Sumber Foto: The Siberian Times
Dream - Tahun lalu, peneliti lingkungan lokal Siberia, Alexander Sokolov dan Dorothee Ehrich, pergi ke Pulau Bely untuk melakukan riset. Selama penelitian, mereka menemukan hal aneh secara tidak sengaja.
Tanah di beberapa tempat di pulau itu terasa lentur seperti jelly ketika diinjak. Tidak hanya itu, mereka juga menemukan beberapa gundukan misterius.
Pada saat itu, baru 15 gundukan yang diidentifikasi. Namun ketika penelitian dengan lingkup lebih luas hingga ke semenanjung Yamal dan Gydan, mereka menemukan 7.000 atau lebih gundukan yang ternyata berisi gas metana.
Yang mengkhawatirkan dari gundukan-gundukan itu, mereka bisa meledak kapan saja.
Saat ini, beberapa gundukan yang meledak menghasilkan sinkhole (lubang) dan kawah pada permukaan tanah di seluruh semenanjung.
" Awalnya, gundukan tersebut adalah gelembung, atau 'bulgunyakh' dalam bahasa Yakut lokal," kata Alexey Titovsky, direktur Departemen Sains dan Inovasi Yamal, kepada The Siberia Times.
" Seiring waktu, gelembung itu meledak dan melepaskan gas metana. Begitulah bagaimana sinkhole dan kawah itu terbentuk."
Dream - Sekarang ribuan perangkap maut itu bertebaran seperti titik-titik di lanskap Siberia, dengan 7.000 gelembung baru diidentifikasi dan siap meledak tanpa peringatan.
" Kita perlu tahu gundukan mana yang berbahaya dan mana yang tidak," kata Titovsky.
" Para ilmuwan sedang bekerja untuk mendeteksi dan menyusun tanda-tanda ancaman potensial, seperti ketinggian maksimum gundukan dan tekanan yang dapat ditahan oleh Bumi."
Titovsky menambahkan, pekerjaan tersebut akan berlangsung sepanjang tahun 2017 ini.
Akademi Ilmu Pengetahuan Rusia di Ural mengatakan bahwa mencairnya tundra permafrost (padang rumput luas yang membeku secara permanen), dicurigai sebagai penyebab terbentuknya gelembung gas metana di bawah tanah.
" Gelembung gas metana ini awalnya ditemukan saat ekspedisi musim panas 2016 ke Pulau Bely," kata seorang juru bicara Akademi Ilmu Pengetahuan Rusia.
Dream - Saat musim panas suhu udara di semenanjung Yamal sangat tinggi, mencapai 35 derajat Celcius.
Panas ini berdampak pada mencairnya es secara musiman yang ternyata jauh lebih dalam dan luas daripada di masa lalu, yang menyebabkan terbentuknya danau baru dan perubahan signifikan pada lanskap tundra di semenanjung.
Setelah secara simultan mengamati terbentuknya kawah besar yang muncul secara tiba-tiba, para ahli menyimpulkan bahwa proses tersebut disebabkan oleh ledakan gas metana yang meleleh di bawah permukaan tanah.
Sekarang banyak ahli yang percaya bahwa sinkhole dan kawah diciptakan oleh ledakan gas metana yang dipicu oleh pemanasan suhu di utara Rusia. (ism)
Advertisement
Detail Spesifikasi iPhone 17 Air, Seri Paling Tipis yang Pernah Ada
4 Komunitas Seru di Bogor, Capoera hingga Anak Jalanan Berprestasi
Resmi Meluncur, Tengok Spesifikasi dan Daftar Harga iPhone 17
Keren! Geng Pandawara Punya Perahu Ratusan Juta Pengangkut Sampah
Pakai AI Agar Tak Khawatir Lagi Salah Pilih Warna Foundation
Hj.Erni Makmur Berdayakan Perempuan Kalimantan Timur Lewat PKK
Halte TJ Senen Sentral yang Terbakar, Berubah Jadi Halte Jaga Jakarta
Nyaman, Tangguh, dan Stylish: Alas Kaki yang Jadi Sahabat Profesional Modern
Kisah Influencer dan Mantan CMO Felicia Kawilarang Hadapi Anxiety Disorder
Detail Spesifikasi iPhone 17 Air, Seri Paling Tipis yang Pernah Ada