Foto Arsy Terlihat Menggemaskan Sepertu Tokoh Kartun Masha (Foto:Instagram Aurel)
Dream - Foto Arsy Addara Musicia Nurhermansyah begitu mencuri perhatian pengguna media sosial. Anak pasangan Anang Hermansyah dan Ashanty yang menggemaskan ini banyak mengocok perut para netizen.
Hal ini bermula dari keisengan kakak pertamanya, Aurel Hermansyah, yang menggunakan aplikasi pengubah foto. Lalu menggunggah salah satu tokoh kartun, Masha and The Bear, tapi pada bagian wajah sudah diganti dengan wajah Arsy.
Sekilas foto ini terlihat sangat mirip dengan aslinya. Tapi saat para follower Aurel sadar, mereka menjadi ramai berkomentar. Seperti yang diungkap @citra_utami_ " Jadi pengen nyubit ya lucy bgt yaampunnnnnnnnnn" .
@firzlovers " Hiii... lucuuu banget.. gemes deehh" .
Tak hanya itu mengomentari kelucuan anAk bungsu Anang saja. Bahkan hal itu menggelitik salah satu pengguna akun sosial Instgram untuk berbagi asal-usul cerita kartun Masha and The Bear.
Selama ini tak banyak yang tahu, bagaimana awal mula kartun ini dibuat. Hingga akhirnya lahir menjadi sebuah cerita tentang bocah nakal berbaju ungu tersebut, bisa terdampar di hutan. Serta hanya berteman dengan besar yang sangat sabar mengasuhnya.
Cerita dari akun @joelalexandra16 menguak kesedihan di balik kisah ini. Bahkan kisah ini dikabarkan berasal dari sebuah kisah nyata, ada sepasang orangtua yang kehilangan anaknya karena dimakan seekor beruang.
" Mau tau asal mula cerita kartun masha and the bear.. berawal dari seorang anak yg suka nonton Sirkus,,disaat kedua org tua nya lengah,anak ituu yg bernama masha pergi ke kandang beruang yg kelaparan,dan beruang ituu pun memakan si masha,dan cerita kartun MASHA AND THE BEAR Untuk menggenang si anak itu,,di cerita masha,masha tidak ada org tua,,dan masha pun bersahabat dgn beruang" .
Dream - Karakter Upin dan Ipin dalam film animasi asal Malaysia menjadi populer di Indonesia. Dua bocah ini terkenal dengan tingkah kocak serta ungkapan khasnya: betul... betul... betul...
Karakter bocah kembar ini sangat mudah dikenali karena berkepala botak. Upin hanya memiliki sedikit rambut di tengah kepala. Sementara Ipin tak punya sama sekali.
Pemilihan karakter Upin dan Ipin ini ternyata tidak kebetulan. Kedua karakter ini dipilih karena alasan teknis. Termasuk membuat kepala Upin dan Ipin botak.
" Upin & Ipin dipilih karena alasan teknis," kata pendiri Les’ Copaque Production, rumah produksi pembuat " Upin & Ipin" , Burhanuddin Md Radzi, sebagaimana dikutip Dream dari The Star..
" Karena kembar dan tidak punya rambut, ini mempermudah aspek animasi. Membuat rambut merupakan proses animasi yang melelahkan," tambah dia.
Tidak mengherankan, Upin & Ipin merupakan karakter yang paling menarik bagi anak-anak. Karakter, bocah kembar berusia lima tahun yang telah kehilangan orangtua mereka, tinggal di kampung dengan kakak mereka, Ros, dan nenek dari pihak ibu, Opah, di sebuah rumah kayu.
Cerita-cerita di sekitar Upin dan Ipin ini merupakan petualangan lucu mereka di Kampung Durian Runtuh.
Film pertama, Geng: The Adventure Begins diluncurkan pada 2009 silam dan menuai sukses di Malaysia serta sejumlah negara. Sementara, Les’ Copaque, perusahaan yang membuat Upin & Ipin, akan meluncurkan Upin & Ipin The Movie pada 2016 mendatang. (Ism)
Dream - Upin dan Ipin. Film animasi asal Malaysia ini begitu kondang di Indonesia. Tayangan serialnya rutin diputar oleh salah satu stasiun televisi di Tanah Air. Lantas bagaimana sebenarnya dapur produksi film kartun Upin dan Ipin ini?
Film ini diproduksi oleh Les’ Copaque Production Sdn Bhd yang berlokasi di Shah Alam, Malaysia. Para animator, termasuk Marsha Chikita Fawzi dari Indonesia, mempersiapkan film itu berjam-jam sampai matang.
Meski demikian, suasana rumah produksi itu tetap didominasi kelucuan-kelucuan. " Saya selalu ingin lingkungan kerja jadi menyenangkan," kata pendiri Les’ Copaque Production, Burhanuddin Md Radzi, sebagaimana dikutip Dream dari The Star, Minggu 28 Desember 2014.
" Saya mungkin bukan orang berbakat di perusahaan, tapi saya mencoba menciptakan lingkungan kerja yang bebas stres bagi semua orang di sini," tambah dia.
Menurut Burhanuddin, industri animasi berbeda dengan televisi maupun industri film. " Les’ Copaque merupakan perusahaan teknologi bercerita," kata Burhanuddin.
Dari suasana seperti itulah kisah Upin dan Ipin dibangun. Kini film animasi ini menjadi ikon produksi film di negeri jiran itu. Menurut Burhanuddin, film itu telah dinikmati oleh 300 juta orang.
Berkibarnya serial Upin dan Ipin ini sungguh luar biasa. Mengingat, film ini diproduksi oleh sebuah perusahaan animasi independen yang tergolong kecil, yang didirikan pada bulan Desember 2005 silam.
Selama sembilan tahun berjalan, Les’ Copaque telah banyak menginspirasi industri animasi lokal. " Saya memilih nama Les’ Copaque sebab saya ingin nama internasional dan ini terdengar seperti bahasa Prancis dari frase Malaysia ‘Last Kopek’ (kartu terakhir),” tutur Burhanuddin.
" Namanya cocok dengan tujuan kami, karena ini menanamkan frase unik Malaysia dengan bakat internasional di mana animator muda Malaysia, bisa membawa imajinasi dan aktivitas mereka dalam kehidupan," tambah dia.
Mulanya, Burhanudin memasuki bisnis ini hanya untuk melakukan sesuatu berbeda dan hanya untuk bersenang-senang. Kebetulan dia diperkenalkan dengan para lulusan animator yang bercita-cita membuat film animasi seperti Walt Disney.
Burhanuddin kemudian memilih membuat film animasi, Geng: The Adventure Begins. Dia bersedia membiayainya, sementara sang istri, Ainon Ariff, memegang bagian konten kreatif.
Burhanuddin mendapat berbagai masukan. Dia disarankan membuat cerita dengan seting kampung tradisional Malaysia. Itu termasuk juga makanan, cerita-cerita rakyat, kerajinan, dan lain sebagainya yang berbau budaya Malaysia. Semua karakter orisinil, tak ada duplikat dari perusahaan besar luar negeri.
Film itu diselesaikan dalam tiga tahun. Menghabiskan dana 4 juta ringgit Malaysia (sekitar Rp 14 miliar) dan 1 juta ringgit Malaysia (sekitar Rp 3,5 miliar) dari Kementerian Inovasi, Ilmu Pengetahuan, dan Teknologi. Film itu dirilis pada 2009.
Sebagai bagian dari pemasaran, Les’ Copaque memulainya dengan membuat cerita pendek dengan dua karakter utama, Upin dan Ipin. “ Saya ingin membuktikan sejumlah poin dengan Upin & Ipin, untuk mengukur reaksi masyarakat Malaysia terhadap seri animasi yang dibuat perusahaan lokal. Ke dua, ini menjadi uji coba untuk melihat penerimaan masyarakat internasional terhadap film animasi Malaysia.”
Dan film ini menuai sukses besar. Meski pada awalnya para animator Le Copaque ini harus bekerja di ruangan sempit dan dengan anggaran minimal. Les’ Copaque memotong biaya dengan memastikan ada karakter yang lebih sedikit.
Pada tujuh pekan perdana saat dirilis tahun 2009 silam, film ini telah meraup untuk 6 juta ringgit Malaysia (sekitar Rp 21,3 miliar). Geng: The Adventure Begins kemudian mendapat penghargaan ‘Film Animasi Terbaik’ pada Kuala Lumpur International Film Festival dan penghargaan bergengsi lainnya.
Dalam beberapa tahun, Upin dan Ipin meraih sukses internasional. Pada 2011, perusahaan ini memproduksi film lain dengan judul Pada Zaman Dulu, sebuah film soal binatang yang bersumber pada folklore yang ceritanya berbeda dari Upin & Ipin.
Ini menjadi yang serial Malaysia pertama yang mengandalkan fitur teknik animasi komputer. Film ini berkisah tentang petualangan anak-anak kota, Ara dan Aris, yang mengeksplorasi kehidupan di sebuah desa dengan cerita Sang Kancil dari cerita rakyat Melayu. Serial ini kemudian ditayangkan di TV Al-Hijrah, Astro Ceria, dan MNC TV.
Tahun lalu, Les 'Copaque mulai mengembangkan seri, Puteri, yang menyoroti petualangan prajurit perempuan Kasturi, Manis, Nipis, Purut dan Bali. Puteri akan keluar tahun depan. Sementara film ke dua Upin & Ipin The Movie dijadwalkan rilis pada tahun 2016. (Ism)
Advertisement
4 Komunitas Animasi di Indonesia, Berkarya Bareng Yuk!
Senayan Berbisik, Kursi Menteri Berayun: Menanti Keputusan Reshuffle yang Membentuk Arah Bangsa
Perusahaan di China Beri Bonus Pegawai yang Turun Berat Badan, Susut 0,5 Kg Dapat Rp1 Juta
Style Maskulin Lionel Messi Jinjing Tas Rp1 Miliar ke Kamp Latihan
Official Genas, Komunitas Dance dari Maluku yang `Tularkan` Goyang Asyik Tabola Bale
Peneliti Ungkap Pemicu Perempuan Sanggup Bicara 20 Ribu Kata Sehari?
Bentuk Roti Cokelat Picu Komentar Pedas di Medsos, Chef Sampai Revisi Bentuknya
Mahasiswa Sempat Touch Up di Tengah Demo, Tampilannya Slay Maksimal
Selamatkan Kucing Uya Kuya Saat Aksi Penjarahan, Sherina Dipanggil Polisi
Rekam Jejak Profesional dan Birokrasi Purbaya Yudhi Sadewa, Menkeu Pengganti Sri Mulyani Indrawati