Moch Hafidh, Bocah Asal Dayeuhkolot Sumbang Tabungan Untuk Tim Medis (Instagram @dayeuhkolot1)
Dream - Sungguh mulia perbuatan Moch Hafidh, 10 tahun. Di tengah situasi serba sulit, bocah kelas III Sekolah Dasar ini tergerak untuk membantu tim medis yang tengah menangani pasien virus corona.
Kamis kemarin, 16 April 2020, Hafidh diantarkan sang ibu mendatangi kantor Polsek Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Dia bermaksud memberikan uang tabungannya sebagai donasi guna membantu tim medis.
Hafidh dan ibunya tiba di Polsek sekitar pukul 14.00 WIB membawa kaleng biskuit. Kaleng itu berisi recehan yang selama ini dikumpulkan Hafidh dari sisa uang jajannya.
Dalam akun Instagram Polsek Dayeuhkolot @dayauehkolot1, pecahan uang koin tersebut disumbangkan Hafidh dengan harapan bisa membantu pembelian Alat Pelindung Diri (APD) untuk para tenaga medis agar tehindar dari paparan virus corona.
" Hafidh sempat menanyakan kepada saya apa dan untuk apa APD itu dan saya menjelaskan kepadanya. APD adalah alat pelindung diri yang sangat dibutuhkan oleh tenaga medis dalam menangani pasien corona. Lalu Hafidh mengungkapkan ingin membantu membeli APD dengan menyumbangkan tabungannya," jelas ibu Hafidh, Rikoh Rotikoh.
Ayah Hafidh, Ruhiyatna, berprofesi sebagai tukang servis televisi. Sedangkan Rikoh sehari-hari berdagang bakso ayam. Meski berasal dari keluarga sederhana, Hafidh tidak berkecil hati dan ikhlas memberikan sumbangan kepada tim medis.
Hafidh sendiri diketahui telah menabung selama 9 bulan. Dengan uang jajan yang diberikan ibunya tidak seberapa.
" Saya hanya memberikan yang jajan sehari Rp2.000 untuk Hafidh. Hafidh mengatakan wabah virus corona yang menimpa Indonesia ingin segera berakhir supaya dirinya bisa bersekolah dan bermain kembali dengan teman-temannya," jelas Rikoh.
Keikhlasan hati Hafidh, membuat netizen ramai dan terharu ketika membacanya. Unggahan tersebut menjadi viral di Bandung.
Dream - Dua bocah asal Makassar, Sulawesi Selatan, Tata dan Unsia yang masing-masing berusia 7 tahun ternyata menyimpan kepedulian terhadap tim medis yang berjuang di garda depan penanganan virus corona.
Keduanya menyumbangkan tabungan untuk membantu tim medis memenuhi kebutuhan Alat Pelindung Diri (APD).
Dua bocah itu menyalurkan bantuannya ke Posko Jurnalis Peduli Kemanusiaan yang didirikan di Sekretariat Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Makassar di Jalan Toddopuli VII Nomor 23 A Makassar. Dana sebesar Rp349 ribu diserahkan keduanya dari hasil menyisihkan uang jajan selama enam bulan.
" Ini untuk dokter biar bisa beli masker, ini dari tabungan kami selama enam bulan," jelas Tata dikutip dari Merdeka.com.
Koordinator Jurnalis Peduli Kemanusiaan Sulawesi Selatan, Darwin Fatir, mengatakan donasi Tata dan Unsia merupakan bentuk respon cepat. Dia menegaskan dua bocah tersebut patut mendapatkan apresiasi.
" Tata dan Unsia di usia masih sangat muda ini sudah peduli akan kemanusiaan. Kami sangat salut dan bangga serta berterima kasih atas sumbangan yang diberikan," kata Darwin.
Jurnalis Peduli Kemanusiaan merupakan gerakan lintas organisasi media yang terdiri dari Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Makassar, Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Sulsel, Perhimpunan Jurnalis Indonesia (PJI), dan Pewarta Foto Makassar.
Darwin menghimbau masyarakat untuk saling menolong dalam kondisi seperti ini.
Posko JPK Sulsel dipusatkan di Sekretariat AJI Makassar. Sedangkan untuk donasi melalui rekening BNI Makassar atas nama M Darwin F di nomor rekening 584667615,
" Sekecil apapun bantuan Anda, tentu akan sangat bermanfaat bagi para tenaga medis," tutup Darwin.
(Sumber: Merdeka.com)
Dream - " Ketika ambulans datang untuk menjemput Ibu, hati ini serasa runtuh. Air mata sudah mengalir tetapi saya tahan, karena saya ingin menunjukkan kepadanya bahwa saya kuat."
Itulah ungkapan warga Malaysia, Ahmad Hafizuddin Shopian menceritakan momen sedih dan mengharukan ketika ibunya, Rohaya Ibrahim, terpaksa dibawa ke rumah sakit setelah didiagnosis positif Covid-19.
Ahmad Hafizuddin mengatakan ibunya terinfeksi virus corona dari ayahnya, Shopian Mat Nasir, 68 tahun, yang dirawat di rumah sakit tiga hari sebelumnya.
“ Ayah menjalani tes cepat setelah salah seorang temannya yang juga anggota jemaah di masjid dinyatakan positif. Pada 18 Maret, Dinas Kesehatan Daerah (PKD) menelepon memberitahu ayah positif. Pagi harinya, ambulans datang untuk membawanya ke rumah sakit," kata Ahmad Hafizuddin.
Menurut Ahmad Hafizuddin, keluarga yang di rumah juga menjalani tes cepat di rumah sakit karena kontak dekat dengan ayah mereka.
Sambil menunggu hasilnya, dia menitipkan anak dan istrinya yang sedang hamil ke rumah mertuanya.
" Sabtu sore, setelah sholat Ashar, Ibu dapat telepon dari PKD bahwa dia dinyatakan positif," kata Ahmad Hafizuddin.
Sementara Ahmad Hafizuddin mengaku cukup terkejut dengan pemberitahuan tersebut. Ibunya malah tenang-tenang saja.
" Saya terkejut, dalam kepala muncul pikiran macam-macam. Tapi Ibu malah terlihat tenang. Saya bantu dia berkemas seperti saya siapkan barang ayah sebelumnya," kata pria 29 tahun itu.
Namun yang membuat Ahmad Hafizuddin merasa terharu adalah benda pertama yang dipikirkan ibunya untuk dibawa ke rumah sakit adalah Alquran.
Advertisement
Lebih dari Sekadar Bermain, Permainan Tradisional Ajak Anak Latih Fokus dan Kesabaran
Bikin Ngakak, Solusi Tora Sudiro yang Sering Dipunggungi Oleh Sang Istri Saat Tidur
Layanan Transaksi 7 Gerbang Tol Dalam Kota Jakarta Kembali Normal
Perhatian Buat yang Suka Menyangga HP Pakai Kelingking, Ini Bahayanya!
TemanZayd, Komunitas Kebaikan untuk Anak Pejuang Kanker
Konser Sejarah di GBK: Dewa 19 All Stars Satukan Legenda Rock Dunia dalam Panggung Penuh Magis
Rangkaian acara Dream Inspiring Women 2023 di Dream Day Ramadan Fest Day 5
Desain Samsung Galaxy S26 Bocor, Isu Mirip iPhone 17 Pro Bikin Heboh Pecinta Gadget
Official Genas, Komunitas Dance dari Maluku yang `Tularkan` Goyang Asyik Tabola Bale
Lebih dari Sekadar Bermain, Permainan Tradisional Ajak Anak Latih Fokus dan Kesabaran
Bikin Ngakak, Solusi Tora Sudiro yang Sering Dipunggungi Oleh Sang Istri Saat Tidur