Laba-laba Brazil tidak membuat jaring, namun dapat membunuh dengan racun neurotoksik. Begini faktanya.
Laba-laba Brazil tidak membuat jaring, namun dapat membunuh dengan racun neurotoksik. Begini faktanya.
Di antara berbagai jenis laba-laba yang tersebar di seluruh dunia, laba-laba Brazil menonjol dengan karakteristik yang sangat unik.
Tidak seperti kebanyakan laba-laba yang dikenal dengan membangun sarang jaring untuk menangkap mangsa, laba-laba Brazil memiliki pendekatan yang berbeda dalam berburu.
Laba-laba ini mengandalkan keterampilan berburu aktif dan memiliki senjata mematikan berupa racun neurotoxic yang sangat efektif untuk melumpuhkan mangsanya.
Hal ini menjadikan laba-laba Brazil salah satu spesies laba-laba paling berbahaya di dunia.
Laba-laba pengembara Brazil adalah laba-laba agresif yang termasuk dalam genus Phoneutria, yang berarti " pembunuh" dalam bahasa Yunani.
Makhluk yang dikenal sebagai laba-laba bersenjata atau laba-laba pisang, adalah salah satu laba-laba paling berbisa di Bumi.
Laba-laba ini memiliki mulut yang besar atau chelicerae, yang dapat menimbulkan gigitan menyakitkan dengan kandungan racun neurotoksik yang dapat mematikan bagi manusia, terutama anak-anak.
Laba-laba pengembara Brazil sering kali masuk dalam daftar laba-laba paling mematikan di dunia.
Ada 9 spesies laba-laba pengembara Brazil, semuanya aktif di malam hari dan dapat ditemukan di Brazil. Beberapa spesies juga dapat ditemukan di seluruh Amerika Tengah dan Selatan, dari Kosta Rika hingga Argentina.
Laba-laba pengembara Brazil berukuran besar, dengan tubuh mencapai 2 inci (5 cm) dan rentang kaki hingga 7 inci (18 cm).
Warna spesiesnya bervariasi, meskipun semuanya berbulu dan sebagian besar berwarna coklat dan abu-abu, beberapa spesies memiliki bintik-bintik berwarna terang di perutnya.
Banyak spesies memiliki garis hitam dan kuning atau putih di bagian bawah kedua kaki depannya.
Arakhnida disebut laba-laba pengembara karena mereka tidak membuat jaring tetapi berkeliaran di lantai hutan pada malam hari untuk berburu mangsa.
Mereka menghabiskan sebagian besar waktunya bersembunyi di bawah batang kayu atau di celah-celah, dan keluar berburu di malam hari. Mereka memakan serangga, laba-laba lain, dan terkadang, amfibi kecil, reptil, dan tikus.
Ketika laba-laba pengembara Brasil merasa terancam, mereka sering mengambil posisi bertahan dengan berdiri menggunakan kaki belakang dan merentangkan kaki depan untuk memperlihatkan taringnya. Laba-laba ini juga dapat melompat hingga jarak 1,3 kaki (40 cm).
Seperti pada kebanyakan spesies laba-laba, laba-laba betina lebih besar daripada laba-laba jantan.
Laba-laba jantan menampilkan tarian untuk menarik perhatian betina, dan jantan sering berkelahi satu sama lain demi betina.
Betina bisa pilih-pilih, dan dia sering kali menolak banyak pejantan sebelum memilih pasangan untuk kawin. Begitu betina memilih satu, pejantan harus berhati-hati karena betina sering menyerang jantan setelah berhubungan selesai.
Betina akan bertelur hingga 1.000 telur sekaligus, yang disimpan dengan aman di dalam kantung telur sutra pintal. Laba-laba pengembara Brazil biasanya hidup selama satu atau dua tahun.
Racun laba-laba pengembara Brazil adalah campuran kompleks racun, protein, dan peptida. Racunnya mempengaruhi saluran ion dan reseptor kimia di sistem neuromuskular korban.
Setelah manusia digigit oleh salah satu laba-laba ini, mereka mungkin mengalami gejala awal seperti rasa sakit yang parah di lokasi gigitan, berkeringat dan merinding.
Dalam waktu 30 menit, gejalanya menjadi sistemik dan mencakup tekanan darah tinggi atau rendah, detak jantung cepat atau lambat, mual, kram perut, hipotermia, vertigo, penglihatan kabur, kejang, dan keringat berlebih yang berhubungan dengan syok.
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN