Ilustrasi (Foto: Shutterstock)
Dream – Memotong kuku sering dianggap sebagai perkara sepele dalam kehidupan. Namun, didalam Islam, memotong kuku memiliki adab tersendiri. Bahkan Islam juga mengatur ketentuan untuk melakukannya.
Memotong kuku dapat menjadi perkara yang tak bisa diabaikan. Salah satunya sebagai sarana untuk menjaga kebersihan.
Selain itu kuku juga dapat menjadi sangat penting. Misalnya ketika seorang dalam keadaan ihram haji atau umrah didenda membayar dam karena memotong kukunya.
Demikian juga kuku bisa menyebabkan tidak sah-nya wudhu atau mandi junub, jika air tidak atau terhalang sampai ke kuku.
Anjuran untuk memotong kuku telah banyak dibahas dalam hadits Rasulullah.
Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda, “ Ada lima macam fitrah, yaitu: khitan, mencukur bulu kemaluan, memotong kumis, memotong kuku, dan mencabut bulu ketiak.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Telah disebutkan pula bahwa memotong kuku sebaiknya dilakukan sesuai dengan panjangnya kuku. Imam Nawawi berkata, “ Adapun batasan waktu memotong kuku, maka dilihat dari panjangnya kuku tersebut. Ketika telah panjang, maka dipotong. Ini berbeda satu orang dan lainnya, juga dilihat dari kondisi. Hal ini jugalah yang jadi standar dalam menipiskan kumis, mencabut bulu ketiak dan mencabut bulu kemaluan.” (Al-Majmu’ 1: 158).
Dari Anas bin Malik, “ Kami diberi batasan dalam memendekkan kumis, memotong kuku, mencabut bulu ketika, mencukur bulu kemaluan, yaitu itu semua tidak dibiarkan lebih dari 40 malam.” (HR. Muslim).
Untuk itu sebaiknya tidak membiarkan kuku panjang selama lebih dari 40 hari.
Sunnahnya dengan mengikuti cara yang terdapat dalam Kitab Al-Majmu, yaitu “ Disunahkan untuk memulai dari tangan kanan kemudian tangan kiri, dari kaki kanan kemudian kaki kiri.”
Imam Ibnu Hajar mengatakan dalam Kitab Fathul Bari, “ Tidak ada satu pun hadits yang menjelaskan tentang tertib memotong kuku. Akan tetapi Imam Nawawi menegaskan dalam kitab Syarh Muslim, bahwa disunahkan untuk memulai dari jari telunjuk tangan kanan, tengah, manis, kelingking, dan jempol. Untuk jari tangan sebelah kiri dimulai dari jari kelingking, manis, sampai jempol. Untuk kaki dimulai dari jari kelingking sebelah kanan sampai ke jempol, dan kaki sebelah kiri dimulai dari jempol sampai jari kelingking.”
Menurut Imam Asy-Syafi’i dan ulama-ulama asy-Syafi’iyah, “ Sunnah memotong kuku itu sebelum mengerjakan sembahyang Juma’at, sebagaimana disunatkan mandi, bersiwak, memakai wewangian, berpakaian rapi sebelum pergi ke masjid untuk mengerjakan shalat Juma’at.” (HR. Muslim)
Imam Qasim Al Ghazi dalam kitab Hasyiyah Al Baijuri menjelaskan kapan saja waktu terbaik memotong kuku dan saat-saat yang tidak dianjurkan melakukannya.
Hari yang disunnahkan untuk memotong kuku adalah pada hari jumat, senin, dan kamis. Sedangkan hari yang tidak dianjurkan adalah sebagai berikut.
Namun Ulama mazhab Syafi'i lebih menganjurkan memotong kuku pada Jumat. Selain hari itu, tidak ada larangan bagi siapa pun untuk memotong kukunya.
(Diambil dari berbagai sumber)
Advertisement
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik
Kebiasaan Pakai Bra saat Tidur Berbahaya? Cari Tahu Faktanya
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik