan (penebus) darinya darah (sembelihan) dan bersihkan darinya kotoran (maksudnya cukur rambutnya).” (HR. Imam Ahmad, Al Bukhari dan Ashhabus Sunan)
Akikah merupakan salah satu hal yang disyariatkan dalam agama Islam. Dalil-dalil yang menyatakan hal ini, di antaranya, adalah hadits Rasulullah SAW, “ Setiap anak tertuntut dengan akikahnya" .
Bagaimana hukum akikah bagi anak yang belum diakikahi orangtuanya semasa kecil sehingga dewasa? Apakah masih diakikah, apakah boleh mengakikahi diri sendiri jika orangtua masih tidak mampu?
Apabila orangtuanya dahulu adalah orang yang tidak mampu pada saat waktu dianjurkannya akiqah (yaitu pada hari ke-7, 14, atau 21 kelahiran), maka ia tidak punya kewajiban apa-apa walaupun mungkin setelah itu orangtuanya menjadi kaya.
Jadi apabila keadaan orangtuanya tidak mampu ketika pensyariatan akiqah, maka akiqah menjadi gugur karena ia tidak memiliki kemampuan. Sedangkan jika orangtuanya mampu ketika ia lahir, namun ia menunda akikah hingga anaknya dewasa, maka pada saat itu anaknya tetap diaqiqahi walaupun sudah dewasa.
Akikah asalnya menjadi beban ayah selaku pemberi nafkah. Akikah ditunaikan dari harta ayah, bukan dari harta anak. Orang lain tidak boleh melaksanakan aqiqah selain melalui izin ayah.
Selengkapya baca di sini.
Advertisement
Style Maskulin Lionel Messi Jinjing Tas Rp1 Miliar ke Kamp Latihan
Official Genas, Komunitas Dance dari Maluku yang `Tularkan` Goyang Asyik Tabola Bale
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik
Kebiasaan Pakai Bra saat Tidur Berbahaya? Cari Tahu Faktanya
Peneliti Ungkap Pemicu Perempuan Sanggup Bicara 20 Ribu Kata Sehari?
Throwback Serunya Dream Day Ramadan Fest bersama Royale Parfume Series by SoKlin Hijab
Bentuk Roti Cokelat Picu Komentar Pedas di Medsos, Chef Sampai Revisi Bentuknya
Mahasiswa Sempat Touch Up di Tengah Demo, Tampilannya Slay Maksimal
Fakta-Fakta di Balik Meninggalnya Nandi Juliawan, Pemeran Encuy Preman Pensiun
Kisah-Kisah Ajaib Pestapora 2025: Dari Hujan Dadakan hingga Vokalis yang Nyaris Hilang di Kerumunan!
Style Maskulin Lionel Messi Jinjing Tas Rp1 Miliar ke Kamp Latihan