Dream - Malam Nisfu Syaban menyimpan keistimewaan bagi umat Islam.
Di momen inilah, setiap umat Islam hendaknya mengisi waktu dengan banyak beribadah kepada Allah SWT.
Ada berbagai amalan yang dianjurkan agar dilaksanakan pada malam Nisfu Syaban.
Karena dengan mengerjakannya, ada banyak ganjaran yang akan sahabat Dream dapatkan.
Meski begitu, perlu diketahui juga bahwasanya amalan malam Nisfu Syaban menurut empat madzhab berbeda-beda.
Ada ulama yang berpendapat, malam Nisfu Syaban tidak memiliki kekhususan tersendiri. Lalu, ada juga ulama yang mengatakan, malam Nisfu Syaban memiliki fadhilah tersendiri.
Untuk mengetahuinya secara lebih jelas, berikut sebagaimana dirangkum Dream melalui berbagai sumber.
Malam Nisfu Syaban adalah malam yang terdapat di tengah bulan Syaban dalam kalender Islam.
Peringatan dan amalan-amalan pada malam Nisfu Syaban berasal dari tradisi dan ajaran dari Rasulullah saw.
Pada malam ini, umat Muslim dianjurkan untuk melakukan ibadah, seperti sholat malam, berdoa, bersedekah, dan memperbanyak dzikir.
Beberapa ulama meyakini bahwa pada malam Nisfu Syaban, Allah SWT menentukan takdir umat manusia untuk setahun ke depan.
Dalam hadis riwayat Abu Hurairah, Rasulullah saw bersabda:
" Pada malam Nisfu Syaban, Allah SWT akan memberikan ampunan kepada semua hamba-Nya kecuali orang yang musyrik, orang yang durhaka kepada kedua orang tuanya, orang yang memutuskan silaturahmi, dan orang yang berdengki."
Hadis ini menjadi dasar bagi umat Islam untuk memperbanyak amalan kebaikan pada malam Nisfu Syaban.
Selain itu, terdapat dalil-dalil lain yang menunjukkan pentingnya melakukan amalan-amalan kebaikan pada malam Nisfu Sya'ban.
seperti hadis riwayat Abu Dawud yang menyebutkan bahwa Rasulullah saw berpuasa pada bulan Sya'ban kecuali sebagian kecilnya.
Dari sinilah tradisi peringatan dan amalan-amalan pada malam Nisfu Syaban berasal dan terus diwariskan dalam kehidupan umat Islam.
Salah satu ulama tabiin yang dianggap sebagai pelopor dalam menghidupkan malam Nisfu Sya'ban adalah Sa'id bin Jubair.
Sa'id bin Jubair merupakan salah seorang murid terkemuka dari Abdullah bin Abbas, salah seorang sahabat Nabi Muhammad saw.
Sa'id bin Jubair dikenal karena menjalankan praktik menghidupkan malam Nisfu Syaban dengan beribadah dan berdoa.
Kontribusi Sa'id bin Jubair dalam memperkenalkan tradisi menghidupkan malam Nisfu Sya'ban sangat berpengaruh pada masyarakat pada masa itu, dan hal ini kemudian diikuti oleh ulama-ulama lainnya.
Kriteria yang membuat Sa'id bin Jubair diakui sebagai pelopor dalam tradisi ini adalah keteladanan serta pengaruhnya sebagai ulama tabiin yang dihormati dan diikuti oleh banyak orang.
Dengan demikian, Sa'id bin Jubair dan ulama-ulama tabiin lainnya yang menghidupkan malam Nisfu Sya'ban berhasil menanamkan praktik ini dalam masyarakat.
Sehingga menjadi bagian dari tradisi keagamaan yang dijaga dan dirayakan hingga saat ini.
Malam Nisfu Syaban dianggap istimewa dalam agama Islam. Namun, pandangan 4 mazhab tentang amalan malam Nisfu Syaban berbeda-beda.
Madzhab Hanafi dan Maliki menganggap puasa Nisfu Syaban sebagai sunah yang baik untuk dilakukan.
Sedangkan Madzhab Syafi’i berpendapat bahwa puasa pada hari tersebut adalah sunah yang sangat dianjurkan.
Namun, Madzhab Hanbali memakruhkan puasa Nisfu Syaban, karena menurut penafsiran mereka, tidak ada dalil yang jelas yang menunjukkan keutamaan puasa pada hari tersebut.
Selain puasa, amalan lain yang direkomendasikan untuk dilakukan pada malam Nisfu Syaban adalah melakukan sholat sunah dan berdzikir kepada Allah.
Rasulullah juga menganjurkan untuk membaca Surat Al-Ikhlas, Surat Al-Falaq, dan Surat An-Nas sebanyak 3 kali setiap malam Nisfu Syaban.
Dalam prakteknya, umat Islam dapat memilih untuk melakukan amalan-amalan tersebut sesuai dengan pandangan madzhab yang dianut, dengan memperhatikan juga niat dan keikhlasan dalam menjalankannya.
Amalan Rasulullah saw di Bulan Sya'ban memiliki berbagai keistimewaan yang perlu diperhatikan oleh umat Islam.
Salah satu amalan yang penting adalah puasa di bulan Syaban yang merupakan salah satu sunah Nabi Muhammad saw. Dalam hadis riwayat Abu Dawud disebutkan:
" Rasulullah saw tidak pernah berpuasa sebulan penuh selain di bulan Ramadan, dan beliau tidak pernah lebih banyak berpuasa di bulan lain dibanding bulan Syaban."
Beberapa keistimewaan bulan Syaban juga terungkap dalam hadis riwayat Tirmidzi yang menyatakan bahwa di bulan ini amalan-amalan manusia diangkat ke langit.
Bulan Syaban juga dianggap sebagai bulan di mana catatan amal ibadah seseorang disampaikan kepada Allah SWT, sehingga umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak amal ibadah selama bulan ini.
Amalan Rasulullah saw di bulan Syaban merupakan bagian dari keutamaan bulan ini sebagai bulan mulia yang perlu dijalankan oleh umat Islam.
Oleh karena itu, kita diharapkan dapat memperbanyak amal ibadah, termasuk puasa dan berdoa di bulan Syaban sebagai bentuk mengikuti sunah Nabi Muhammad saw dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.