Jubir Penanganan Virus Corona Achmad Yurianto (foto : Youtube Deddy)
Dream - Juru bicara pemerintah dalam penanganan virus corona atau covid-19, Achmad Yurianto mengungkap fakta mengejutkan soal pasien dalam pengawasan (PDP) yang ditolak rumah sakit. Pengakuan itu terungkap pria yang biasa disapa Yuri menjadi bintang tamu podcast konten Youtube milik Deddy Corbuzier.
Sebelumnya Deddy sempat membuat geger sosial media saat mengunggah sebuah video wanita yang mengaku berstatus PDP Covid-19. Pasien itu mengaku tak mendapat perawatan khusus dari pengelola rumah sakit.
Usai diiperlihatkan video tersebut, Yuri mengakui jika masih ada pengelola rumah sakit yang menolak pasien corona. Alasannya mereka ingin menjaga citra RS agar tidak diketahui tengah merawat pasien corona.
" Kita sadari betul bahwa beberapa rumah sakit, dia ingin menjaga citranya jangan sampai ketahuan bahwa mereka sedang merawat pasien COVID-19," kata Jubir penanganan virus corona, Achmad Yurianto, dikutip Dream, Selasa 17 Maret 2020.
Masih menurut Yuri, para pengelola rumah sakit tersebut berusaha betul menjaga citra agar tak diketahui tengah merawat pasien positif virus corona.
" Kalau ketahuan, nanti semua pasien lain nanti nggak mau dateng. This is business," kata Yuri yang disambut ekspresi terkejut Deddy. " Itu yang terjadi. Kalau gitu selamat datang di Indonesia."
Dengan ekspresi terkejut, Deddy Corbuzier menyadari jika upaya pemerintah untuk mencegah penyebaranvirus corona bertambah banyak.
" Waw, wow, berarti kerjaan anda bertambah menjadi banyak dong pak. Itu yang terjadi?" tanya Deddy Corbuzier sambil terheran-heran.
Sejak virus corona baru masuk ke Indonesia, Yuri mengatakan banyak rumah sakit yang sebenarnya menolak pasien virus corona. Menyadari ketakutan pengelola rumah sakit, pemerintah memutuskan untuk tidak pernah menyebutkan nama rumah sakit yang merawat pasien corona dalam keterangan pers-nya.
Pemerintah hanya berani mengungkapkan dua nama rumah sakit yang memang sudah ditetapkan sebagai RS rujukan untuk menangani pasien positif corona.
" Itulah mengapa kami dari awal, keras untuk tidak pernah menyebut nama rumah sakit. Kecuali Rumah Sakit Sulianti Saroso dan RS Persahabatan. Karena takdir mereka begitu, menjadi rumah sakit rujukan," kata Yuri.
Deddy kemudian penasaran dengan langkah pengelola rumah sakit yang sengaja menolak pasien corona. Salah satunya adalah ada tidaknya pelanggaran hukum jika rumah sakit menolak pasien corona.
" Ya melanggar. Bolehlah dia tolak pasien dengan reasoning yang jelas. Boleh lah merujuk pasien dengan alasan yang jelas. Bukan kayak pasar, silakan cari sendiri, kami nggak mau nerima," kata Yuri.
" Tapi kan harusnya ketika pasien itu datang ke rumah sakit tersebut harusnya sudah diisolasi dan sebagainya," tanya Deddy lagi.
Yuri menjelaskan pengelola rumah sakit seharusnya tak perlu panik saat menerima pasien yang masuk dalam status PDP Virus Corona. Mereka hanya harus menjalankan standar operasional yang benar dan memberikan rujukan dengan adanya pendampingan.
Dengan menjalankan mekanisme yang sudah ditetapkan, Yuri berharap tidak ada lagi kasus pasien suspect corona merasa kecewa tak mendapat perawatan sehingga menumpahkan kekecewaaanya dengan membuat video dan menyebarkannya di sosial media.
" Paling tidak ada mekanisme yang harus dijalankan. kalau memang akan merujuk maka rujuklah dengan benar sehingga tidak ngomel-ngomel' Saya dibiarkan, saya ditelantarkan kan seperti itu' Ini lah yang menjdi PR besar. Kita tahu rumah sakit itu bukan lagi mengembang fungsi sosial tapi rumah sakit itu bisnis kok sekarang," kata Yuri.
(Sah, Sumber : youtube.com/)
Dream - Juru bicara penanganan Covid-19, Achmad Yurianto memberikan tanggapannya terkait video unggahan Deddy Corbuzier di akun instagramnya tentang Pasien Dalam Pengawasan (PDP).
Dalam video yang diunggah Deddy, wanita itu mengaku statusnya PDP (pasien dalam pengawasan), tapi tidak mendapatkan pengawasan dari rumah sakit setelah periksa.
Pasien itu mengaku hanya mendapatkan rujukan ke empat rumah sakit besar tanpa adanya pendampingan.
© © Khidr Al-Zahrani
Yuri mengaku belum melihat video yang diunggah Deddy Corbuzier. Jadi Yuri belum bisa memastikan kebenaran dari video yang diunggah itu hoaks atau bukan.
" Saya belum melihat videonya. Kalau itu belum bisa dibuktikan, saya tidak bisa bilang video itu hoax atau bukan kan?" kata Achmad Yurianto saat berbincang dengan Dream, Senin 16 Maret 2020.
Kendati begitu, Yuri akan menindaklanjuti kebenaran kasus itu. Dia siap memeriksa ke rumah sakit terkait pasien PDP yang mengaku tidak mendapatkan pengawasan dari rumah sakit yang disebutkan.
© © Dream
foto : Faizal Fanani/Liputan6.com
" Rumah sakitnya mana? Kita cek pasiennya siapa namanya saja. Kalau ini nggak benar juga ngapain saya komentari?" tuturnya.
Setelah menemukan bukti valid tentang video itu barulah langkah selanjutnya akan dilakukan untuk si pasien.
" Kita buktikan dulu kalau ada buktinya, kita akan tindaklanjuti seperti apa. Makanya ada videonya, nanti ketemu rumah sakit apa? Dia dirawat dimana? kan selesai," imbuhnya.
Dream - Selebgram Deddy Corbuzier mengunggah video pernyataan dari seorang warga yang mengaku Pasien Dalam Pengawasan (PDP) terkait corona virus Covid-19. Dalam video, wanita itu mengaku dilepas begitu saja oleh pihak rumah sakit.
" Jangan sakit dan jangan kena. Ini aku PDP (Pasien Dalam Pengawasan) dan rumah sakit itu nggak tahu mau ngapain dan mau gimana dan kita bisa dilepas begitu saja, diminta rujuk ke empat rumah sakit besar tanpa pengawasan," kata wanita bermasker yang diunggah akun @mastercorbuzier.
Wanita itu mengaku pihak rumah sakit tidak bisa berbuat apa-apa. Hanya meminta dirinya memeriksa lebih lanjut ke rumah sakit rujukan kasus virus corona.
Dari video yang diunggah itu, Deddy mempertanyakan kepada Kementerian Kesehatan.
© © Khidr Al-Zahrani© © Khidr Al-Zahrani
" Dilepas tanpa pengawasan!! Untung orang ini masih baik.. dia bisa share vidio ini.," tulis Deddy Corbuzier dikutip Dream, Senin 16 Maret 2020.
Ayah satu anak ini menduga, banyak di luar sana kasusnya sama seperti wanita yang ada pada video unggahannya itu. Tidak diisolasi tanpa adanya pengawasan.
" Supaya kita lebih waspda, banyak orang yang sudah kena corona tapi MUNGKIN masih bertebaran di luar sana tanpa isolasi!!! Itulah gunanya lebih baik kita tetap DIRUMAH BEBERAPA PEKAN KE DEPAN," ucapnya.
Untuk itu, karena keresahannya itu, Deddy bakal bertemu langsung dengan pihak Kemenkes dan Gubernur DKI Anies Baswedan untuk langkah selanjutnya. Terhadap contoh kasus wanita yang ada di video tersebut.
" Malam ini saya akan podcast dengan kemenkes menanyakan apa yg sebenarnya terjadi.. Are we ready or not.. Is this hoax or not.. And if not.. This is Bad. Gw juga akan bertemu dgn Pak Anies menanyakan apa langkah kita selanjutnya.. Hope all well... God with u," tuturnya.
Warganet pun langsung membanjiri unggahan Deddy dengan berbegai komentar mereka. Ada yang kecewa ada juga yang mempertanyan kinerja kemenkes.
" Tanpa ada pengawasan?, rumah sakit santuy banget ya, kayak emang pengen gitu virus ini menyebar dengan cepat, sangat cerdas," tulis akun @zexx0001.
" Mana nih pemerintah Indonesiaaaaaaa, menteri kesehatan, dokter indonesia, pengawas rumah sakit...??? Where are you???? Katanya standar WHO penanganan dll," tulis akun @bp2_febrian.
" @aniesbaswedan @jokowi @kemenkes_ri, Pak presiden, pak gubernur, pak mentri kesehatan, kondisi di lapangan apakah seperti ini," tulis akun @iwantrisila.
Advertisement
Kakak Meninggal, Adik Gantikan Wisuda di ISI Yogya Penuh Air Mata
Ratu Ratu Queens The Series, Cerita Seru 4 Perempuan Diaspora di New York
5 Komunitas Khusus Perempuan di Indonesia, Gabung Yuk!
5 Tanda Komunikasi Orang Tua dan Remaja Sudah Berjalan Sehat
3 Komunitas Kesehatan Mental di Indonesia, Kini Kamu Tak Perlu Merasa Sendiri Lagi