(Foto: Www.ohbulan.com)
Dream - Tidak dapat dibayangkan jika orang yang kita paling cinta tiba-tiba pergi meninggalkan kita buat selamanya.
Namun, rezeki, ajal, jodoh dan maut sudah ditentukan Allah SWT. Siapa sangka sebulan sebelum disatukan, seorang pria Malaysia ini tewas dalam kecelakaan di Jalan Raya Sungai Dua, Penang.
Ternyata benar bahwa kita cuma hanya mampu merancang, namun sebaiknya perencanaan adalah dari Allah.
Berikut ungkapan sedih dan penuh haru Che Ros karena ditinggal pergi sang tunangan, Mohammad Khuzairi Bin Boslim.
© Dream
" Awalnya kita bertemu melalui aplikasi WeChat setelah menggunakan fitur Shake pada 2013 silam. Kebetulan kita ternyata berasal dari daerah yang sama. Masa pertama kali itu, kamu mengajak chatting terus, tapi aku menanggapi sesekali saja.
Namun sikap pantang menyerah yang kamu tunjukkan membuat hatiku luluh. Mulanya kita hanya berteman dekat setelah bertemu di darat untuk pertama kalinya pada 1 September 2014 dekat Taman Jubli.
Pada tanggal 9 September, kamu menyatakan niat untuk serius yang aku terima dengan ikhlas. Kita semakin serius dalam menjalani kebersamaan hingga pada 2015 kita merencanakan akan bertunangan sehari sebelum hari ulang tahunmu.
Alhamdulillah, pada 9 Januari 2016, aku sudah bertunangan denganmu. Kita sangat bahagia karena akhirnya bisa menjadi pasangan. Kamu begitu sabar dalam membimbingku selama bertunangan hingga kita berencana untuk melangsungkan akad nikah.
© Dream
Pada 16 Oktober 2016 kita berencana akan melangsungkan akad nikah di kantor agama terdekat sebelum menggelar pesta pernikahan pada tanggal 11 November. Seperti halnya pernikahan pada umumnya, selalu ada sedikit salah paham. Kita pun sama-sama diam.
Adikmu tiba-tiba telepon pada tanggal 13 Oktober, mengabarkan bahwa kamu mengalami kecelakaan di Jalan Raya Sungai. Serius, saat itu aku berpikir adikmu hanya bergurau.
Aku kemudian memberitahu keluarga, dan disuruh menanyakan lagi kebenaran berita tersebut. Ternyata aku mendapat jawaban yang sama bahwa kamu memang mengalami kecelakaan.
Keluargaku pergi ke rumah sakit, termasuk aku, yang mengemudikan mobil sendiri sambil menangis dengan ditemani seorang keponakan.
Ketika adikmu memberitahu bahwa kondisimu semakin buruk, aku langsung lemah dan tak kuat untuk terus mengemudi sehingga digantikan oleh keponakan. Ketika berjalan menuju ruang gawat darurat, di sana sudah banyak anggota keluargamu yang menunggu dengan wajah yang penuh kesedihan.
Aku tak bisa menahan rasa sedih ketika melihat ibumu menangis saat aku memberi salam dan memeluk ibumu. Beberapa menit kemudian, dokter memberitahu bahwa kamu harus menjalani operasi pembedahan segera sebab keadaanmu benar-benar kritis.
Setelah ayahmu memberi izin dilakukan operasi, tak lama kemudian dokter memanggil kedua orang tuamu untuk masuk ruang operasi. Lama juga orang tuamu di dalam. Dan ketika mereka keluar, ibumu terlihat sangat lemah dan memberitahu bahwa kamu sudah meninggal dunia.
Aku benar-benar tak bisa menahan kesedihan dan syok hingga jatuh. Tubuhku lemah, terbujur kaku di atas lantai. Semuanya nampak hitam. Aku ditenangkan orang-orang, sementara air mata ini tak henti-hentinya mengalir walaupun dalam keadaan setengah sadar.
© Dream
Dokter kemudian memberitahu anggota keluarga boleh masuk. Keponakanku memapahku untuk menatap wajahmu untuk yang terakhir kali sebelum kamu dimandikan dan dikafani.
Aku hanya bisa bersedih melihat wajahmu yang terlihat tenang dengan senyuman yang terukir di atasnya. Maafkan aku karena tidak bisa menatap wajahmu lama-lama. Aku semakin lemah dan hanya Allah saja yang tahu perasaanku saat itu.
Aku begitu lemah, tak kuat berjalan hingga dipapah keluar ke ruang tunggu. Setelah itu aku pulang untuk mandi dan bersiap menjemput jenazahmu di rumah sakit.
Aku seperti tak percaya, sosok di dalam ambulans jenazah itu adalah dirimu, Mohammad Khuzairi Bin Boslim. Semoga kamu ditempatkan di kalangan orang-orang yang beriman. Amin.
Allah hanya pinjamkan kamu untukku selama 2 tahun 11 hari saja. Tapi aku tak pernah lupa semua kenangan kita.
(Sumber: ohbulan.com)