Ibu Dan Bayi
Dream - Bayi yang baru lahir biasanya akan bangun dengan sendirinya ketika ia merasa lapar atau buang air. Pada waktu tertentu, bayi suka tidur terlalu lama dan tak kunjung menyusu. Hal ini juga harus diwaspadai.
Keengganan orangtua untuk membangunkan si bayi adalah hal yang wajar, apalagi ketika bayi terlihat tenang dan menggemaskan. Pada situasi tertentu bayi perlu dibangunkan oleh orangtua, seperti saat waktu minum susu.
Memberikan ASI sangat penting untuk menjaga kesehatannya, meskipun dapat mengganggunya saat dia tidur. Membangunkan bayi penting juga untuk membentuk pola makan, dan tumbuh kembang si kecil. Jika ibu telat memberi ASI, maka dapat menurunkan berat badan bayi.
Maka dari itu, penting untuk membangunkan bayi secara konsisten untuk melatih bayi membangun rutinitas tidur dan makan yang ideal.
Dibutuhkan kehati-hatian untuk membangunkan si bayi agar tidak kaget dan rewel. Berikut caranya.
Ilusi Matahari Terbit
Cahaya lampu yang dinyalakan secara tiba-tiba bisa merusak mood bayi. Sebaiknya, naikkan tingkat cahaya secara perlahan untuk mencegah bayi menangis. Dengan begitu, bayi dapat terbangun dengan tenang tanpa ada potensi mengganggunya.
© Shutterstock
Buka Bedong Bayi
Untuk para orangtua yang menidurkan anak dengan membalutnya dengan bedong, ncoba membuka bedong dengan perlahan. Cara ini dapat membangunkan bayi dengan aman.
Membuat Suara Pelan
Suara yang terlalu berisik dapat membangunkan bayi dan merusak moodnya. Maka dari itu, orangtua dapat membangunkan bayi dengan membuat suara pelan seperti mendengung, berbisik, memanggil nama si bayi, atau menyanyikan lagu.
© Shutterstock
Ganti Popok Bayi
Mengganti popok bayi saat mereka terlelap bisa adalah salah satu cara untuk membangunkan bayi, gerakan halus yang dihasilkan cukup untuk membangunkannya. Selain itu, para orangtua juga bisa sambil berbicara kepada bayi karena diketahui bayi suka mendengar suara pengasuhnya.
Berikan Pijatan Lembut
Orangtua bisa membangunkan bayi dengan memijat pelan telapak tangan dan kaki, cara ini juga bisa membangun ikatan antara bayi dan orangtua. Selain itu, orangtua juga bisa menegakkan punggung bayi untuk membantunya bangun lebih mudah.
Laporan: Meisya Harsa Dwipuspita/ Sumber: MomJunction
Dream - Bagi para orangtua, menjaga kebersihan rumah dan lingkungan sekitar jadi hal penting saat bayi ada di rumah. Tentu saja karena tak mau si kecil terkena debu, kuman dan virus dari kotoran yang bisa memicu penyakit.
Rupanya kondisi rumah yang terlalu bersih ternyata juga kurang baik bagi kesehatan anak. Justru paparan alergen akan jadi " modal" kekebalan anak di kemudian hari. Terutama pada bayi saat merangkak di sekitar rumah.
© MEN
Sebuah studi yang dilakukan tim peneliti dari Purdue University dan diterbitkan dalam Journal Environmental Science and Technology mencoba menganalisis paparan debu dan kotoran pada bayi. Digunakan bayi robotik untuk bergerak di karpet yang sebelumnya digunakan di rumah.
" Tujuan kami adalah untuk mempelajari bagaimana gerakan merangkak bayi membangkitkan paparan mikroba dan debu dari karpet, dan untuk mengevaluasi eksposur inhalasi yang dihasilkan," kata salah satu penelti, Brandon Boor, yang juga Asisten Profesor Teknik Sipil dan Lingkungan, Rekayasa Ekologi.
Dari hasil analisis diketahui, gerakan bayi merangkak membaurkan partikel debu yang menumpuk di karpet dan melepaskannya ke udara. Para peneliti menemukan bahwa konsentrasi partikel di sekitar bayi hingga 20 kali lebih tinggi daripada tingkat di tempat lain di ruangan itu. Partikel ini terdiri dari sel kulit, bakteri, serbuk sari dan spora jamur.
" Ini adalah studi pertama yang menunjukkan bahwa bayi yang merangkak terkena konsentrasi signifikan dari partikel biologis yang tersuspensi kembali, dan bahwa banyak dari partikel ini mengendap di saluran udara bagian bawah dari sistem pernapasan mereka," kata Boor.
Boor mengatakan bayi yang menghirup debu dan kotoran tersebut sebenarnya juga memiliki dampak positif. Penelitian sebelumnya, termasuk studin 2014 dari Johns Hopkins Children's Center, telah menunjukkan semakin banyak bayiyang terpapar alergen tertentu, semakin besar kemungkinan mereka untuk membangun kekebalan terhadap alergen tersebut.
“ Banyak penelitian telah menunjukkan bahwa paparan inhalasi anak usia dini terhadap mikroba di udara, seperti bakteri dan jamur, dan alergen, seperti serbuk sari, tungau dan alergen hewan, dapat memainkan peran penting baik dalam pengembangan—dan perlindungan terhadap—asma, demam, dan alergi," kata Boor.
Bayi yang terpapar lebih banyak kotoran dengan keragaman mikroba yang lebih tinggi memiliki risiko asma yang lebih rendah di kemudian hari. Hal ini mendukung " hipotesis kebersihan" , yang menyarankan untuk tidak terlalu steril, karena lingkungan yang steril tidak memungkinkan sistem kekebalan untuk berkembang dan menguat.
Jadi apa yang harus dilakukan? Mungkin yang terbaik adalah menjaga rumah pada tingkat kebersihan yang wajar. Bersihkan secukupnya dan jangan terlalu steril.
Laporan: Meisya Harsa Dwipuspita
Gaya Fresh Tantri Namirah Padukan Outfit Serba Hijau
4 Potret Aurel Hermansyah Pakai Colorful Train Dress Kala Pamer Gender Calon Anak ke Duanya
Bulu Mata Lentik Lebih Lama, Coba Pakai Bedak Tabur
Doa Setelah Duduk di Dalam Pesawat serta Tips Penerbangan Pertama yang Menenangkan
Jangan Khawatir, 5 Amalan Ini Setara dengan Haji dan Umroh
Bacaan Ijab Kabul Bahasa Arab dan Indonesia, Lengkap dengan Ucapan Tawkil Wali
Rangkaian acara Dream Inspiring Women 2023 di Dream Day Ramadan Fest Day 5
Doa Memohon Keselamatan dan Kesehatan, Agar Tetap Fit Jalani Hari
Potret Rumah Serba Pink di Tengah Desa, Tampilannya Super Cantik, Bikin Betah Seharian!
Riset Ungkap Beda Unggahan Medsos Orang Kaya dan Miskin, Hasilnya bak Bumi dan Langit