Ilustrasi (Shutterstock.com)
Dream - Sebanyak 205 hafiz asal Indonesia mengajukan pendaftaran untuk bertugas sebagai imam masjid di Uni Emirat Arab ke Kementerian Agama. Para pendaftar tidak hanya berdomilisi di dalam negeri namun terdapat delapan hafiz Indonesia yang tinggal di luar negeri.
" Total ada 205 peserta yang mendaftar dan terverifikasi memenuhi persyaratan," ujar Ditjen Bimas Islam Kemenag, Kamaruddin Amin.
Seleksi calon imam masjid UEA akan dijalankan dalam dua tahapan. Tahapan pertama dilaksanakan pada 8 hingga 10 November diikuti 90 peserta.
Sedangkan tahapan kedua dilaksanakan usai penyelenggaraan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Nasional di Sumatera Barat. Tahapan ini akan diikuti oleh 115 peserta.
Kamaruddin mengatakan seleksi ini merupakan bagian dari implementasi kerja sama Indonesia dengan UEA. Tujuannya untuk memperluas cakupan dan semakin menguatkan hubungan antar dua negara.
" Calon imam masjid ini akan diproyeksikan sebagai Duta Bangsa Indonesia dan pahlawan devisa karena mereka akan bekerja sebagai imam di UEA," kata dia.
UEA telah menetapkan kriteria untuk menjadi imam. Kriteria tersebut yaitu calon imam harus hafal Alquran 30 Juz, sehat jasmani dan rohani, menguasai ilmu tajwid (teori dan praktek), serta memiliki suara yang fasih dan merdu.
" Calon imam memungkinkan berkomunikasi dalam Bahasa Arab," kata Kamaruddin.
Kriteria lainnya yang dipersyaratkan adalah memahami hukum fikih, berpemikiran jernih, tidak tergabung dalam partai politik, serta memahami retorika dakwah dan mampu berkhutbah. Peserta juga harus memiliki akhlak yang baik serta berfaham Ahlus Sunnah wal Jamaah dengan Manhaj Wasathiyah.
Kamaruddin melanjutkan peserta harus menyiapkan dokumen ke luar negeri. Selain itu, sudah berkeluarga atau berusia minimal 25 tahun.
" Para imam yang lulus seleksi akan bertugas di UEA mulai tahun 2021 selama tiga tahun," kata dia.
Kamaruddin berharap ke depan program ini dapat dilaksanakan, bukan hanya saja bekerja sama dengan UEA, tetapi juga Negara Timur Tengah lainnya.
Sumber: Kemenag
Dream - Uni Emirat Arab kembali menaruh kepercayaan kepada para hafiz Indonesia. Tahun ini, 100 hafiz Indonesia akan direktur menjadi imam masjid di UEA.
Menteri Agama, Fachrul Razi, mengatakan, kerja sama pengiriman imam masjid asal Indonesia ke UEA sudah berjalan dalam beberapa tahun terakhir. Dia menilai, kerja sama ini merupakan bentuk kepercayaan UEA terhadap sumber daya manusia Indonesia.
" Perekrutan kembali para hafiz Indonesia sekaligus bentuk kepercayaan UEA. Ini patut diapresiasi," ujar Fachrul, melalui keterangan tertulis diterima Dream.
Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi untuk menjadi imam masjid di UEA. Di antaranya, hapal 30 juz Alquran dan fasih membacanya.
Fachrul mengatakan, menjadi hafiz bukan hal mudah untuk orang non-Arab. Menurut dia, peluang menjadi imam masjid di UEA merupakan salah satu bentuk penghargaan untuk para hafiz Alquran.
" Semoga keberkahan yang mereka sebarkan, memberkahi kita semua. Insya Allah peluang itu juga dapat memberi kesejahteraan yang baik buat mereka dan keluarganya," ucap Fachrul.
Fachrul melanjutkan, kerjasama Indonesia dengan UEA selama ini terjalin dengan baik. Selain pengiriman imam masjid, Indonesia dan UEA juga bekerjasama dalam pengembangan e-learning madrasah.
Fachrul pun mengapresiasi toleransi umat beragama di Uni Emirat Arab. Sebagai negara mayoritas Muslim, UEA berhasil dalam pengembangan kehidupan yang toleran dan damai sesuai nilai-nilai Islam yang rahmatan lil 'alamin.
" Saya banyak mendengar langsung dari imam-imam Indonesia yang bertugas di sana bahwa UEA dapat menarik sangat banyak turis dari berbagai negara, muslim dan non muslim, karena toleransinya," kata Fachrul.
" Menjadi keharusan bagi setiap umat Islam untuk menunjukkan Islam sebagai agama damai dan penuh toleransi," tambah dia.
Pendaftaran seleksi imam masjid UEA dibuka hingga 20 Oktober 2020. Bagi yang tertarik, dapat mengirimkan data diri melalui surat elektronik ke alamat penaislam@kemenag.go.id.
Proses seleksi dijalankan pada 2 hingga 4 November 2020. Peserta yang terpilih akan dikirim ke UEA dan bertugas selama dua tahun, sesuai perjanjian antara Indonesia dan UEA.
Advertisement
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Penampilan Alya Zurayya di Acara Dream Day Ramadan Fest 2023 Day 6
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Kebiasaan Pakai Bra saat Tidur Berbahaya? Cari Tahu Faktanya