Ilustrasi (Shutterstock.com)
Dream - Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan menargetkan 900 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) menjadi akselerator program Pusat Keunggulan atau SMKPK. Program ini diharapkan tidak hanya meningkatkan kualitas hasil belajar siswa namun juga menjadi penggerak bagi sekolah lain untuk mencapai standar industri
" SMK Pusat Keunggulan ini kita jadikan akselerator di antara 14 ribu SMK, kita memang terpaksa memilih tidak semuanya karena keterbatasan anggaran," ujar Dirjen Pendidikan Vokasi Kemendikbud, Wikan Sakarinto, dalam konferensi pers virtual.
Wikan menjelaskan 900 SMK merupakan alokasi yang disiapkan pemerintah pada tahun ini. Jumlah ini melanjutkan program tahun lalu dengan 400 SMK.
" Kita akan kembangkan mereka SMK PK atau tahun lalu disebut dengan SMK CoE (Center of Excellence)," kata Wikan.
Nantinya, ada 8 paket yang harus dipenuhi siswa SMK PK. Seperti kurikulum sinkron, pembelajaran project base learning, magang satu semester, sertifikasi kompetensi dan lainnya.
Program yang menjadi bagian dari 'Merdeka Belajar’ ke-8 ini nantinya juga menyelenggarakan pelatihan untuk kepala sekolah, guru kejuruan, pelatihan kurikulum, digitalisasi sekolah, serta pendampingan pengembangan ruang lingkup kerja sama lainnya. Nantinya semua SMK harus unggul dengan angkatan awal ini akan menjadi akselerator.
" Konteks keunggulan itu bukan pada ekslusivitas, bukan pada favorit, atau unggul sendiri, tapi terunggul itu nanti kita harapkan mereka menjadi SMK yang bisa mengimbaskan ke SMK yang lain keunggulan itu, SMK yang bisa pelatih SMK lain sehingga unggulnya bersama," terang Wikan.
SMK yang mengikuti program SMK PK ini akan mendapat bantuan fisik (bangunan dan peralatan) dan non-fisik (pelatihan). Wikan menyatakan infrastruktur yang ada pada SMK PK bisa dipakai oleh guru atau SMK lain untuk dapat mengembangkan diri.
Direktur Politeknik Negeri Surabaya (PENS), Zainal Arief, menjelaskan program SMK PK ini juga menjalin kerja sama dengan perguruan tinggi vokasi atau politeknik. Sebab, karakteristik keduanya memiliki kesamaan.
" Saat ini kami sudah mulai berkolaborasi dengan beberapa SMK yang sudah mengajukan ke kami, sebenarnya juga sudah banyak hal yang kami lakukan karena khusunya politeknik itu sangat dekat dengan SMK, salah satu juga untuk bisa masuk politeknik itu kita juga memprioritaskan anak-anak SMK," terang Zainal.
Reporter: Yuni Puspita Dewi
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN