Bikin Anak Muda Minder, Kakek 88 Tahun Berhasil Lari 10 Km dalam Waktu 80 Menit

Di area yang sama, sekelompok temannya tengah berlari. Temannya pun mengajak Kim Hwa ikut berlari.

Setelah mendapat dorongan dari istrinya, ia melanjutkan dengan mendaftar ke Seremban Half-Marathon.

“ Saya tidak tahu apa-apa saat itu, tetapi saya mendaftar untuk lari maraton 21KM di setengah maraton Seremban,” ucapnya, dilansir dari World of Buzz.

Setelah mengamati rutenya, dia menyadari bahwa 21 kilometer bukanlah jarak yang pendek untuk berlari, tetapi dia memutuskan untuk melanjutkan maraton di lain waktu.

Meski belum berpengalaman, ia tetap berhasil mendapatkan medali kecil dan itu membuatnya sangat bahagia.

Rasa puas itu memicu Kim Hwa untuk terus berlari. Pada tahun 1988, ia mengikuti lari Half Marathon Seremban di kategori veteran putra.

Kali ini, dia berlatih keras dan berhasil masuk 10 besar. Bahkan, ia berhasil masuk 10 besar dari setiap kompetisi yang diikutinya dari tahun 1988-1993.

Sejak tahun 1993, Ong Kim Hwa yang saat itu berusia 59 tahun menyadari bahwa tubuhnya telah berubah dan dia tidak dapat lagi bersaing dengan mereka yang lebih muda.

Alih-alih terpuruk, dia hanya mengubah cara dia memandang sesuatu. “ Dulu pola pikir saya adalah untuk memenangkan kompetisi tapi sekarang, itu berbeda. Saya berlari dengan kecepatan saya sendiri dan bersaing dengan waktu saya sendiri,” ucapnya.

Pada awal Oktober lalu, ia juga mengikuti lomba maraton di Putrajaya dimana ia berhasil menyelesaikan lomba lari 10 kilmometer dalam waktu 78 menit.

Berbicara tentang rekor terbarunya, Ong Kim HwaPJ Half Marathon mengatakan bahwa tujuannya adalah menyelesaikan dalam waktu 100 menit.

Selain menjadi pelari marathon, ia juga memiliki pekerjaan lain di usianya yang tidak muda lagi. Pada hari-hari tertentu dalam seminggu, Kim Hwa berkeliling kota Seremban dan menjual berbagai barang yang keuntungannya disalurkan untuk amal.

Ketika ditanya mengapa dirinya masih aktif meski telah memasuki usia lanjut, Kim Hwa mengaku takut tubuhnya rusak karena telah terbiasa bekerja keras sejak muda.

“ Saya telah bekerja dari muda sampai sekarang. Saya khawatir jika saya berhenti, 'peralatan' saya akan rusak,” ucapnya.

Tidak hanya untuk kesehatan tubuh, bekerja baginya juga untuk bersosialisasi dan berbaur dengan orang-orang di kota.

Saat tidak bekerja, Kim Hwa akan menghabiskan waktu di taman kecilnya, menyiram dan memangkas hasil panennya, jogging di sekitar lingkungan atau menjadi sukarelawan.

Laporan : Erdyandra Tri Sandiva