Dream - Belajar dari penyelenggaraan pemilu sebelumnya, kalau persiapan, pemungutan, penghitungan serta verifikasi yang dilakukan petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) sangat melelahkan.
Banyak yang bekerja hingga dini hari demi hasil rekapan suara bisa segera terkumpul. Lima tahun lalu meninggalnya sejumlah anggota anggota KPPS pasca pemilu jadi perbincangan, karena memang pekerjaan ini sebenarnya sangat menguras energi.
Hal tersebut membuat Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI menyiapkan fasilitas khusus untuk antisipasi kondisi gawat darurat di bidang kesehatan untuk petugas KPPS.
Persiapan tersebut meliputi kesiapan fasilitas layanan kesehatan, tenaga kesehatan dan Public Safety Center (PSC) 119. Kepala Pusat Krisis Kesehatan Dr. Sumarjaya mengatakan telah menyiapkan fasilitas serta mobilisasi tenaga dan PSC 119.
Bila ada anggota KPPS yang sakit dan butuh pertolongan medis segera bisa langsung kontak PSC 119 untuk mendapat layanan cepat tanggap darurat. Nomor ini juga sebenarnya bisa digunakan masyarakat untuk mendapat pertolongan cepat.
Saat ini, ada 352 PSC yang membantu penanganan kesehatan dalam kecelakaan atau situasi kritis ini di seluruh Indonesia.
" Kesiapan kegawatdaruratan saat ini kita mempunyai PSC namanya jadi merupakan respons cepat, ya, memberikan respons kepada masyarakat yang membutuhkan dan juga petugas jika terjadi hal yang tidak diinginkan berkaitan dengan kesehatan,” kata Kepala Pusat Krisis Kesehatan Dr. Sumarjaya, dikutip dari Liputan6.com.
Sebenarnya, pada proses pendaftaran calon anggota KPPS dalam Pemilu 2024 sebenarnya telah melibatkan skrining kesehatan. Salah satu syaratnya yakni sehat jasmani, rohani, dan bebas dari penyalahgunaan narkotika.
Syarat tersebut dibuktikan dengan surat keterangan sehat jasmani dan rohani dari puskesmas, rumah sakit, atau klinik. Meski demikian, Kemenkes tetap melakukan persiapan kegawatdaruratan sebagai layanan kesehatan kepada masyarakat pada hari pemungutan suara dalam penyelenggaraan pemilu.
Kemenkes juga menyediakan Emergency Medical Team (EMT) yang dibentuk untuk memberikan pelayanan medis kesehatan saat kegawatdaruratan kesehatan ini.
Tim ini memiliki 13.000 tenaga cadangan kesehatan (TCK) dengan formasi lengkap, termasuk dokter, perawat, tenaga farmasi, tenaga logistik, tenaga administrasi, dan pengemudi ambulans. Saat ini, terdapat 458 TCK-EMT yang tersebar di Indonesia.
“Ini kesiapsiagaan berbasis EMT di mana tenaga kesehatan cadangan ini memiliki formasi lengkap ada dokternya perawatnya dan itu sudah tersebar ke seluruh Indonesia,” ujar Dr. Sumarjaya.
Sumber: Liputan6.com
Advertisement
Waspada, Ini yang Terjadi Pada Tubuh saat Kamu Marah
Respons Tuntutan, DPR RI Siap Bahas RUU Perampasan Aset
5 Komunitas Parenting di Indonesia, Ada Mendongeng hingga MPASI
Banyak Pedagang Hengkang, Gubernur Pramono Gratiskan Sewa Kios 2 Bulan di Blok M Hub
Mahasiswa Makan Nasi Lele Sebungkus Berdua Saat Demo, Netizen: Makan Aja Telat, Masa Bakar Halte
Momen Haru Sopir Ojol Nangis dapat Orderan dari Singapura untuk Dibagikan
Siswa Belajar Online karena Demo, Saat Diminta Live Location Ada yang Sudah di Semeru
Cetak Sejarah Baru! 'Dynamite' BTS Jadi Lagu Asia Pertama Tembus 2 Miliar di Spotify dan YouTube
Komunitas Warga Indonesia di Amerika Tunjukkan Kepedulian Lewat `Amerika Bergerak`
Didanai Rp83 Miliar dari Google, ASEAN Foundation Cetak 550 Ribu Pasukan Pembasmi Penipuan Online