Dream – Sabda Rasulullah SAW menjadi sumber hukum kedua setelah kitab suci Al-Quran. Setiap ucapan dan tindakan Nabi SAW menjadi landasan bagi umat Islam untuk beribadah ataupun berhubungan sesama manusia.
Hadits Rasulullah SAW juga berisi banyak pesan dan nasihat yang menjadi panduan seorang muslim dalam menjalani kehidupannya.
Ucapan dan perbuatan yang ditunjukkan Nabi Muhammad juga menjadi panduan untuk mencari bekal di kehidupan akhirat kelak.
Hampir semua sendi kehidupan manusia telah diajarkan Rasulullah SAW selama hidupnya di Madinah maupun Mekah.
Beliau juga banyak memberikan nasihat untuk para Muslimah yang ingin meraih surga-Nya Allah.
Rasululllah SAW menganjurkan agar Muslimah berkelakuan baik sebagaimana yang diajarkan dalam Al-Quran dan Hadits. Termasuk salah satunya adalah menaati suaminya dalam perkara syar’i dan kebaikan.
Setiap Muslimah hendaknya juga sebisa mungkin menghindari keburukan.
Rasulullah SAW telah menyebutkan beberapa ciri wanita terbaik yang pantas mendapat kenikmatan surga kelak di akhirat.
Lantas siapa saja dan ciri-ciri wanita terbaik seperti apa yang diajarkan Rasulullah SAW?
Berdasarkan hadits Rasulullah SAW dari Abu Hurairah di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa ciri-ciri wanita terbaik dalam Islam adalah sebagai berikut:
Keistimewaan wanita yang memenuhi ciri-ciri di atas adalah dapat meraih surga Allah lewat pintu mana saja yang disukainya sebagaimana sabda Rasulullah SAW.
Ternyata kesempatan Muslimah untuk mendapatkan surga-Nya Allah itu ada di rumah. Allah tidak membeda-bedakan antara laki-laki dan perempuan dalam meraih kesempatan pahala surga. Hanya saja Allah memberikan porsi, tempat dan kesempatan dengan cara yang berbeda.
Hadits Rasulullah SAW mengenai ciri-ciri wanita terbaik di atas tentu bukan menjadi alasan bagi suami untuk semena-mena terhadap istri.
Sebuah kisah dari Amirul Mukminin Umar bin Khattab berikut ini kiranya patut kita jadikan teladan dalam kehidupan rumah tangga.
Suatu ketika, seorang laki-laki ingin mengadukan perihal perangai buruk istrinya kepada Khalifah Umar bin Khattab. Ketika tiba di rumah Amirul Mukminin, laki-laki itu mengurungkan niatnya bertemu Sang Khalifah. Karena secara tak sengaja ia mendengar sang khalifah sedang dimarahi istrinya perihal sepele. Namun Amirul Mukminin itu tampak pasif dan dengan sabar menghadapi kemarahan istrinya.
Tamu lelaki itu pun berbalik dan berniat untuk pergi. Namun saat Umar bin Khattab keluar rumah dan melihat tamunya hendak pegi, beliau pun memanggilnya dan menanyakan keperluannya. Kemudian laki-laki itu menghampirinya, “Wahai Amirul Mukminin! Aku datang untuk mengadukan perangai buruk istriku dan sikapnya kepadaku. Tapi aku mendengar hal yang sama pada istrimu.”
Kemudian Umar bin Khattab menanggapinya dengan senyuman, “Wahai Saudaraku! Aku tetap sabar menghadapiistriku. Bagaimana mungkin aku bisa marah kepada istriku karena dialah yang mencuci bajuku, dialah yang memasak roti dan makananku, ia juga yang mengasuh anak-anakku, padahal semua itu bukanlah kewajibannya.”
Advertisement