Ilustrasi (Foto: Shutterstock)
Dream - Misteri mengenai mayat yang bisa bergerak-gerak kini akhirnya terkuak. Dulu, kita membayangkan kondisi ini hanya terjadi di film-film horor yang mengerikan. Namun ternyata gerakan mayat merupakan suatu hal yang lumrah dan umum terjadi di dunia nyata.
Dalam istilah medis, proses tersebut dinamakan dengan dekomposisi. Sebuah studi yang dilakukan peneliti asal Australia ini mengemukakan bahwa secara alami tubuh mayat bisa saja bergerak di dalam peti. Bahkan ditemukan gerakan-gerakan saat mayat sudah dikubur selama 1 tahun lamanya lho.
Lalu bagaimana penjelasan lebih detail terkait proses dekomposisi pada mayat? Simak ulasannya berikut ini.
Beberapa menit setelah manusia meninggal dunia, dekomposisi sudah bisa terjadi. Jantung yang berhenti berdetak akan membuat sel-sel dalam tubuh kekurangan oksigen. Akibatnya, enzim akan mencerna membran sel dan kemudian bocor saat sel memecah. Proses ini umumnya dimulai dari organ yang kaya akan enzim, yakni hati dan otak.
Setelah sel memecah, semua jaringan dan organ tubuh akan berhenti berfungsi. Sel darah yang rusak akan keluar dari pembuluh yang pecah, kemudian menetap di kapiler dan pembuluh darah kecil, sehingga warna kulit mayat berubah.
Suhu tubuh mayat juga akan mulai menurun, lalu rigor mortis (kaku mayat) pun terjadi pada kelopak mata, otot rahang, leher, sebelum akhirnya mencapai anggota tubuh lainnya. Otot juga menjadi kaku, dan persendian terkunci.
© MEN
Penelitian yang dipimpin oleh Alyson Wilson dari Central Queensland University ini dilakukan pada mayat yang meninggal dunia karena faktor alami, misalnya sakit. Alyson dan rekannya menemukan bahwa tubuh mayat masih bisa bergerak bahkan mengubah posisinya di dalam kubur.
Temuan ini memberikan acuan baru bagi ilmu forensik. Sebelumnya, para peneliti forensik akan menyimpulkan mayat yang ditemukan dengan posisi tertentu, kemungkinan juga meninggal dengan posisi yang sama beberapa waktu sebelumnya. Bahkan tubuh mayat bisa terus berubah meski sudah 1 tahun meninggal dunia.
Untuk meneliti dekomposisi, para peneliti menggunakan alat untuk merekam perubahan pada mayat saat terjadi proses dekomposisi. Mereka juga memastikan tidak ada satupun hewan yang bisa menyentuh tubuh mayat.
Alyson dan rekannya melakukan penelitian selama lebih dari 17 bulan, namun sisa-sisa tubuh masih bisa bergerak sendiri. Alyson menjelaskan, pergerakan tubuh dari mayat bisa saja terjadi akibat proses dekomposisi saat tubuh mayat menjadi mumi dan ligamen tubuh mengering.
Tubuh manusia memiliki 200 tulang, beberapa triliun mikroba, dan 37 triliun sel. Saat seseorang meninggal dunia, ia membutuhkan waktu yang lama untuk benar-benar bisa terurai dengan tanah. Berikut fasenya:
1. Satu Tahun
Dalam waktu kurang dari satu tahun, seluruh benda yang terbungkus dalam mayat di kubur (baju, kain kafan) akan hancur akibat cairan tubuh asam dan racun yang “ memakannya”.
2. Sepuluh tahun
Di waktu itu, kondisi kelembapan, lingkungan yang basah, serta rendahnya oksigen akan membuat rekasi kimia muncul. Tubuh akan mengubah lemak di paha dan bokong menjadi grave wax, yang teksturnya seperti sabun.
3. Lima puluh tahun
Setelah setengah abad berlalu, jaringan tubuh manusia mulai mencair dan hilang, sehingga menyisakan kulit serta tendon yang nantinya juga akan hancur.
4. Delapan puluh tahun
Setelah 80 tahun mayat berada di dalam kubur, tulang-tulang akan mulai memecah. Yang tersisa hanyalah kerangka mineral rapuh.
5. Satu abad
Setelah satu abad berlalu, semua tulang dan sisa bagian tubuh lainnya akan ikut hancur seperti debu. Mayat hanya akan menyisakan gigi, grave wax, dan beberapa helai benang nilon dari pakaian atau kain yang terbungkus.
(Sah, Sumber Sehatq)
Kandungan Surah An Naziat, Beserta Asbabun Nuzul dan Keutamaannya
Kumpulan Doa Khatam Quran dan Keistimewaan Jika Mengamalkannya
Potret Gadis Sadiqah Kakak Alshad Ahmad yang Jadi Sorotan, Ternyata Adik Ipar Wulan Guritno
Potret 'Berani' Baila Fauri, Kekasih Devano Danendra Anak Iis Dahlia
Sering Disebut Salah Kostum, Begini 5 Potret Ayu Ting Ting yang Dinilai Tak Sesuai Tema Acara