Face Shield Buatan Alumnus SMAN 1 Slawi (Istimewa)
Dream - Azmil Muzakki dan Dhiya Fida Pangestu bersama para alumnus SMA Negeri 1 Slawi, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah berinisiatif menciptakan pelindung wajah (face shield) handmade. Karya mereka muncul di tengah keprihatinan langkanya Alat Pelindung Diri (APD) untuk tim medis yang menangani pasien positif virus corona.
Dua sahabat yang juga alumnus Jurusan Desain Komunikasi Visual dan Desain Interior Institut Teknologi Bandung (ITB) seharusnya pulang ke kampung mereka di Tegal sebagai rutinitas bulanan. Tetapi, keduanya memutuskan tetap di Bandung dan membuat kegiatan positif.
" Terinspirasi dari teman-teman yang di Bandung membuat face shield dengan 3D printing, lalu ketika saya kembali ke Tegal, saya lihat belum ada yang memproduksi alat ini, padahal jumlah kasus semakin meningkat. Lalu saya membuka crowdfunding untuk memulai kegiatan, syukurnya banyak orang yang ingin membantu dan juga berdonasi," kata Azmil, melalui keterangan tertulis.
Face shield mereka buat dari bahan sederhana yaitu mika, busa hati dan sejumlah bahan tambahan. Ini lantaran keterbatasan alat yang mereka hadapi.
Azmil dan Dhiya mengajak delapan sukarelawan untuk membantu merakit dan mendistribusikan face shield mereka. Tim dibagi menjadi dua shift dengan empat orang membantu selama dua hari untuk menjaga physical distancing.
Demikian juga dengan kebersihan dalam proses pembuatan. Mereka wajib menggunakan masker dan disinfektan.
Face shield buatan mereka telah dikirim ke sejumlah rumah sakit melalui humas dan beberapa dokter. Proses produksi terus dijalankan.
" Sejak 30 Maret 2020 lalu kami telah memproduksi dan mendistribusikan 500 face shields ke tiga rumah sakit. 100 buah di RS Suradadi, 100 di RS Soesilo dan 100 di RS Kardinah, dan 200 ke fasilitas kesehatan lainnya. Kami berharap dapat terus membuatnya," kata Dhiya.
Para sukarelawan mengaku mendapatkan banyak manfaat dalam kegiatan ini. Mereka bisa belajar berbagi, melatih kekompakan, serta belajar untuk tidak panik dengan memahami keadaan.
Dream - Puluhan ribu orang bersiap meninggalkan Kota Wuhan menggunakan kereta pada Rabu, 8 April 2020. Di hari tersebut, jalur transportasi utama dibuka, seiring dibukanya kembali kota tersebut.
Kota dengan penduduk mencapai 11 juta jiwa tersebut sebelumnya ditutup pada 23 Januari lalu akibat wabah virus corona yang muncul sejak akhir 2019. Virus tersebut menyebar dengan begitu cepat.
Sebagian besar dari 82 ribu orang terkonfirmasi telah terinfeksi virus corona. Sedangkan ada 3.331 kematian terjadi di Wuhan.
Diperkiraan ada 55 ribu orag yang akan meninggalkan Wuhan menggunakan kereta api pada hari Rabu. Sekitar 21.000 berangkat melalui Hankou yang merupakan titik awal infeksi.
Baru sekitar pukul 6 pagi, sudah banyak penumpang yang datang dan sabar menunggu kereta pertama yang keluar dari Wuhan menuju Jingzhou. Mereka diberikan paket hadiah oleh manajemen stasiun bertuliskan 'Stasiun Hankou Menyambut Anda'.
Kebanyakan penumpang masih menggunakan masker dan beberapa masih menggunakan pakaian pelindung seluruh tubuh serba putih (APD) yang telah menjadi pemandangan akrab di Wuhan selama dua bulan terakhir.
" Saya merasa sangat senang, akhirnya bisa pergi lagi. Ini terasa cukup lama," kata pria bernama Zheng, dikutip dari Straits Times.
Ia mengaku tiba dua jam lebih awal dari jadwal keberangkatan seharunya dengan meminta seorang temannya untuk mengantar ke stasiun. Sebabnya, jadwal keretanya terlalu pagi dan tidak ada transportasi umum.
Tepat pukul 6.25 pagi, sebuah kereta keluar dari Stasiun Hankou menuju ke barat dan membawa sekitar 60 penumpang. Bersamaan dengan kereta api, jalan utama dan Bandara Internasional Tianhe telah dibuka kembali. Taksi-taksi telah diizinkan untuk beroperasi lagi.
Transportasi umum telah beroperasi sejak beberapa waktu lalu. Tetapi, penumpang harus sudah memiliki kode kesehatan " hijau" yang dibuktikan dengan program seluler sebagai bukti kesehatan untuk dapat berpergian.
Bandara dipenuhi dengan berbagai aktivitas. Penerbangan pertama adalah pukul 7.25 pagi menuju Sanya Hainan dengan 49 orang di dalamnya.
Advertisement
Halte TJ Senen Sentral yang Terbakar, Berubah Jadi Halte Jaga Jakarta
4 Komunitas Animasi di Indonesia, Berkarya Bareng Yuk!
Senayan Berbisik, Kursi Menteri Berayun: Menanti Keputusan Reshuffle yang Membentuk Arah Bangsa
Perusahaan di China Beri Bonus Pegawai yang Turun Berat Badan, Susut 0,5 Kg Dapat Rp1 Juta
Style Maskulin Lionel Messi Jinjing Tas Rp1 Miliar ke Kamp Latihan
Konser Sejarah di GBK: Dewa 19 All Stars Satukan Legenda Rock Dunia dalam Panggung Penuh Magis
Desain Samsung Galaxy S26 Bocor, Isu Mirip iPhone 17 Pro Bikin Heboh Pecinta Gadget
Official Genas, Komunitas Dance dari Maluku yang `Tularkan` Goyang Asyik Tabola Bale
Halte TJ Senen Sentral yang Terbakar, Berubah Jadi Halte Jaga Jakarta