Alumnus SMAN 1 Slawi Ciptakan Pelindung Wajah Tangkal Virus Corona

Reporter : Ahmad Baiquni
Minggu, 12 April 2020 13:43
Alumnus SMAN 1 Slawi Ciptakan Pelindung Wajah Tangkal Virus Corona
Berawal dari keprihatinan kurangnya APD di kampungnya, dua sahabat ini memutuskan membantu tim medis dengan memproduksi face shield.

Dream - Azmil Muzakki dan Dhiya Fida Pangestu bersama para alumnus SMA Negeri 1 Slawi, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah berinisiatif menciptakan pelindung wajah (face shield) handmade. Karya mereka muncul di tengah keprihatinan langkanya Alat Pelindung Diri (APD) untuk tim medis yang menangani pasien positif virus corona.

Dua sahabat yang juga alumnus Jurusan Desain Komunikasi Visual dan Desain Interior Institut Teknologi Bandung (ITB) seharusnya pulang ke kampung mereka di Tegal sebagai rutinitas bulanan. Tetapi, keduanya memutuskan tetap di Bandung dan membuat kegiatan positif.

" Terinspirasi dari teman-teman yang di Bandung membuat face shield dengan 3D printing, lalu ketika saya kembali ke Tegal, saya lihat belum ada yang memproduksi alat ini, padahal jumlah kasus semakin meningkat. Lalu saya membuka crowdfunding untuk memulai kegiatan, syukurnya banyak orang yang ingin membantu dan juga berdonasi," kata Azmil, melalui keterangan tertulis.

 

1 dari 5 halaman

Berbahan Sederhana

Face shield mereka buat dari bahan sederhana yaitu mika, busa hati dan sejumlah bahan tambahan. Ini lantaran keterbatasan alat yang mereka hadapi.

topeng corona

Azmil dan Dhiya mengajak delapan sukarelawan untuk membantu merakit dan mendistribusikan face shield mereka. Tim dibagi menjadi dua shift dengan empat orang membantu selama dua hari untuk menjaga physical distancing.

Demikian juga dengan kebersihan dalam proses pembuatan. Mereka wajib menggunakan masker dan disinfektan.

 

2 dari 5 halaman

Disumbangkan ke Rumah Sakit

Face shield buatan mereka telah dikirim ke sejumlah rumah sakit melalui humas dan beberapa dokter. Proses produksi terus dijalankan.

" Sejak 30 Maret 2020 lalu kami telah memproduksi dan mendistribusikan 500 face shields ke tiga rumah sakit. 100 buah di RS Suradadi, 100 di RS Soesilo dan 100 di RS Kardinah, dan 200 ke fasilitas kesehatan lainnya. Kami berharap dapat terus membuatnya," kata Dhiya.

topeng corona

Para sukarelawan mengaku mendapatkan banyak manfaat dalam kegiatan ini. Mereka bisa belajar berbagi, melatih kekompakan, serta belajar untuk tidak panik dengan memahami keadaan.

3 dari 5 halaman

Suasana Hari Pertama Wuhan Lepas dari Lockdown Virus Corona

Dream - Puluhan ribu orang bersiap meninggalkan Kota Wuhan menggunakan kereta pada Rabu, 8 April 2020. Di hari tersebut, jalur transportasi utama dibuka, seiring dibukanya kembali kota tersebut.

Kota dengan penduduk mencapai 11 juta jiwa tersebut sebelumnya ditutup pada 23 Januari lalu akibat wabah virus corona yang muncul sejak akhir 2019. Virus tersebut menyebar dengan begitu cepat.

Sebagian besar dari 82 ribu orang terkonfirmasi telah terinfeksi virus corona. Sedangkan ada 3.331 kematian terjadi di Wuhan.

Diperkiraan ada 55 ribu orag yang akan meninggalkan Wuhan menggunakan kereta api pada hari Rabu. Sekitar 21.000 berangkat melalui Hankou yang merupakan titik awal infeksi.

 

4 dari 5 halaman

Berkumpul Menunggu Kereta Pertama

Baru sekitar pukul 6 pagi, sudah banyak penumpang yang datang dan sabar menunggu kereta pertama yang keluar dari Wuhan menuju Jingzhou. Mereka diberikan paket hadiah oleh manajemen stasiun bertuliskan 'Stasiun Hankou Menyambut Anda'.

Kebanyakan penumpang masih menggunakan masker dan beberapa masih menggunakan pakaian pelindung seluruh tubuh serba putih (APD) yang telah menjadi pemandangan akrab di Wuhan selama dua bulan terakhir.

" Saya merasa sangat senang, akhirnya bisa pergi lagi. Ini terasa cukup lama," kata pria bernama Zheng, dikutip dari Straits Times.

Ia mengaku tiba dua jam lebih awal dari jadwal keberangkatan seharunya dengan meminta seorang temannya untuk mengantar ke stasiun. Sebabnya, jadwal keretanya terlalu pagi dan tidak ada transportasi umum.

 

5 dari 5 halaman

Kereta Pertama dari Wuhan

Tepat pukul 6.25 pagi, sebuah kereta keluar dari Stasiun Hankou menuju ke barat dan membawa sekitar 60 penumpang. Bersamaan dengan kereta api, jalan utama dan Bandara Internasional Tianhe telah dibuka kembali. Taksi-taksi telah diizinkan untuk beroperasi lagi.

Transportasi umum telah beroperasi sejak beberapa waktu lalu. Tetapi, penumpang harus sudah memiliki kode kesehatan " hijau" yang dibuktikan dengan program seluler sebagai bukti kesehatan untuk dapat berpergian.

Bandara dipenuhi dengan berbagai aktivitas. Penerbangan pertama adalah pukul 7.25 pagi menuju Sanya Hainan dengan 49 orang di dalamnya.

 

Beri Komentar