Bersepeda/ Shutterstock
Dream - Bersepeda saat ini memang sedang sangat diminati. Bisa membuat tubuh lebih sehat, menyegarkan dan mengusir kebosanan saat pandemi. Bila dilakukan bersama-sama akan jauh lebih menyenangkan.
Mungkin ada ibu hamil yang sangat ingin bermain sepeda tapi ragu. Muncul pertanyaan apakah olahraga sepeda aman dilakukan saat hamil? Lucky Sekhon, dokter spesialis kandungan mengungkap kalau bersepeda sebenarnya aman tapi ibu hamil memang harus ekstra hati-hati.
" Ibu hamil sebelum melakukan aktivitas apapun termasuk bersepeda, harus 'mendengarkan' kondisi tubuhnya. Misalnya pada trimester pertama, ibu mungkin kerap merasa pusing dan mual. Jika bersepeda dengan keluhan tersebut maka berisiko kehilangan keseimbangan dan jatuh," kata dr. Sekhon, dikutip dari PopSugar.
Bila ibu hamil merasa tubuh dalam kondisi fit, tak lagi mengalami pusing dan mual, bersepeda bisa dilakukan. Pastikan kebutuhan cairan terpenuhi dan makan lebih dulu. Akan lebih baik jika didampingi dan jangan sendirian.
" Jaraknya jangan terlalu jauh. Penting juga diketahui saat hamil progesteron sangat tinggi dapat membuat ligamen lebih kendor, hal ini membuat ibu hamil berisiko mengalami tegang otot saat bersepeda," ujar dr. Sekhon.
Saat perut semakin besar, keseimbangan ibu juga akan menurun. Hal ini juga harus diwaspadai. Sesuaikan dudukan sepeda dengan kenyamanan ibu. Bila ibu memiliki riwayat flek, keguguran atau kehamilan bermasalah, sebaiknya jangan bersepeda.
Dokter Sekhon lebih merekomendasikan ibu hamil untuk olahraga dengan sepeda statis di rumah. Aktivitas ini lebih minim risiko, terutama dalam kondisi pandemi seperti sekarang karena saat keluar rumah ibu hamil juga bisa berisiko terpapar Covid-19.
Dream - Kehamilan membuat ibu mudah lelah dan sistem imunitas tak bisa bekerja optimal. Hal ini membuat ibu hamil sangat mudah mengalami infeksi. Dalam beberapa kondisi, infeksi yang sebenarnya ringan jika menyerang ibu hamil bisa menimbulkan komplikasi serius.
Beberapa infeksi berisiko menyebabkan keguguran, persalinan prematur, lahir mati, cacat lahir, dan kematian ibu. Inilah sebabnya perawatan yang tepat harus dilakukan untuk mencegah terjadinya infeksi.
" Bila ibu hamil diketahui mengalami infeksi, harus segera diobati demi melindungi diri dan janinnya," kata Ayeesha Hakim, seorang dokter kandungan, dikutip dari MomJuntion.
Saat terinfeksi, virus / bakteri menyerang jaringan, berkembang biak dan menghasilkan racun. Beberapa dari infeksi disebabkan oleh virus, viroid, prion, bakteri, cacing gelang, cacing jarum, kutu, tungau, kutu, kutu, jamur, kurap, cacing pita, dll. Masalah menjadi rumit selama kehamilan, karena infeksi dapat mempengaruhi tumbuh kembang janin.
Penting bagi ibu untuk mengonsumsi makanan kaya vitamin dan gizi demi menjaga imunitas, selain itu pastikan menjaga kebersihan diri dengan disiplin. Ada beberapa penyakit infeksi pada ibu hamil yang harus diwaspadai. Bila mengalaminya, penting untuk mendapatkan perawatan menyeluruh demi kesehatan ibu dan janin.
Infeksi apa saja?
Hepatitis B adalah infeksi paling umum selama kehamilan, yang mempengaruhi hati. Jika ibu terinfeksi, sangat penting untuk mengambil langkah yang tepat untuk melindungi janin dari infeksi ini.
Virus Hepatitis B selama kehamilan adalah salah satu penyebab utama penyakit kuning pada kehamilan. Infeksi ini menyebar melalui hubungan seksual dengan orang yang terinfeksi atau melalui kontak langsung dengan darah yang terinfeksi. Infeksi hepatitis B menyebabkan peningkatan risiko kematian bayi dan berat badan lahir rendah.
Hepatitis C memiliki gejala yang sama dengan hamil muda yaitu mual. Timbulnya infeksi ini terkadang tak terdeteksi pada ibu hamil.
Hepatitis C dapat ditularkan melalui tindakan medis atau perawatan gigi dari klinik yang sering dikunjungi pasien yang terinfeksi. Jika ibu adalah pembawa virus ini, ada peningkatan kemungkinan janin dalam rahim juga tertular. Dibutuhkan penanganan khusus jika ibu mengalami hepatitis C.
Infeksi saluran kemih biasanya disebabkan oleh bakteri dari kulit, vagina, atau rektum yang masuk ke tubuh melalui uretra (saluran urine). Bakteri ini tinggal di kandung kemih dan berkembang biak, sehingga mengakibatkan sejumlah komplikasi.
Bakteri semacam itu juga dapat menyebar ke ginjal dan menyebabkan infeksi ginjal yang serius. Pada ibu hamil, bakteri ini jika dikendalikan dengan baik bisa memicu keguguran.
4. Cacar Air
Cacar air adalah salah satu jenis infeksi selama kehamilan yang dapat menyebabkan komplikasi bagi ibu dan janin. Sekitar 95% kali, wanita kebal terhadap cacar air, karena sudah mengalaminya sekali sebelumnya dan kemungkinan besar tidak akan terjadi untuk kedua kalinya.
Jika ibu belum pernah tertular cacar air, maka peluangnya meningkat. Komplikasi pada janin karena cacar air dapat bervariasi, antara lain kelainan otot dan tulang, kelumpuhan, ukuran kepala kecil, kebutaan, kejang, atau keterbelakangan mental. Untuk itu ibu hamil yang tertular cacar air harus mendapat penanganan serius.