Ibu Dan Anak/ Foto: Shutterstock
Dream - Putri kesayanganan Nabi Muhammad, Fatimah Az-Zahra, dikenal sebagai sosoknya yang begitu lembut. Kasih sayangnya begitu besar pada keluarga. Dikutip dari Bincangsyariah.com, dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa Fatimah seorang yang haniyah, yaitu seorang perempuan yang sangat mengasihi, menyayangi dengan lembut terhadap suami dan anak-anaknya.
Terdapat sebuah cerita, Rasulullah Saw menyuruh dua cucunya, Hasan dan Husein untuk berlomba menulis. Barangsiapa yang tulisannya bagus maka dia yang menang. Hasan dan Husein kemudian menulis, setelah menulis, mereka kemudian menyerahkan tulisannya untuk dinilai oleh sang kakek.
Rupanya Rasulullah tidak memberikan penilaian, tetapi mereka berdua dikirim ke ibunda mereka untuk memberikan penilaian. Fatimah tak ingin memberikan nilai karena tak mau mengecewakan anaknya.
Akhirnya, terbersit suatu ide dari Fathimah, beliau berkata, “ Wahai putra-putriku sayang, ibu akan melepaskan butiran-butiran kalung ibu, barang siapa yang mengumpulkan butiran-butiran tersebut maka tulisan dia yang paling bagus" . Ternyata, Hasan dan Husein keduanya mengumpulkan butiran kalung dengan jumlah yang sama, dan keduanya pun menjadi pemenang. Hal ini dilakukan oleh Fatimah sebagai bukti kasih sayangnya terhadap kedua putranya.
Banyak teladan yang bisa diambil dari sosok Fatimah sebagai seorang ibu. Berikut beberapa di antaranya
1. Cinta dan Kasih Sayang
Pertama, yang diberikan Fatimah kepada putra dan putrinya, adalah cinta dan kasih sayang. Hati ibu yang penuh kasih dan sayang, dan dengan asuhan yang hangat, serta cinta sang ayah terhadap putra putrinya dengan tulus. Pelajaran yang paling penting dalam mendidik anak-anak kita sebagaimana yang telah dilakukan oleh Fathimah Az-Zahra dan Ali bin Abi Thalib adalah didasari kasih sayang karena Allah SWT.
2. Membentuk Kepribadian Anak
Kedua, yang dilakukan Fatimah kepada buah hatinya adalah, menumbuhkan kepribadian agar anak menjadi manusia yang berkualitas. Sebagai seorang pendidik, Fatimah menumbuhkan pada anak-anaknya sikap percaya diri, menghormati orang lain, dan bercita-cita tinggi, menghargai keberadaan dirinya, agar anak jauh dari perbuatan buruk dan tidak menyerah karena merasa hina dan rendah.
Fatimah selalu menumbuhkan iman dan takwa pada dua anaknya. Setiap anak harus ditanamkan pendidikan agama islam sejak usia dini, hingga akhir hayatnya, karena merupakan suatu kewajiban bagi setiap umat Islam untuk terus berikhtiar belajar, mencari ilmu sepanjang kehidupannya di dunia. Rasulullah SAW senantiasa menanamkan ajaran agama di rumah Fatimah sejak masa kanak-kanak yang paling awal bahkan sejak masa penyusuan.
4. Menghormati Hak Orang Lain
Fatimah selalu mengajarkan kepada anaknya untuk mematuhi aturan dan memperhatikan hak-hak orang lain. Salah satu yang harus diperhatikan oleh para orangtua adalah mengawasi anak-anaknya agar ia tidak melampaui batas terhadap orang lain, menghormati hak-hak mereka, dan belajar disiplin. Seorang anak yang memperhatikan hak-hak orang lain di dalam rumah, maka ia akan senantiasa memperhatikan hak-hak orang lain ketika ia keluar rumah.
Selengkapnya baca di sini.
Dream - Orangtua memiliki kecenderungan untuk memberikan hal terbaik bagi anak. Hal itu pula yang membuat ayah maupun bunda penuh semangat untuk mencari materi agar anak bisa mendapatkan fasilitas terbaik.
Satu hal yang perlu diingat kalau anak tak hanya membutuhkan materi. Ada hal yang justru sangat dibutuhkannya yaitu sosok teladan yang baik dan mengajarkan adab dan norma berdasarkan tuntutan Islam, seperti Rasulullah.
Imam Zakiyudin Abdul Azhim Al-Mundziri, At-Targhib wat Tarhib minal Haditsits Syarif, menyebutkan keutamaan orangtua dalam mendidik anak dan menanamkan norma-norma. Al-Mundziri mengutip sejumlah hadits Rasulullah SAW perihal keutamaan pendidikan orangtua terhadap anaknya.
Al-Mundziri mengutip tiga hadits riwayat At-Tirmidzi dan Ibnu Majah perihal pendidikan anak. (Zakiyuddin Abdul Azhim Al-Mundziri, At-Targhib wat Tarhib, [Beirut, Darul Fikr: 1998 M/1418 H], juz III, halaman 41).
Pada riwayat At-Tirmidzi ini, Rasulullah SAW menyebutkan keutamaan pahala orangtua mengajarkan adab dan norma-norma pada anaknya. Rasulullah menyebutkan satu pelajaran adab yang diberikan kepada anak lebih baik daripada ibadah sedekah makanan pokok seberat 1 sha atau setara 2,7 kilogram gandum.
Artinya, “ Dari sahabat Jabir bin Samurah ra, Rasulullah saw bersabda, ‘Pengajaran seseorang pada anaknya lebih baik dari (ibadah/pahala) sedekah satu sha,’” (HR At-Tirmidzi).
Orangtua lazimnya memberikan banyak hal terhadap anaknya, makanan, pakaian, atau mainan. Tetapi pemberian terbaik orang tua kepada anaknya adalah penanaman norma, etika dan moral sebagaimana hadits riwayat At-Tirmidzi berikut ini.
Artinya, “ Dari Ayyub bin Musa, dari bapaknya, dari kakeknya, Rasulullah saw bersabda, ‘Tiada pemberian orang tua terhadap anaknya yang lebih baik dari adab yang baik,’” (HR At-Tirmidzi).
Pada riwayat Ibnu Majah, Rasulullah saw memerintahkan para orang tua untuk memuliakan anak-anaknya karena anak-anak adalah anugerah sekaligus amanah dari Allah. Rasulullah juga memerintahkan kepada para orangtua untuk menanamkan etika dan adab sebagai dasar pengasuhan anak.
Artinya, “ Dari sahabat Abdullah bin Abbas ra, dari Rasulullah saw bersabda, ‘Muliakanlah anak-anakmu, perbaikilah adab mereka,’” (HR Ibnu Majah).
Penjelasan selengkapnya baca di sini.
Dream - Pola pengasuhan anak yang diterapkan orangtua memang berbeda-beda. Ada yang lembut, keras, penuh disiplin atau perpaduan di antara hal tersebut. Satu hal yang harus selalu diingat, buah hati merupakan amanah dari Alalh SWT yang harus dijaga dan diasuh dengan baik.
Kelak, para orangtua akan dimintai pertanggungjawabannya di akhirat. Dalam hal mengasuh anak, KH. Bahauddin Nursalim atau akrab disapa Gus Baha mengingatkan kebiasaan para Nabi, yaitu memuliakannya.
(Gus Baha)
Dikutip dari tulisan Rifqi Fairuz di Islami.co, memuliakan artinya hubungan antara orangtua dan anak itu saling menghormati, sehingga hubungan antara orang tua dan anak itu senang dan nyaman di antara kedua belah pihak. Al-Quran sudah mengabadikan perihal memuliakan anak ini dalam surat Maryam ayat 12-13:
Artinya: " Wahai Yahya! Ambillah (pelajarilah) Kitab (Taurat) itu dengan sungguh-sungguh.” Dan Kami berikan hikmah kepadanya (Yahya) selagi dia masih kanak-kanak, dan (Kami jadikan) rasa kasih sayang (kepada sesama) dari Kami dan bersih (dari dosa). Dan dia pun seorang yang bertakwa" .
Gus Baha menekankan redaksi kata hanan di ayat tersebut. Beliau menjelaskan bahwa arti kata hanan di sini adalah bermakna sifat aris, sifat senang dan menciptakan suasana nyaman. Hal itulah yang harus dijadikan landasan hubungan anak dan orangtua.
Mengapa memuliakan anak menjadi penting? Jangan sampai karena orangtua terlampau keras, sehingga anak jadi kecewa dengan sistem Islam yang diterapkan keluarganya sendiri. Sebab anak adalah harapan orangtua untuk melanjutkan kalimat tauhid ke generasi dan keturunan selanjutnya di masa depan.
Gus Baha mengutip doa Nabi Zakaria ketika memohon kepada Allah supaya dikaruniai keturunan sebagaimana tertera di surat Maryam ayat 4:
Artinya: " Dan sungguh, aku khawatir terhadap kerabatku sepeninggalku, padahal istriku seorang yang mandul, maka anugerahilah aku seorang anak dari sisi-Mu, yang akan mewarisi aku dan mewarisi dari keluarga Yakub; dan jadikanlah dia, ya Tuhanku, seorang yang diridai.”
Ayat tersebut merupakan doa Nabi Zakaria yang meyakini bahwa anak merupakan pewaris kalimat tauhid dan ajaran Islam di masa mendatang. Lebih lanjut, Gus Baha menyebutkan bahwa amal saleh yang dilakukan anak sendiri jauh lebih memberi pahala bagi kita, dibandingkan amal saleh dari santri atau murid.
“ Jadi, di antara adabnya para nabi itu adalah memuliakan anak. Karena anak itu yang kelak lebih panjang waktunya untuk membawa kalimat tauhid," ujarnya.
Penjelasan selengkapnya baca di sini.
Advertisement
Fakta-fakta Psikosomatis, Gangguan Fisik yang Dipicu Kondisi Psikologis
Ponpes Al Khoziny yang Ambruk, Ternyata Usianya Lebih dari Satu Abad
Dedikasi Tinggi Gen Z, Sedang di Tebing Dimention di Grup Kantor Auto Balas
Foto Rose Blackpink Dicrop, Akun Medsos Majalah Fashion Ini Banjir Kritikan Pedas
Gelar Community Gathering, Dompet Dhuafa Jalin Sinergi Kebaikan dengan Ratusan Komunitas
5 Sumber Cuan Sabrina Chairunnisa, Istri Deddy Corbuzier di Tengah Isu Keretakan Rumah Tangga
Hj.Erni Makmur Berdayakan Perempuan Kalimantan Timur Lewat PKK
Detik-detik Uya Kuya Kembali ke Rumah Usai Dijarah, Kondisinya Memprihatinkan
Keseruan Hairstyling Bareng Viva Cosmetics dan Remington di Campus Beauty Fair
Fakta-fakta Psikosomatis, Gangguan Fisik yang Dipicu Kondisi Psikologis
Ponpes Al Khoziny yang Ambruk, Ternyata Usianya Lebih dari Satu Abad
Dedikasi Tinggi Gen Z, Sedang di Tebing Dimention di Grup Kantor Auto Balas