Keluarga Muslim/ Foto: Shutterstock
Dream - Sosok Nabi Muhammad SAW digambarkan selalu hangat dan ramah pada anak-anak. Beliau juga sangat menyenangkan sambil memberikan contoh yang baik dan mengena di hati anak-anak yang ditemuinya.
Sikapnya saat berhadapan dengan anak-anak sangat penting untuk kita teladani. Ada beberapa hal yang bisa Ayah dan Bunda ikuti dari sikap Rasulullah pada anak-anak agar mendapat syafaat dan mendapat pahala karena menjalankan sunnah. Apa saja?
Ajarkan Sholat
Dikutip dari Cariustadz.id, pertama, ajarkan anak kita sedari awal untuk melakukan sholat. Nabi berpesan:
Perintahkan anak-anakmu melaksanakan sholat ketika mereka berusia tujuh tahun, dan pukullah mereka bila meninggalkan sholat saat memasuki usia 10 tahun, dan pisahkan antara mereka di tempat tidurnya.
Tentunya, perintah untuk memukul ketika sang anak enggan melaksanakan sholat tidak dengan pukulan yang keras. Minimal sang anak bisa sadar akan kewajibannya. Karena itu, mengajak anak untuk melakukan shalat perlu dibiasakan semenjak anak masih kecil.
Sebaiknya kita memperkenalkan kepada anak bahwa menjalankan agama itu mengasyikkan dan menarik hatinya. Bagaimana caranya?
Ada satu hadist yang menunjukkan betapa Nabi itu menyenangkan bagi anak kecil ketika sedang sholat. Diriwayatkan dari Abu Qatadah bahwa Nabi saat sholat pernah menggendong Umamah binti Zainab di leher beliau. Ketika beliau sedang ruku’ maupun sujud, Umamah ditaruh di sampingnya. Dan ketika Nabi dalam keadaan duduk, maka Umamah berada di posisi awal lagi (digendong). Ini beliau lakukan sampai sholatnya selesai. (HR. Bukhari Muslim)
Tugas orang tua tidak hanya berhenti pada memerintahkan mereka shalat saja, akan tetapi mereka juga perlu memberi contoh secara lansung, karena dengan demikian sang anak merasa dekat dengan orang tua.
Kedua, mengajarkan adab dan memberi nama yang baik. Seperti yang dikatakan Imam Ghazali dalam kita Ihya:
Artinya: Di antara hak seorang anak atas orang tuanya adalah mengajarkan akhlak yang mulia dan memberikan nama yang baik.
Nabi sendiri sangat memberikan perhatian kepada anak-anak mulai dari adab paling dasar, misalnya cara makan dan minum. Dalam hal ini beliau pernah memberi wejangan kepada Umar bin Abi Salamah ketika sedang makan di sebuah wadah:
Hai nak, ucapkan asma Allah (bismillah), makanlah dengan tangan kanan dan makan makanan yang layak bagimu.
Ketiga, sering-seringlah mencium anak kecil. Diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa suatu hari Nabi mencium cucu kesayangannya, Hasan bin Ali di samping Aqra’ bin Habis at-Tamimi. Aqra’ lalu berkata, “ Aku punya sepuluh anak tapi tak pernah kuciumi sepertimu ya Rasul" , Nabi menoleh ke arah Aqra’ lalu berpesan:
Artinya: Siapa yang tidak meyayangi (seseorang atau bahkan hewan.pen) maka ia tidak akan disayangi. (HR. Bukhari)
Kelembutan dengan memberikan contoh yang baik adalah sikap Nabi saat menghadapi anak-anak. Beliau juga selalu memperlihatkan kasih sayang pada anak dengan memberi kecupan.
Selengkapnya baca di sini.
Dream – Sebagai utusan Allah SWT di muka bumi, menjadi Nabi terakhir dan mengajarkan begitu banyak kebaikan pada umatnya, Rasulullah SAW kelak jadi orang pertama yang masuk surga. Rupanya dari sebuah riwayat, saat Nabi Muhammad berada tepat di depan pintu surga, beliau bertemu seorang perempuan.
Dikutip dari BincangMuslimah, Rasulullah sangat kaget. Abu Hurairah Abdurrahman Sakhr meriwayatkan hadis ini:
Artinya: Rasulullah saw bersabda, Aku adalah orang yang pertama kali masuk surga, namun tiba-tiba ada seorang ibu yang menyalipku. Lalu aku bertanya padanya “ Kenapa kamu begitu, dan siapa kamu?”. Ibu tersebut menjawab “ aku adalah ibu yang mengurus anak yatim yang ditinggalkan suamiku. (No. 3842)
Hadis ini statusnya Hasan (Imam al-Mundziri, Al-Targhib wa al-Tarhib Juz 3 Hal. 236). Dengan redaksi yang mirip, Al-Hafidz Ibnu Hajar al-Asqalani meriwayatkannya dalam Fath al-Bari. Beliau menuliskan;
Abu ya’la mentakhrij hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah dengan status hadis marfu’. Diriwayatkan bahwasanya Rasulullah SAW bersabda “ Aku adalah orang yang pertama kali masuk surga, namun tiba-tiba ada seorang ibu yang mendahuluiku. Lalu aku bertanya padanya “ Kenapa kamu begitu, dan siapa kamu?”. Perempuan tersebut menjawab " aku adalah ibu-ibu yang mengurus anak yatim yang ditinggalkan suamiku" .
Menurut Ibnu Hajar, maksud dari tubadiruni (mendahului) ialah ia masuk bersama Rasulullah SAW atau ia masuk setelah Rasulullah SAW” (Fath al-Bari fi Syarh Sahih al-Bukhari Juz 10 Hal. 436)
Untuk itu, para ibu yang menjadi orangtua tunggal dan mengurus anak yatim karena Allah SWT, keutamaannya besar sekali. Mereka akan masuk surga dan dekat dengan Rasulullah.
Penjelasan selengkapnya baca di BincangMuslimah.
Advertisement
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
UU BUMN 2025 Perkuat Transparansi dan Efisiensi Tata Kelola, Tegas Anggia Erma Rini
Masa Tunggu Haji Dipercepat, dari 40 Tahun Jadi 26 Tahun
Viral Laundry Majapahit yang Bayarnya Hanya Rp2000
NCII, Komunitas Warga Nigeria di Indonesia
Azizah Salsha di Usia 22 Tahun: Keinginanku Adalah Mencari Ketenangan
Benarkah Gaji Pensiunan PNS Naik Bulan Ini? Begini Penjelasan Resminya!
Timnas Padel Indonesia Wanita Cetak Sejarah Lolos ke 8 Besar FIP Asia Cup 2025
Hore, PLN Berikan Diskon Tambah Daya Listrik 50% Hingga 30 Oktober 2025
Cara Cek Penerima Bansos BLT Oktober-November 2025 Rp900 Ribu
Potret Luna Maya dan Cinta Laura Jadi Artis Bollywood, Hits Banget!