Ilustrasi (en.yeni.mobi)
Dream - Diriwayatkan bahwa Nabi Musa AS pernah melihat seorang lelaki tengah berdoa kepada Allah. Merendahkan diri, memohon untuk suatu kebutuhan.
Dia kemudian berkata: “ Wahai Tuhanku! Seandainya kebutuhannya ada di tanganku, niscaya saya menyampaikan kebutuhan itu.”
Kemudian, Allah menurunkan wahyu kepada Nabi Musa AS, “ Wahai Musa! Sesunguhnya dia mempunyai kambing dan hatinya selalu ingat kambingnya itu. Dan Saya tidak akan menerima doa seseorang yang memohon kepada-Ku sedangkan hatinya ingat kepada selain-Ku.”
Lalu Nabi Musa memberi tahu kepada lelaki itu tentang wahyu yang baru saja diturunkan Allah. Setelah itu, pria tersebut meluangkan semua waktu untuk beribadah kepada Allah dengan sepenuh hati.
Lalu, Allah menyampaikan kebutuhannya.
*Kisah ini dikutip dari buku “ Mutiara Hikmah Tasawuf” Pustaka Tebuireng, terjemahan dari Kitab An-Nawadir.
Dream - Ini kisah hikmah yang dituturkan Kiai Mukri Rohman. Imam Masjid Kiai Sholeh Darat, Kampung Melayu Darat, Semarang Utara. Cerita ini tentang kambing milik Kiai Sholeh Darat yang memakan macan milik tamunya.
Kiai Mukri mendengar cerita ini dari gurunya, Kiai Bisri Mustofa –ayahanda Kiai Mustofa Bisri alias Gus Mus, saat mondok di Rembang pada dekade 1970-an. Berikut kisah hikmah, sebagaimana dikutip Dream dari nu.or.id:
Kisah itu bermula saat Kiai Sholeh Darat yang sudah pulang dari Mekah, kedatangan tamu. Rumahnya terletak di Darat, Semarang. Tamu yang datang ke rumah Kiai Sholeh itu adalah tokoh yang terkenal sakti dari Jawa Timur.
Tokoh yang bertamu ini juga biasa dipanggil kiai. Dia datang saat malam. Karena Kiai Sholeh sedang mengajar ngaji, seorang santri mempersilakan sang tamu menunggu di serambi langgar, seraya disuguhi minuman.
Setelah mengajar mengaji, Kiai Sholeh menemui tamu tersebut. “ Anda datang ke sini naik apa?,” tanya Mbah Sholeh.
“ Naik harimau,” jawab si tamu, seolah pamer. Kala itu, tunggangan yang lazim untuk masyarakat umum adalah kuda.
“ Diikat di mana harimau itu?” tanya Mbah Shleh.
“ Saya ikat di luar pagar sana itu. Khawatir menakuti santri-santri jenengan [Anda],” timpal tamu ini.
Mbah Sholeh hanya tersenyum. Kemudian menyuruh seorang santri menuntun macan besar tunggangan tamunya itu. Santri Mbah Sholeh Darat ternyata sama sekali tidak takut pada macan.
“ Masukkan kandang, Kang. Biar tidak kedinginan atau kehujanan,” perintah Mbah Sholeh.
Sang tamu tahu, yang dimaksud Mbah Sholeh adalah kandang kambing. Sehingga dia khawatir, harimau itu akan memakan kambing-kambing milik Mbah Sholeh.
“ Jangan dimasukkan kandang, Mbah. Nanti kambing jenengan dimakan sama macan saya,” tamu itu mencegah.
“ Tak apa-apa. Kambing saya akan aman kok,” jawab Mbah Sholeh enteng.
Sang tamu lantas dipersilakan menuju kamar untuk istirahat.
Malam itu, sang tamu sulit tidur. Kepikiran nasib kambing Mbah Sholeh. Dan keesokan harinya ternyata...
Bagaimana kisah selanjutnya dan apa hikmah di balik kisah ini? Selengkapnya baca di tautan berikut ini.
Dream - Seorang kiai biasanya mendapatkan posisi terhormat di kalangan masyarakat. Namun status itu tak selama dinikmati sebagai kemewahan. Banyak kiai yang tetap menjejak kaki ke bumi meski sangat dihormati penduduk sekitar.
Inilah yang ditunjukan KH Abdul Karim, pendiri dan pengasuh pertama Pondok Pesantren (Ponpes) Lirboyo, Kediri Jawa Timur. Saking merakyatnya, KH Abdul Karim bahkan sempat diminta tolong membawa barang bawaan calon santrinya.
Kisah ini dikabarkan terjadi di tahun 1920-an. Kala itu, seorang pemuda baru turun dari dokar di dekat area pondok. Perbekalannya sangat banyak. Tak sanggup dia membawanya sendiri.
Sejurus kemudian, pemuda calon santri baru itu melihat orang tua yang sedang berkebun. Versi lain menyebut orang tua itu sedang memperbaiki pagar tembok.
" Pak, anu, kulo saumpomo nyuwun tulong kaleh njenengan, nopo nggeh purun? (Begini, Pak, seumpama saya minta tolong anda, apa berkenan)?” tanya pemuda itu.
" Nggeh, nopo!" Jawab orang tua di kebun itu.
" Niki kulo mbeto kelopo, beto beras, kulo bade mondok teng kilen niko. Tulong jenengan beta'aken (Ini saya membawa kelapa dan beras. Saya mau mondok di barat itu. Tolong anda bawakan),” pinta pemuda tersebut.
Apa jawab orang tua itu? baca selengkapnya di tautan ini. (Ism)
Dream - Hari kiamat merupakan kepastian yang nyata. Janji Allah SWT yang digambarkan tertulis di Al-Quran.
Kehancuran alam semesta dan dikumpulkan seluruh manusia di padang mahsyar untuk menjalani hari penghakiman. Surga dan neraka menjadi tempat yang akan dituju berdasarkan amal baik atau buruk manusia.
Sebelumnya, manusia akan dibangkitkan terlebih dahulu dengan rupa yang sesuai dengan amalan semasa hidup. Ada yang dibangkitkan dengan wajah yang dirobek, tidak ada tangan dan kaki, perutnya membesar bagaikan bukit dan masih banyak rupa lainnya.
Ada juga manusia yang dibangkitkan dalam rupa menyerupai anak kambing. Mereka memohon ampunan kepada Allah namun tidak diterima.
Apa dosa yang dilakukan di dunia, sehingga Allah demikian marah dan merubahnya menjadi seekor kambing? Berikut ulasannya:
Anas bin Malik Radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah SAW bersabda bahwa pada hari kiamat nanti ada manusia yang dibangkitkan dalam rupa anak kambing. Allah SWT berfirman yang artinya:
“ Aku telah memberimu, mengaruniakan kepadamu, dan menganugerahkan kepadamu kenikmatan. Lalu, apakah yang kau perbuat?”
Apa ciri hamba Allah SWT yang akan dikutuk menyerupai hewan kambing? Baca selengkapnya ditautan ini ...
(Ism)
Kirimkan blog atau website kamu ke komunitas@dream.co.id, dengan syarat dan ketentuan sebagai berikut:
1. Lampirkan satu paragraf dari konten blog/website yang ingin dipublish
2. Sertakan link blog/web
3. Foto dengan ukuran high-res (tidak blur)
4. Isi di luar tanggung jawab redaksi
Advertisement
Begini Cara Cuci 3.742 Tempat Makan untuk MBG Untuk Pastikan Tak Ada Bakteri Beracun
Rahasia Diet ala Lisa Blackpink, Tubuh Ramping Tetap Energik
7 Artis Indonesia yang Dilamar di Luar Negeri, Terbaru Syifa Hadju di Swiss
4 Koleksi Jam Tangan Erick Thohir, Ada yang Harganya di Bawah Rp10 Juta
Cerita di Balik Lagu “Dengar”, Ekspresi Tulus Tiara Andini Menyambut Album “Edelweiss”
Pria Berpenghasilan Rp6,9 Miliar per Bulan Bangkrut, Kini Jualan Sosis