Asal-usul Batu Hajar Aswad

Reporter : Ayik
Senin, 6 April 2015 17:17
Asal-usul Batu Hajar Aswad
Dosa manusialah yang mengakibatkan perubahan warna dari putih menjadi hitam.

Dream - Hajar Aswad memang merupakan bagian yang tidak bisa dipisahkan dari Kabah. Menjadi tanda awal dan akhir dari ritual thawaf.

Juga menjadi salah satu situs Islam yang bisa dilihat, disentuh serta dicium. Bahkan sebelum berdirinya peradaban Islam, Hajar Aswad telah menjadi sebuah pilar suci bagi masyarakat Arab saat itu.

Lalu bagaimanakah asal-usul turunnya batu yang telah menghitam itu? Benarkah dahulu kala batu hajar aswad berwarna putih? Karena jika benar, lalu mengapa kini Batu Hajar Aswad berubah menjadi warna hitam pekat?

Kisah nabi Ibrahim AS diperintahkan Allah SWT untuk membangun kembali Kabah. Nabi Ibrahim menyuruh anaknya Nabi Ismail untuk mencari batu di bukit. Sesampainya di bukit, malaikat Jibril datang menghampiri nabi Ismail dan memberikan batu yang paling cantik. Mulanya batu Hajar Aswad berwarna putih bersih layaknya salju.

Namun, dosa manusialah yang mengakibatkan perubahan warna dari putih menjadi hitam. Batu Hajar Aswad memiliki bau yang sangat harum. Karena Hajar Aswad merupakan sebongkah batu tercantik dari surga. Perjalanannya pun tak luput dari kejahatan, diantaranya:

1. Hajar Aswad pernah dipendam di sumur zamzam
2. Hajar Aswad pernah dicuri
3. Hajar Aswad pernah dipukul menggunakan cangkul
4. Hajar Aswad pernah dipukul hingga pecah
Ingin tahu lebih lanjut?

Yuk selengkapnya Baca di sini .  (Ism) 

Kirimkan kisah nyata inspiratif disekitamu atau yang kamu temui, ke komunitas@dream.co.id, dengan syarat dan ketentuan sebagai berikut:

1. Lampirkan satu paragraf dari konten blog/website yang ingin dipublish
2. Sertakan link blog atau sosmed
3. Foto dengan ukuran high-res
4. Isi di luar tanggung jawab redaksi

Ayo berbagi traffic di sini! 

Baca Juga: Kisah Haru Bayi Tanpa Hidung Sarjana Itu Putuskan Jualan Roti Bakar Beromset Jutaan Rupiah Belajar dari Marbot Masjid Populasi Muslim Dunia Meningkat 7 Golongan Manusia yang Didoakan Malaikat

1 dari 3 halaman

Mengapa Menghitam?

Mengapa Menghitam?

Dream - Hajar Aswad merupakan batu yang dimuliakan. Sebagian besar umat Islam, terutama yang menunaikan ibadah haji dan umrah, berusaha menciumnya, sebagaimana dicontohkan Nabi Muhammad SAW.

Batu hitam ini berukuran sekitar 10 sentimeter dengan luas lingkaran pita peraknya sekitar 30 cm. Tingginya dari lantai dasar Masjid al-Haram sekitar 1,5 meter. Hajar Aswad pernahdipecahkan menjadi 8 bagian dengan ukuran kecil-kecil.

Dalam hadis riwayat Tarmidzi, sahih menurut Syaikh Albani, Nabi Muhammad mengatakan bahwa semula Hajar Aswad berwarna putih susu. Dalam hadis itu disebutkan bahwa Hajar Aswad menjadi hitam karena dosa-dosa manusia.

Baca selengkapnya kisah Hajar Aswad di sini. (Ism) 

 

2 dari 3 halaman

Nyaris Perang Antar-Suku

Nyaris Perang Antar-Suku

Salah satu bagian Kabah yang memilki kisah panjang adalah Hajar Aswad. Batu yang disebut berasal dari surga itu banyak diperebutkan orang.

Bahkan, saat dilakukan renovasi yang mengubah total bentuk Kabah pada Zaman sebelum Kenabian, hampir terjadi pertumpahan darah. Gara-garanya, semua suku berebut untuk meletakkan Hajar Aswad ke posisinya. Mengangkat Hajar Aswad dan menempatkan ke posisi semula memang menjadi sebuah kehormatan bagi suku-suku itu.

Dan sesepuh Suku Quraisy kemudian mengambil jalan tengah. Mereka bersepakat menyerahkan keputusan peletakan Hajar Aswad kepada orang pertama yang masuk ke Masjidil Haram. Dan ternyata orang pertama itu adalah Nabi Muhammad.

Dengan bijak, Nabi Muhammad memutuskan batu hitam itu dibawa dengan menggunakan kain sehingga setiap kepala suku yang berebut itu bisa membawa batu itu secara bersama-sama. Sehingga pertumpahan darah bisa dielakkan.

Semula, Hajar Aswad adalah sebuah batu utuh berdiameter sekitar 30 sentimeter. Namun, setelah terjadi peristiwa, batu itu pecah dan tersisa delapan keping batuan. Pecahan-pecahan itul kemudian disatukan dengan bingkai perak, lalu dipasangkan ke tempat asalnya.

Semua sepakat yang menyebabkan terpecah-belahnya Hajar Aswad itu adalah kelompok Ismailiyah Bahrain yang disebut Qarmatians yang melakukan invasi ke Mekah. Mereka menyatakan ibadah haji merupakan tindakan tahayul. Mereka juga membunuh sekitar 70 ribu jamaah haji dan membuang tubuh mereka ke sumur Zamzam.

Tak puas dengan tindakan biadab itu, mereka mengambil Hajar Aswad. Mereka menguasai Hajar Aswad selama 22 tahun sejak tahun 317 Hijriyah. Kemudian meminta tebusan hingga akhirnya dipaksa menyerahkan batu itu oleh Khalifah Abassiah.

Saat dikembalikan, batu itu sudah terpecah-pecah. Dan satu-satunya cara untuk menjaga batu itu tetap utuh adalah mengikat mereka dengan kerangka perak. Beberapa sejarawan menceritakan bahwa masih ada beberapa bagian dari batu itu yang hilang.

Begitulah sebagian kisah Kabah yang belum banyak terungkap. Setelah melalui ujian panjang, Kabah tetap tegak. Menjadi kompas setiap muslim di seluruh planet bumi untuk salat. Ia kokoh sebagai tempat paling disucikan umat Islam. Dulu maupun sekarang… (eh)

3 dari 3 halaman

Lengkapi Sudut Kosong

Lengkapi Sudut Kosong

Dream - Banyak orang yang penasaran dan mempertanyakan mengenai sejarah Hajar Aswad bisa berada di sudut tenggara Kabah, tempat bertawaf umat Islam saat ibadah haji.

Beberapa kisah menuliskan jika Hajar Aswad merupakan batu lonjong yang tidak beraturan dan berwarna hitam kemerahan yang kerap menjadi perebutan umat Islam saat melaksanakan ibadah haji.

Suatu cerita terdapat dalam buku sejarah Kabah, kisah rumah suci yang tak lapuk dimakan zaman karangan Ali Husni Al-kharbuthli. Disana diterangkan saat pembangunan Kabah mencapai tahap terakhir, ternyata beberapa bagian sudut masih kekurangan batu.

Menurut sejarawan dan pemikir muslim dari Persia Ath-Thabari, saat ingin menyempurnakan bangunan Kabah, Nabi Ismail mencari bahan yang bisa melengkapi sudut kosong tersebut. Namun ketika Nabi Ismail hendak mencari bahan bangunan itu, sang ayah, Nabi Ibrahim memerintahkan kekosongan sudut Kabah itu hanya diisi dengan batu yang telah dipilihnya.

" Ketika Nabi Ismail ingin menyempurnakan Kabah dengan sebuah benda, tetapi Nabi Ibrahim berkata : Jangan !," larang Nabi Ibrahim, dikutip dari buku sejarah Kabah, kisah rumah suci yang tak lapuk dimakan zaman karangan Ali Husni Al-kharbuthli, Kamis 26 Juni 2014.

" Carilah batu seperti yang aku perintahkan," kata Nabi Ibrahim

Mendengar perintah itu, Nabi Ismail pun segera pergi mencari batu yang diperintahkan Nabi Ibrahim. Ketika kembali, ternyata Nabi Ibrahim sudah meletakkan sebuah batu di sudut kosong itu. " Wahai ayah, dari manakah engkau mendapatkan batu itu?" tanya Nabi Ismail

" Yang membawa batu ini adalah dia yang tidak dapat menunggumu, yaitu Malaikat Jibril. Ia membawanya dari langit," jawab Nabi Ibrahim.

Mengenai penghormatan kepada Hajar Aswad dalam buku ini dijelaskan, para ulama berpendapat bahwa penghormatan itu dilakukan tak lain karena Hajar Aswad memiliki keterkaitan dengan suatu yang suci dan mulia. Yakni mengenai sejarah pembangunan sejarah Kabah yang dilakukan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail.

(Sumber: Merdeka.com)

Beri Komentar