Ilustrasi (Foto: Shutterstock)
Dream - Tahun ajaran baru sudah dimulai dan sekolah belum dibuka karena pandemi Covid-19. Orangtua, sekolah dan para guru pun bahu-membahu menjalani pembelajaran jarak jauh (PJJ).
Sebagian besar sekolah menerapkan cara online untuk belajar, meski ada juga yang tak bisa melakukan karena fasilitas yang tak terpenuhi. Belajar di rumah memang sangat berbeda dengan belajar di sekolah.
Orangtua atau pengasuh harus mendampingi, terutama anak yang sekolah TK dan SD, karena mereka masih butuh pengawasan. Untuk tingkat yang lebih tinggi seperti SMP dan SMA juga kadang menemui masalah teknis yang tak bisa ditangani sendiri.
Masalah yang muncul, situasi rumah yang kurang nyaman serta banyaknya distraksi kerap membuat anak sulit berkonsentrasi saat sekolah online. Menurut psikolog anak dan Co-Founder Rumah Konsultasi Tiga Generasi, Saskhya Aulia Prima, M.Psi, mengungkap mengajak anak mengadopsi kebiasaan baru memang tidak mudah.
" Tantangan yang belakangan kerap muncul bagi orangtua adalah sulitnya menjaga motivasi belajar dan melawan kebosanan anak saat pembelajaran dilakukan di rumah. Ditambah lagi selama belajar daring, tingginya frekuensi anak mengakses layar gawai otomatis mengurangi aktivitas mereka bergerak aktif dan memicu bosan," ungkap Saskhya.
Padahal, di masa anak-anak seperti ini sangat dibutuhkan stimulasi lewat gerak aktif dan aktivitas eksplorasi kreatif untuk menunjang perkembangan kognitif secara optimal.
Saskhya mengungkap, untuk membiasakan anak melakukan kebiasaan baru adalah dengan membangun rutinitas harian dan membuatnya menjadi lebih menyenangkan.
Bangunlah di jam seperti biasa sekolah. Siapkan sudut khusus untuk belajar yang minim distraksi. Bisa juga mengenakan seragam agar anak tetap merasa seperti di sekolah. Biasakan setiap pagi dilakukan seperti sekolah biasa.
Hal yang juga sangat penting adalah menjaga anak tetap fokus. Salah satu caranya adalah menyediakannya air putih. Jangan samapai saat di rumah saja kebutuhan cairan anak tidak terpenuhi.
Anak yang kekurangan cairan cenderung sulit untuk fokus. Mersa lemas dan pusing sehingga tak bisa menerima materi pelajaran dengan baik.
" Anak usia 4-6 tahun membutuhkan kurang lebih 6 gelas (1.2L) air minum setiap hari, sementara anak usia 7-12 tahun membutuhkan kurang lebih 7 gelas (1.5L) per hari,” ujar dr. Bernie Endyarni Medise, Sp.A(K), M.P.H, pakar hidrasi Indonesian Hydration Working Group (IHWG).
Selalu sediakan minuman di dekat si kecil. Salah satunya seperti AQUA Kids yang bentuk dan kemasannya disukai anak-anak.
“ AQUA ingin terus mengingatkan keluarga Indonesia, terutama anak-anak, untuk selalu memenuhi kebutuhan hidrasi harian agar tubuh tetap sehat dan kemampuan kognitif anak terus berkembang dalam situasi apapun,” ujar Brand Director Danone-AQUA, Intan Ayu Kartika dalam rilis yang diterima Dream.co.id.
Advertisement
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik
Kebiasaan Pakai Bra saat Tidur Berbahaya? Cari Tahu Faktanya
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Hj.Erni Makmur Berdayakan Perempuan Kalimantan Timur Lewat PKK
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik