35 Kata Bijak Sederhana dan Menyayat Hati dari Penyair Joko Pinurbo

Reporter : Reni Novita Sari
Rabu, 13 Mei 2020 05:01
35 Kata Bijak Sederhana dan Menyayat Hati dari Penyair Joko Pinurbo
Manusia sudah terlalu banyak bercanda, sampai lupa ada rasa baper yang harus diselesaikan di sana. -Joko Pinurbo

Dream- Salah satu penyair kebanggan Indonesia Joko Pinurbo dikenal sebagai sastrawan yang memiliki gaya dan warna tersendiri dalam dunia kesusastraan Indonesia khususnya puisi. pria kelahiran Sukabumi tahun 1962 ini biasa dikenal di kalangan penyair dengan sapaan Jokpin.

Karyanya memiliki ciri khas tersendiri sehingga memberikan warna tersendiri pada perkembangan puisi di Indonesia. Karya-karya puisinya merupakan perpaduan antara narasi, humor, dan ironi. Selain itu, Joko Pinurbo juga piawai merangkai kata menjadi puisi yang cair, namun tetap tajam. Puisi-puisinya begitu menyentuh, kadang penuh absurditas, meskipun tidak mengurangi keindahannya.

Joko Pinurbo, sekali lagi, merupakan salah seorang sastrawan hebat Indonesia. Karya-karyanya banyak dikutip sebagai motivasi dan sering dibagikan oleh banyak orang karena mewakili pikiran dan perasaan mereka.

Bahkan karya Joko Pinurbo sudah diterjemahkan kedalam berbagai bahasa. Untuk itu berikut ini 35 kata bijak sederhana dan menyayat hati dari penyair Joko Pinurbo yang bisa membuatmu berpikir dengan sudut pandang berbeda.

1 dari 3 halaman

Kata Bijak Joko Pinurbo

Quotes Joko Pinurbo

 

  1. Kurang atau lebih, setiap rezeki perlu dirayakan dengan secangkir kopi.

  2. Ketika aku berdoa, Tuhan tak pernah menanyakan agamaku.

  3. Uang, berilah aku rumah yang murah saja,yang cukup nyaman buat berteduh senja-senjaku, yang jendelanya hijau menganga seperti jendela mataku.

  4. Tuhan yang merdu, terimalah kicau burung dalam kepalaku.

  5. Kereta sudah siap. Para pelayat berjejal di dalam gerbong sambil melambai-lambaikan bendera. “ Perempuan, ikutlah bersama kami. Kita akan pergi menyambut revolusi.”

  6. Tengah malam pemulung kecil itu datang memungut barang-barang yang berserakan di lantai rumah: onggokan sepi, pecahan bulan, bangkai celana, bekas nasib, kepingan mimpi.

  7. Maaf, aku tidak bisa kasih hadiah apa-apa selain sejumlah ralat dan catatan kaki yang aku tak tahu akan kutaruh atau kusisipkan di mana. Sebab kau sudah pintar membaca dan meralat dirimu sendiri.

  8. Sesungguhnya kita ini penggemar dangdut. Kita suka menggoyang-goyang memabuk-mabukkan kata memburu dang dang dang dan ah susah benar mencapai dut.

  9. Si kecil yang suka makan es krim itu sudah besar dan perawan, sudah tidak pemalu dan ingusan.

  10. Tinggallah malam yang redam, langit yang diam. Tinggallah airmata yang menetes pelan ke dalam segelas bir yang menempel pada dada yang setengah terbuka, setengah merdeka.
2 dari 3 halaman

Kata Bijak Joko Pinurbo

Quotes Joko Pinurbo

  1. Di bawah alismu hujan berteduh. Di merah matamu senja berlabuh.

  2. Jarak itu sebenarnya tak pernah ada. Pertemuan dan perpisahan dilahirkan oleh perasaan

  3. Sebagian rambutku sudah jadi rambut salju. Jangan sedih. Aku belum lupa cara berbahagia. Dompet boleh padam, rezeki tetap menyala.

  4. Kupetik pipinya yang ranum,kuminum dukanya yang belum: Kekasihku, senja dan sendu telah diawetkan dalam kristal matamu.

  5. Kau mata, aku airmatamu.

  6. Malam sudah lunglai, pagi sebentar lagi sampai, tapi kau tahan menyanyi dan bergoyang terus di celah-celah sajakmu.

  7. Selamat datang. Saya sudah menyiapkan semua yang akan saudara rampas dan musnahkan: kata-kata, suara-suara, atau apa saja yang saudara takuti tapi sebenarnya tidak saya miliki.

  8. Dengan atau tanpa celana, saya akan tetap menulis puisi.

  9. Anda boleh menulis puisi untuk atau kepada siapa saja asal jangan sampai lupa menulis untuk atau kepada saya. Siapakan saya? Saya adalah Kata.

  10. “ Kau penyair ya? Kutahu itu dari kepalamu yang botak dan licin seperti semangka.”
3 dari 3 halaman

Kata Bijak Joko Pinurbo

Quotes Joko Pinurbo

 

  1. Cinta seperti penyair berdarah dingin yang pandai menorehkan luka. Rindu seperti sajak sederhana yang tak ada matinya.

  2. Selamat ulang tahun, buku. Anggap saja aku kekasih atau pacar naasmu. Panjang umur, cetak-ulang selalu!

  3. Selamat ulang tahun, buku. Makin lama kau makin kaya saja. Tambah cerdas pula. Aku saja yang tambah parah dan sekarang mulai pelupa.

  4. Kau adalah mata, aku airmatamu.

  5. Ah revolusi. Revolusi telah kulipat dan kuselipkan ke dalam beha.

  6. Malam heboh sekali. Orang-orang mulai resah menunggu kereta.

  7. Para pejoget dangdut sudah tumbang dan terkulai satu demi satu kemudian tertidur di baris-baris sajakmu.

  8. Kau tergoda dan ingin lebih lama terpana ketika matanya mengerjap dan bulan muncrat di atas rambutnya yang hitam pekat.

  9. Sebab kata-kata sudah besar, sudah selesai studi, dan mereka harus pergi cari kerja sendiri.

  10. Kau tampak sempoyongan, tapi kau bilang: “ Aku tidak mabuk.” Mungkin aku harus lebih sabar menemanimu.

  11. Manusia sudah terlalu banyak bercanda, sampai lupa ada rasa baper yang harus diselesaikan di sana.

  12. Kecantikanmu tersusun dari barang barang yang diberkati iklan.

  13. Jangan gelisahkan hari-harimu, setiap hari punya geli dan basahnya sendiri. Jangan terburu-buru bersedih. Baca dulu dengan teliti hatimu. Sedih yang salah sumber masalah.

  14. Engkau tidak takut sekian lama tinggal sendirian? Engkau tidak pernah kesepian? Oh, tidak. Mungkin malah sepi yang takut dengan kesendirianku.

  15. Sudah lama telepon genggam saya mengenggam tangan saya. Genggamannya lebih kuat dari genggaman tangan saya padanya
Beri Komentar