Dianggap Hewan Jadi-jadian, Buaya di Makassar Balik ke Habitat Asal

Reporter : Razdkanya Ramadhanty
Kamis, 12 November 2020 18:35
Dianggap Hewan Jadi-jadian, Buaya di Makassar Balik ke Habitat Asal
Hewan buas ini pun diperlakukan layaknya seperti manusia.

Dream - Kemunculan seekor buaya dari Sungai Tallo, Jalan Urip Sumoharjo, Kelurahan Tello Baru, Kecamatan Panakkukang, Kota Makassar, sempat menggemparkan warga sekitar.

Menurut informasi, buaya berukuran dua meter itu pertama kali muncul ke tepian sungai, Selasa, 10 November lalu.

Saat pertama kali ditemukan, warga setempat meminta waktu agar buaya dipertemukan dengan orang yang mengaku sebagai keluarganya.

Setelahnya, buaya akan dilepas apabila syarat tersebut telah dipenuhi.

1 dari 4 halaman

Diperlakukan Seperti Manusia

Bhabinkamtibmas Polsek Tallo Baru Polsek Panakkukang, Bripka Muhammad Kazim mengatakan, buaya yang ditangkap warga di sungai Tello, sebelumnya diamankan di salah satu rumah warga di Jalan Paccinang Makassar.

" Iya, buaya itu dibawa ke rumah warga bernama Muliadi. Buaya itu disimpan atau ditempatkan di dalam rumah," kata Muh Kazim saat dikonfirmasi, dikutip dari Tagar.id, Kamis 12 November 2020.

Ketika buaya muara ini ditemukan, langsung dibawa ke rumah warga karena dianggap sebagai kembaran manusia.

Setelahnya, hewan buas ini pun diperlakukan layaknya seperti manusia, karena ditempatkan atau dibaringkan diatas kasur lengkap dengan bantal dan kain kafan sebagai selimutnya.

2 dari 4 halaman

Dilepas Kembali ke Habitat Asal

Pada Kamis, 12 November 2020 tadi, buaya tersebut telah dilepaskan oleh warga sekitar untuk dikembalikan ke habitat aslinya. Buaya dilepas oleh tokoh masyarakat setempat disakasikan warga dan orang yang disebut-sebut sebagai keluarganya.

Kemunculan buaya dari tepi Sungai Tallo, Makassar tersebut sempat viral di media sosial.

Pengendara yang melintas dari atas jempatan sempat merema detik-detik ketika hewan buas itu dievakuasi ke darat.

3 dari 4 halaman

Disebutkan, kemunculan buaya ini hanya untuk memperlihatkan dirinya jika ia masih ada dan masih hidup.

Buaya itu dibaringkan di atas karpet dan diselimuti dengan kain berwarna putih. Buaya nampak tenang meski dikerumuni sejumlah orang dalam ruangan.

Nampak seorang perempuan mengoleskan cairan berminyak di atas punggung buaya. Di samping perempuan, ada benda serupa dupa yang dibakar, lilin, kelapa muda, dan beberapa batang rokok yang disimpan di piring.

" Buaya itu di oleskan minyak, katanya agar bisa hidup di darat. Ada juga kelapa muda," tambah Kazim.

Sesekali perempuan yang dianggap sebagai tokoh adat melayangkan tangannya ke api di dalam dupa kemudian mengelus punggung buaya.

 

Beri Komentar