Survei: Asuh Anak Usia 8, Momen Paling Sulit dan Menantang

Reporter : Mutia Nugraheni
Selasa, 10 Januari 2023 11:13
Survei: Asuh Anak Usia 8, Momen Paling Sulit dan Menantang
Penasaran mengapa mengasuh anak usia 8 tahun kadang membuat kewalahan?

Dream - Tantangan dalam mengasuh anak selalu muncul dan mengejutkan banyak orangtua. Mulai dari baru lahir hingga dewasa, anak tumbuh dan berkembang dengan segala kelebihan dan kekurangan.

Bagi para orangtua, mungkin pernah mengalami momen kewalahan ketika mengasuh anak, di usia berapa? Jawabannya akan sangat beragam. Ada yang menyebut usia balita, remaja atau mungkin bayi.

Rupanya, menurut survei yang dilakukan OnePoll, perusahaan riset internasional dan polling jajak pendapat, yang bekerja sama dengan Mixbook, pada 2.000 orangtua, usia anak yang paling sulit dihadapi adalah 8 tahun.

Penasaran mengapa mengasuh anak usia 8 tahun kadang membuat kewalahan? Di usia tersebut, kepribadian dan kemandirian anak mulai terbentuk. Pikiran kritisnya berkembang.

Sikapnya mulai seperti anak besar, tapi tetap butuh pelukan dan manja-manja dengan orangtuanya. Usia 8 juga persiapan tubuh anak untuk hormon masa puber.

Dari survei juga diketahui kalau beberapa orangtua menyebut anak usia 8 sebagai " usia yang penuh kebencian, sedikit kasar, dan banyak amukan" . Satu hal juga yang perlu diingat, di usia 8 anak bisa sangat keras kepala. Saat marah dan kesal, mereka bisa membanting pintu, secara tegas menunjukkan pemikiran dan pendapatnya.

Dengan sikapnya yang selalu mendebat, di usia 8 justru anak butuh banyak pelukan, penjelasan, serta pengertian dari ayah ibunya. Tidak mudah memang menjadi orangtua, untuk itu jangan berhenti belajar ya!

1 dari 3 halaman

Emosi Si Kecil Saat Mengamuk Sulit Dikendalikan, Ini Sebabnya

Dream - Banyak orangtua yang tak menyadari kalau setiap hari kita menyerap emosi dari orang-orang di sekitar. Termasuk anak-anak di rumah, mulai dari yang balita hingga yang berusia remaja.

Hal itulah yang membuat emosi kita kerap terkuras. Untuk itu, orangtua harus melatih diri dan mempelajari bagaimana mengatur emosi saat berhadapan dengan anak-anak yang sedang mengeluarkan emosi negatif. Seperti teriak, membentak, membanting barang, berguling atau pada remaja, melakukan gerakan 'tutup mulut'.

" Kemampuan kita untuk tenang di tengah badai emosi seorang anak akan sangat berdampak pada anak dan mengjarkannya banyak hal. Hal itu menandakan bahwa ketenangan snagat mungkin terjadi di tengah-tengah kekacauan," kata Christoper Willard, seorang psikologi klinis, dikutip dari Motherly.

 

2 dari 3 halaman

Pahami Kondisi Otak dan Psikologis Anak

Anak sangat sulit dikendalikan saat sedang mengamuk. Lalu apa yang harus dilakukan orangtua? Mengendalikan diri sendiri. Hal ini memang sulit, tapi harus diusahakan. Pasalnya ketenangan orangtua akan menular pada anak.

" Saat anak mengamuk, terutama yang berusia balita, sistem otak 'lantai' bawah lah yang bekerja. Sistem naluriah, impulsif, dan kekanak-kanakan ini hidup di lantai bawah. Selama amukan, ketika amigdala dan emosi berkobar, hampir tidak mungkin bagi logika untuk menembus korteks luar anak-anak kita yang tertutup," kata Willard.

 

3 dari 3 halaman

Tenangkan Diri Sendiri

Membantu anak tenang dari amarah untuk melibatkan pikiran yang bijak, butuh kebijaksanaan, kasih sayang, dan banyak kesabaran pada orangtua. Mungkin muncul pertanyaan mengapa anak tidak bisa cepat tenang ketika marah?

" Anak-anak bukanlah orang dewasa mini, otak mereka yang masih dalam tahap pertumbuhan belum mampu mengambil perspektif orang dewasa tentang suatu situasi amarah dan menenangkan diri," kata Willard.

Kuncinya adalah di tangan orangtua. Ketika menunjukkan sikap tenang, berusaha mengatur emosi, itu menandakan kepada anak-anak bahwa aman bagi mereka untuk tenang. Ini juga memberi contoh kepada mereka bagaimana menjadi tenang.

" Dengan demikian, cara tercepat untuk menumbuhkan ketenangan pada anak adalah berlatih menenangkan diri sendiri," pesan Willard.

Beri Komentar