Ilustrasi
Dream - Rasa cemas bisa muncul kapan pun, bukan hanya pada orang dewasa tapi juga anak-anak. Pada anak yang sudah lancar bicara dan bisa berkomunikasi dengan baik, kecemasan yang dialami akan bisa disampaikannya secara lisan pada orangtua atau yang dekat dengannya.
Lalu bagaimana dengan anak yang belum bisa menjelaskan perasaannya? Rasa cemas akan muncul pada perubahan sikap dan perilakunya. Misalnya saat harus ulangan di sekolah, pindah ke lingkungan baru, menghadapi masalah dengan temannya, kecemasan yang muncul bisa jadi sikap yang negatif tapi anak tak bisa mengungkapnnya.
" Pada saat anak alami kecemasan, sistem amigdala yang berperan dalam mengenali dan merespon emosi menjadi lebih aktif. Akibatnya anak menjadi lebih sensitif terhadap situasi yang dianggap berpotensi berbahaya, sehingga meningkatkan rasa takut atau cemas yang dirasakan anak," ungkap psikolog Irma Gustiana profesional pendiri klinik Ruang Tumbuh dalam Instagramnya @ayankirma.
Ia menjelaskan, kecemasan hebat akan membuat anak jadi lebih waspada di berbagai situasi. Banyak orangtua yang tak menyadari ketika level kecemasan anaknya begitu tinggi.
" Penting bagi orang tua untuk memperhatikan tanda kecemasan anak yang mungkin seringkali dianggap sesuatu yang biasa," ungkap Irma.
Menurut Irma ada beberapa tanda yang patut diwaspadai pada anak. Bila muncul tanda-tanda ini bisa jadi level kecemasan anak sangat tinggi terhadap sesuatu. Cobalah untuk mencari pemicunya, dan bila memang butuh bantuan jangan ragu untuk mengajak anak berkonsultasi dengan psikolog. Berikut tanda-tanda anak mengalami kecemasan yang sering terabaikan orangtua.
1. Mudah marah
Anak menjadi mudah marah-marah, tersinggung dan cenderung reaktif pada banyak hal.
2. Banyak bertanya dan berulang kali pada hal yang sama
Rasa cemas yang dialami membuat anak cenderung terus menerus bertanya untuk menenangkan diri.
3. Selalu meminta validasi dari apa yang diketahuinya
Mencari validasi atau penguatan dari orang lain ini karena anak cemas cenderung merasa ada yang salah dengan dirinya.
4. Sering mengeluh sakit
Keluhan sakit pada anak mungkin sering didengar orangtua. Jika memang ada gejala fisik dokter mungkin akan langsung mengetahuinya. Bila setelah diperiksa secara fisik ternyata tak ada masalah, bisa jadi anak mengalami kecemasan hebat. Biasanya anak akan mengeluh sakit perut, sakit kepala atau nyeri anggota tubuh lain dan berulang.
Dream - Sebagai tulang punggung, waktu ayah memang lebih banyak untuk bekerja. Meski demikian, kewajiban untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga jangan sampai membuat ayah tak punya waktu untuk anak-anaknya.
Peran pengasuhan memang cenderung lebih banyak dipegang ibu, padahal anak juga sangat membutuhkan ayah. Bukan hanya dalam hal pemenuhan materi, tapi juga tumbuh kembang psikologis, emosi dan kognitifnya.
© Dream
Sebisa mungkin, luangkan waktu 15 hingga 30 menit untuk bermain bersama anak. Lakukan hal ini dengan rutin, efeknya jangka panjang. Bermain dengan ayah memiliki dampak yang luar biasa bagi tumbuh kembang anak. Apa saja?
1. Membantu Perkembangan Bahasa
Ayah dikenal sebagai sosok yang suka membuat perbincangan mendalam dan memancing anak memiliki banyak kosakata baru. Cobalah ajukan lebih banyak pertanyaan pada anak. Ajak si kecil berdiskusi banyak hal. Kebiasaan ini akan menantang keterampilan bahasa anak dan mengasah kemampuan komunikasinya.
2. Asah Kemampuan Pemecahan Masalah dan Perkembangan Motorik
Ayah memiliki gaya bermain yang unik. Anak-anak yang suka bermain dengan ayahnya, cenderung memiliki kemampuan adaptif dan pemecahan masalah yang baik dibandingkan dengan anak-anak yang tidak banyak bermain dengan ayahnya. Mereka juga lebih terampil, banyak akal, dan memperhatikan setiap masalah yang ada di depan mereka. Selain itu, karena ayah bermain lebih kasar dan bermain satu lawan satu, ini membantu meningkatkan kemampuan mengambil risiko dan perkembangan motorik pada anak-anak.
Gaya bermain ayah juga melibatkan banyak petualangan dan tantangan. Hal ini memungkinkan anak-anak untuk lebih ingin tahu dan bersemangat mengeksplorasi lingkungan mereka dan bereaksi positif terhadap hal-hal baru. Ini juga membantu anak-anak mengatasi situasi yang tidak dikenal dan menangani situasi stres dengan lebih baik.
4. Bonding yang lebih kuat
Bermain dengan ayah akan membuat hubungan anak dan ayah makin dekat dan solid. Ini membantu anak-anak untuk terhubung ke tingkat yang lebih dalam dengan ayah mereka. Hal ini ternyata menurut penelitian memainkan peran penting dalam menciptakan ikatan positif dengan ayah dan juga membantu dalam menyelesaikan konflik.
Sumber: MomJunction
Dream - Seiiring bertambahnya usia anak, pola asuh orangtua akan berbeda. Tetnunya kita tak bisa bersikap seperti ketika anak balita, saat mereka sudah memasuki usia sekolah dasar.
Begitu pun ketika anak beranjak remaja, sikap dan pemikirannya akan jauh berbeda. Seringkali orangtua lupa hal tersebut dan tak menyesuaikan diri dengan perubahan anak.
Sebuah penelitian terhadap 1.000 orangtua dari remaja mengungkap, sebanyak 75% orangtua berpendapat bahwa usia 13-19 adalah tahun-tahun paling menantang dalam membesarkan anak-anak, dengan satu dari tiga (32%) mengakui bahwa mereka “ tidak siap" .
Ternyata mengasuh remaja tidak semudah yang dipikirkan orangtua. Ada momen yang paling menguras emosi dan dianggap memicu stres tinggi pada orangtua. Apa saja?
1. Menghadapi Perubahan Suasana Hati Remaja
Perubahan suasana hati atau mood anak remaja adalah hal yang paling menantang. Remaja bisa diam saja, menarik diri, selalu membantah dari yang awalnya bersikap baik namun moodnya berubah drastis. Hal ini jadi kondisi yang sering terjadi.
Kabar baiknya adalah seiring bertambahnya usia remaja, penelitian menunjukkan bahwa mereka mendapatkan kemampuan yang lebih baik untuk mengendalikan emosi. Konflik dengan orangtua mereda dan mereka umumnya belajar cara yang lebih adaptif untuk menghadapi suasana hati mereka.
Membantu anak remaja mereka membuat pilihan hidup yang penting membuat mereka stres. Apa yang membuat masalah ini semakin menantang adalah bahwa selama masa remaja, anak-anak harus membuat keputusan yang tak terhitung banyaknya tentang sekolah, teman-teman mereka, dan masa depannya.
© Shutterstock
Faktanya di usia remaja, bagian otak yang mengontrol pengambilan keputusan tidak sepenuhnya berkembang sampai awal masa dewasa. Dengan demikian, otak remaja yang sedang berkembang menempatkan mereka pada risiko yang lebih besar untuk membuat keputusan yang buruk dan kurang mampu mempertimbangkan konsekuensi dari pilihan mereka.
Menahan komentar, mencegah hal buruk, dan membiarkan anak remaja mereka melakukan kesalahan sendiri juga sangat memicu stres orangtua. Para ahli setuju itu adalah bagian penting dari perkembangan remaja. Membiarkan anak-anak belajar dari kesalahan mereka membantu membangun ketahanan dan sangat penting bagi perkembangan kemampuannya menangani masalah.
© Dream
4. Perubahan Hormon
Adanya perubahan hormon merupakan bagian penting dari perkembangan fisik dan seksual remaja. Lonjakan hormon menguasai tubuh mereka dan memengaruhi segalanya mulai dari emosi dan suasana hati hingga perasaan seksual dan perilakunya. Beberapa orang tua mengakui bahwa ketika anak mereka memasuki masa remaja, rasanya seperti mengasuh anak yang sama sekali berbeda.
Dalam situasi ini penting untuk memperhatikan asupan gizinya setiap hari. Beri makanan kaya protein sehat dan pastikan anak memiliki aktivitas fisik yang baik. Sangat dianjurkan mereka memiliki jadwal olahraga rutin, seperti futsal, basker, ikut dance class dan semacamnya. Hal ini sangat membantu membuat mood remaja jadi lebih baik.
Sumber: RaisingTeenToday
Nenek Solati, Pergi Haji di Usia 94 Tahun Hasil Nabung Upah Pijat Bayi
5 Produk yang Bikin Riasan Alis Jadi Memikat
Mendamaikan Anak-anak yang Bertengkar Keutamaannya Seperti Sedekah
Berani Mix Motif dan Warna Menyala, Look Indah Nada Puspita Jadi Seru
Anak-anak Ada di Saf Pertama Sholat Jamaah, Bolehkah Memintanya Pindah?
10 Potret Wajah Asli Artis Tanpa Makeup, Inara Rusli Bikin Netizen Iri, Mulus Bak Boneka Porselen!
Awaludin Syarif Abdulah - Menjaga Dan Mengembangkan Keberlanjutan Keuangan Haji (BPKH Talks)
Doa Sebelum Belajar di Sekolah beserta Adabnya Menurut Islam
10 Potret Jessica Klopper, Kakak Rebecca Klopper yang Ikut Disorot, Lebih Hot & Cantik Abis!
Sultan Abis, Penampakan Pagar Rumah dari Deretan Motor Bekas
Natasha Rizky Akhirnya Buka Suara Soal Hubungan Desta dengan Gege Elisa