Muslim Uighur Di Xinjiang, China. (Foto: Shutterstock)
Dream - Masalah nasib etnis Uighur di Xinjiang, China, tampaknya tidak ada habisnya. Dugaan terjadinya pelanggaran HAM dan kekerasan terhadap minoritas Muslim di kawasan ini telah diketahui dunia Internasional.
Perlakuan kejam terhadap etnis Uighur tersebut sudah menjadi rahasia umum. Sudah banyak media yang mengungkap dan membuktikan kekejaman pemerintah China.
Terlalu banyak bentuk penindasan yang harus dilalui oleh warga Muslim Uighur. Hal ini mengundang perhatian laman The Diplomat.
Dilansir dari Siakapkeli.my, laman The Diplomat merilis daftar 22 negara di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang menentang kekejaman pemerintah China terhadap etnis Muslim Uighur.
Kelompok negara tersebut menandatangani surat yang ditujukan kepada Ketua Dewan HAM PBB dan Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia.
Surat tersebut berisi desakan kepada pemerintah China untuk menghentikan penahanan massal secara besar-besaran di Xinjiang.
Berikut ini adalah daftar negara-negara yang secara terbuka menyatakan penolakan mereka terhadap kekejaman China terhadap etnis Muslim Uighur:
Dari daftar tersebut terlihat banyak negara Eropa yang menolak kebijakan kejam Beijing terhadap minoritas Muslim di Xinjiang.
Selain itu, Amerika Serikat mungkin juga ada dalam daftar karena Presiden Donald Trump telah secara terbuka menyuarakan pendapatnya tentang kekejaman etnis Uighur.
Namun, ada juga negara-negara yang mendukung kebijakan kekerasan domestik yang dilakukan Beijing dengan mengirim surat. Di antara daftar negara yang diduga mendukung kekejaman China:
Sangat mengejutkan bahwa ada negara-negara Islam yang mendukung kebijakan Beijing yang kejam ini, termasuk Arab Saudi, Pakistan, Kuwait, Uni Emirat Arab.
Sementara, perwakilan dari Asia seperti Malaysia dan Indonesia tidak termasuk dalam daftar negara-negara penentang maupun pendukung hak-hak Uighur di Xinjiang.
Meskipun sudah banyak aktivis dan demonstrasi yang menentang kekejaman China terhadap Uighur di dalam negeri. Namun sampai saat ini kedua negara tersebut belum menyatakan sikap resminya.
Dilaporkan Liputan6.com, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengatakan, pemerintah Indonesia tidak mau ikut campur urusan negara China terkait masalah muslim Uighur, di Xinjiang. Moeldoko menegaskan bahwa pemerintah tak bisa mengintevensi urusan dalam negeri China.
" Jadi pemerintah RI tidak ikut campur dalam urusan negara China, mengatur dalam negeri. Itu prinsip-prinsip dalam standar hubungan internasional," ujar Moeldoko di Kantor Staf Presiden Jakarta, Senin (23/12/2019).
" Jadi pemerintah RI tidak ikut campur dalam urusan negara China mengatur dalam negeri. Itu prinsip-prinsip dalam standar hubungan internasional," jelas dia.
Sebelumnya, Duta Besar China untuk Indonesia, Xiao Qian, mempersilakan masyarakat Indonesia untuk melihat langsung kondisi muslim di Uighur, China. Dia menampik adanya pemberitaan adanya tindakan intimidasi dan aksi kekerasan oleh pemerintah China.
Dream - Menko Polhukam, Mahfud MD, mengatakan, pemerintah tidak diam mengenai isu Muslim Uighur yang mengalami kekejaman dari China. Indonesia tetap akan menempuh jalur diplomasi seperti selama ini dijalankan untuk menyelesaikan persoalan.
" Itu Bu Menlu sudah melakukan langkah-langkah. Kita punya jalan diplomasi lunak sejak dulu, kita menjadi penengah dan mencari jalan yang baik, bukan konfrontatif," kata Mahfud, dikutip dari Liputan6.com.
Mahfud mengatakan, umat Islam di China tidak hanya etnis Uighur yang mendiami wilayah Xinjiang. Ada juga Muslim yang tinggal di kota-kota lain di China, seperti Beijing, dan mereka aman.
" Kita harus mencoba lebih objektif melihat seluruh persoalan itu," kata Mahfud.
Sebelumnya, Duta Besar China untuk Indonesia, Xiao Qian, menampik pemberitaan yang menyatakan ada kekerasan sistematis yang dilakukan otoritas China kepada Muslim Uighur. Dia pun mempersilakan masyarakat Indonesia datang ke Xinjiang untuk melihat secara pasti situasi yang sedang terjadi.
" Persoalan di Xinjiang sama dengan kondisi dunia lain. Ini upaya kami memerangi radikalisme dan terorisme," kata dia.
Sumber: Liputan6.com/Putu Merta Surya Putra
Dream - Duta Besar China untuk Indonesia, Xiao Qian, menampik pemberitaan mengenai intimidasi dan kekerasan negaranya terhadap etnis Uighur di Xinjiang.
" Silakan jika ingin berkunjung, beribadah, dan bertemu dengan masyarakat Muslim Uighur," ucap Xiao Qian, Rabu 18 Desember 2019.
Menurut dia, persoalan etnis Uighur di Xinjiang seperti masalah yang dihadapi banyak negara saat ini. " Persoalan di Xinjiang sama dengan kondisi dunia lain. Ini upaya kami memerangi radikalisme dan terorisme," tambah dia.
Belakangan, persoalan Muslim Uighur memang menjadi sorotan. Banyak media yang menyebut pemerintah China melakukan tindakan represif kepada etnis Uighur. Kabar tersebut juga merebak di media sosial.
Pada kesempatan itu pula, Xiao Qian, yang bertemu Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko, mengatakan, mengenai komitmen China terhadap ekonomi China dan Indonesia. Dia menyebut, China terus menguatkan dan memperluas kerja sama perdagangan dan investasi di Indonesia.
Xiao Qian juga menyampaikan tentang komitmen negaranya pada kerja sama ekonomi China dan Indonesia. China terus menguatkan dan memperluas kerjasama perdagangan dan investasi di Indonesia.
Investasi China di Indonesia saat ini sebesar 3,3 miliar dolar US, atau naik 83 persen dalam setahun terakhir. Angka ini menempatkan investasi China berada di nomor dua setelah Singapura.
Sementara, Moeldoko mengatakan bahwa masalah etnis Uighur di Xinjiang merupakan urusan internal China. Dia menyampaikan di tengah pesatnya perkembangan teknologi, seringkali pemerintah sulit menghadapi serangan hoaks.
Menanggapi hubungan kerja sama ekonomi, Moeldoko menyampaikan kritiknya tentang relokasi 33 perusahaan China.
" Mengapa tidak satu pun yang relokasinya di Indonesia,” kata Moeldoko.
Dia berharap kerja sama kedua negara tidak hanya di bidang selain perdagangan dan investasi. Kerjasama harus diperluas di bidang militer, serta industri perikanan dan kelautan.
Sumber: Liputan6.com
Dream - China kembali melakukan protes terhadap gelandang Arsenal, Mesut Ozil. Kali ini Mesut Ozil tidak disertakan dalam permainan atau gim video Pro Evolution Soccer (PES) yang dirilis di Negeri Tirai Bambu Tersebut.
Sebelumnya, Mesut Ozil mengkritik peran dunia Muslim terhadap penanganan etnis Uighur di China. Kritik tersebut ditulis Ozil di Twitter pribadinya.
" Di China) Quran dibakar, masjid ditutup, sekolah-sekolah teologi Islam, madrasah dilarang, cendekiawan agama dibunuh satu per satu. Terlepas dari semua ini, umat Islam tetap diam,” tulis Ozil.
Akibat kritik tersebut, stasiun televisi China, CCTV 5, enggan menayangkan pertandingan penting Arsenal melawan Manchester City pada akhir pekan lalu.
Langkah protes China tidak hanya sampai di situ. Terkini, pembuat Pro Evolution Soccer (PES) yang berbasis di China NetEase memutuskan tidak menyertakan Ozil dalam tiga versi gim video tersebut.
NetEase telah merilis pernyataan resmi bahwa postingan Ozil di Twitter telah melukai hati para penggemarnya di China.
Meskipun banyak yang membuat bantahan tentang penindasan pemerintah China terhadap Muslim Uighur, namun kisahnya terus saja muncul di media.
Pemerintah China sendiri telah menuduh Ozil sebagai korban berita palsu alias hoaks. Sementara Arsenal menyatakan bahwa klub tidak ingin ikut campur terhadap sikap Ozil tersebut.
Sumber: Iamlejen
Advertisement
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik
Kebiasaan Pakai Bra saat Tidur Berbahaya? Cari Tahu Faktanya
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik